03

77 6 3
                                    

Pagi ini aku bangun bukan karena suara mami Irene atau ancamannya, tapi karena suara jam weker yang sudah aku duga merupakan kerjaan kak Jaehyun. Suaranya sangat berisik, sampai buat telingaku berdenging dan sakit untuk beberapa saat. Karena kesal, hampir saja aku melemparkan jam itu sebelum akhirnya mami  Irene masuk ke kamarku.

"Haena! Mau seberapa banyak lagi kamu rusakin jam? Astaga anak gadis kok begini banget sih,"

"Mi.. ini siapa... ah pasti kak Jae..." kataku masih terbata-bata karena nyawa baru bangun tidurku belum terkumpul semua.

"Ayo bangun sayang, kamu hari ini kelas pagi lagi kan? Udah gitu semalem Jae bilang gak bisa anter kamu, kalo naik kendaraan umum waktunya lebih lama buat nyampe kampus."

"iya iya mi, jangan bawel, pusing nih baru bangun"

"hehe.. maaf ya, gak ke kontrol soalnya. Udah buruan bangun, mami tunggu di bawah ya."

Setelah mengatakan itu mami Irene beranjak meninggalkan aku yang masih terduduk di atas kasur sambil mengucek-ngucek mataku. Aku masih sangat mengantuk karena semalam melanjutkan mengerjakan tugas sampai hampir pukul 12. Untunglah tugasnya dapat selesai, sehingga setidaknya malam ini aku bisa menonton film atau sekedar menonton video-video di Youtube.

***

"Mi, Haena berangkat ya!" ujarku sambil setengah berlari menghampiri mami Irene yang sedang mengoleskan selai stroberi ke selembar roti tawar.

"Eh.. eh bentar, ini sarapan dulu sayang."

"Gak usah mi, udah telat nih,"

"Tapi kan baru jam segini, lagian kalo naik ojolnya motor lebih cepet,"

"Enggak ah mi, Haena mau naik bis aja, lebih murah"

"Aduh, kamu ko perhitungan banget sih, udah ini sarapan dulu," kata mami Irene menghampiriku sambil membawa dua lembar roti yang sudah diolesi selai stroberi tersebut.

"Gak ah mi, Haena mau naik bis aja, udah lama juga, udah ya mi Haena berangkat dulu!" kataku sambil membawa selembar roti lalu mencium kedua pipi mami Irene.

"Kamu ini ya, yaudah ati-ati ya sayang. Selesai kelas langsung pulang!" kali ini mami Irene berbicara sambil mengikutiku menuju pintu keluar rumah.

***

Sudah lama rasanya aku tidak duduk seperti ini di halte bis, menunggu kedatangan bis sambil memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang, sibuk dengan ponsel, atau pun berjalan dengan tergesa-gesa untuk mengejar waktu. Kelas hari ini memang diundur, sehabis mandi aku mendapat kabar kalau kelasnya diubah menjadi pukul 9. Tetapi, entah kenapa aku tetap saja ingin berangkat pukul 7, dan ternyata menyenangkan duduk seperti ini di halte.

Sambil mendengarkan lagu-lagu yang kebanyakan dinyanyikan oleh EXO dan Day6, aku terus mengamati setiap aktivitas yang dilakukan orang-orang disekitarku. Aku juga sengaja melewatkan dua bis yang sebenarnya merupakan tujuan ke arah kampus. Aku masih menikmati suasana ini, aku menyukai suasana seperti ini.

Jam sudah menunjukkan pukul 8, bertepatan pula dengan bis jurusan kampusku yang kali ini berhenti di halte. Segera aku memasuki bis tersebut tak lupa menempelkan kartu mahasiswaku, karena perusahaan bis ini dan kampusku sudah bekerja sama, jadi aku tinggal menggunakan kartu mahasiswaku yang sudah diisi saldo khusus untuk membayar beberapa fasilitas umum, termasuk bis ini.

Aku kira pukul 8 seperti ini keadaan bis tidak akan padat, ternyata sangat padat sampai membuatku harus berdiri karena tidak kebagian tempat duduk. Meskipun membuat mood ku hancur, tetapi aku merasa Tuhan memberikanku anugerah yang luar biasa, pegawai kedai paman Kim berada di bis yang sama denganku. Ingin menangis rasanya, melihat rupanya, sungguh ciptaan Tuhan mana lagi yang harus aku dustakan.

Lets Not Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang