Matahari sudah terbenam, menunjukkan bahwa kami sudah bermain seharian, aku mengantarkan Jae In pulang karena hari sudah larut, tidak baik jika dia pulang sendiri.
“Aku boleh kerumahmu besok ?” tanya Jae In tiba-tiba saat kami sudah hampir dekat dengan rumahnya. Aku tidak menjawab pertanyaan itu.
“Kenapa ? Masih tidak boleh ?” tanya Jae In lagi
Bukannya menjawab, aku malah menatap Jae In. Aku berpikir apa Jae In akan suka dengan kondisi keluargaku yang jelas berbeda dengannya. Ada ketakutan dalam diriku yang membuatku tidak langsung meng-iya-kan permintaan Jae In. Tapi disisi lain sepertinya ini saatnya aku mengenalkan Jae In pada ibu, agar ibu tidak terlalu khawatir padaku yang memang tidak pernah punya teman. Akhirnya aku mengangguk ragu dan berkata “aku jemput besok sebelum makan siang ya. Makan siang dirumahku oke ?”
Jae In langsung tersenyum bahagia dan mengangguk cepat. Sepertinya dia memang sangat ingin mengenal ibuku. Aku membalas senyumannya. Tidak terasa kami sudah ada didepan pintu rumah Jae In.
“Kau tidak mau masuk dulu ?” tanya Jae In
“Tidak terimakasih. Aku harus cepat pulang” ucapku
“Emm. Baiklah. Sampai jumpa besok” ucapnya lalu hendak membuka pintu
“Eh tunggu” cegahku
“Ada apa ?”
“Kau tidak memberikan ciuman selamat malam padaku ?” tanyaku dengan senyum jail
Tanpa aku duga sama sekali, Jae In tersenyum lalu mendekat kearahku, ini justru membuatku salah tingkah karena tidak menyangka Jae In benar-benar akan melakukannya. Semakin dekat dia kearahku dan DUG..... Kakiku jadi sasaran tendangannya lagi “Awwwww, Sakit Jae In” aku meringis
Jae In hanya menjulurkan lidahnya lalu membuka pintu dan langsung masuk tanpa berkata-kata. Sementara aku masih menunduk memegangi kakiku yang kena tendangannya lagi. Aku lalu tersenyum singkat dan berkata “gadis itu benar-benar ya, senang sekali menendangku”. Aku berjalan pelan meninggalkan rumah Jae In dengan masih tersenyum.
Besoknya aku sudah bangun pagi-pagi sekali, membeli bahan-bahan makanan, dan membersihkan rumah. Aku sudah memberitahu ibu bahwa temanku akan datang. Ibu bilang dia akan memasak untuknya hari ini dan aku bertugas membersihkan rumah. Sebenarnya aku senang ibu akhirnya ada waktu untukku.
“Kapan temanmu datang ?” tanya ibu
“Aku akan jemput dia jam 10 nanti bu” ucapku yang masih sibuk dengan alat-alat rumah tangga seperti sapu, kain pel, dan lam kering. Sudah seperti pembantu rumah tangga saja aku ini.
“Kau menjemputnya ? Kenapa tidak kau beri saja alamat kita” ucap ibu heran
Aku memang tidak memberitahu ibu bahwa temanku yang akan datang adalah seorang wanita, jadi wajar saja ibu bertanya. Mana mungkin aku menjemput teman priaku.
“Aku takut dia kesasar” jawabku singkat
Ibu hanya mengangguk-anggukan kepalanya, dan tangannya masih sibuk dengan bumbu-bumbu dapur.
Setelah selasai membersihkan rumah, aku melihat jam dinding dan sudah menunjukan pukul setengah 10 aku langsung mandi dan bersiap-siap untuk menjemput Jae In.
“Bu, aku pergi dulu ya” ucapku setelah selesai mandi dan siap-siap
“Ya, hati-hati sayang” ucap ibu dari arah dapur
Aku langsung melesat ke halte bus, karena memang aku tidak punya kendaraan pribadi. Aku belum membutuhkannya, lagi pula Jae In tidak masalah saat aku bilang akan jemput dengan kendaraan umum, dia gadis yang luar biasa bukan. Tidak terlalu lama aku menunggu dan bus pun datang. Dengan hati yang berdebar aku masuk dan menunggu bus itu membawaku untuk bertemu dengan Jae In. Sekitar 15 menit aku turun di halte dekat rumah Jae In, aku hanya perlu berjalan kaki selama 5 menit dan sudah sampai di depan rumah Jae In, aku ketuk pintu itu pelan, tak lama gadis manis berambut sebahu itu muncul dengan mini dress berwarna pink dan sepatu cats yang cocok dengan dressnya aku langsung melihat leher jenjangnya yang sudah dihiasi kalung dengan bandul bingtang yang kemarin kami beli. Aku tersenyum dan dibalas dengan senyuman yang sangat manis.

KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE IN SEOUL
Fiksi Remaja"kau percaya dengan soulmate?" "tidak, kau sendiri ?" "aku percaya,suatu hari nanti aku akan menemukan belahan jiwaku" "hanya orang bodoh yang percaya dengan itu" Bagaimna denganmu ? Apa kau percaya dengan apa yang dinamakan belahan jiwa ? Jae In se...