(POV Jungwoo)
Seperti biasa, hari-hariku diisi dengan kuliah dan bekerja. Tapi aku tetap mencoba untuk selalu terlihat bahagia, aku selalu mengingat kata-kata ayahku, jika kita melakukan sesuatu dengan niat dan tujuan membahagiakan orang yang kita sayangi, pasti apapun yang dikerjakan akan menyenangkan.
Setiap hari, meskipun kenyataannya fisikku tidak bisa membohongi, aku sering sekali merasakan sakit terutama dibagian kaki dan tangan yang sering aku gunakan untuk beraktifitas. Tetapi, aku selalu mengingat bunda dan adik-adikku di rumah, sehingga akhirnya aku mampu untuk melanjutkan pekerjaanku.
Kedai paman Kim merupakan salah satu pekerjaan yang aku miliki. Aku sangat bersyukur bahwa ayah sudah mengirimkan seorang temannya yang sangat baik hati padaku serta bunda dan adik-adikku.
Selain di kedai paman Kim ini, aku juga bekerja di salah satu café dengan jam kerja pukul 8 sampai 11 malam. Aku memang memiliki hari yang sangat sibuk, bahkan hari minggu pun aku harus tetap bekerja.
Meskipun bunda melarangku untuk bekerja sekeras ini, tapi aku tetap bersikukuh untuk melakukannya. Aku merasa bahwa ayah sudah memberikan kepercayaan padaku untuk menjaga bunda dan adik-adik.
Sore ini, aku menjaga kedai paman Kim sendirian. Paman Kim pamit untuk bertemu dengan adiknya yang datang dari luar kota. Untunglah, sore itu pengunjung tidak terlalu ramai, sehingga aku tidak merasa kewalahan.
Paman Kim memang hanya mempekerjakanku, itupun karena aku memohon-mohon padanya untuk bekerja di kedai miliknya ini, karena paman Kim memang masih merasa sanggup untuk mengelola kedainya sendiri.
Sembari menunggu pelanggan yang datang, aku berusaha melawan rasa bosanku dengan mengelapi satu persatu mangkuk yang baru selesai aku cuci sambil memandang ke arah jalanan yang banyak dilalui oleh orang-orang yang baru pulang kerja ataupun sengaja untuk berjalan-jalan.
Sampai akhirnya akupun dikejutkan dengan kedatangannya, Haena.
"Paman Kim, apa kabar? Mau pesan bubur yang biasa aku pesan dong!"
Tidak langsung menjawab, aku mematung dan memandanginya sebentar. Tapi untunglah aku langsung sadar dari lamunanku itu, serta segera menghampirinya dan menanyakan apa yang dia inginkan.
Bohong jika setelahnya aku merasa biasa saja, dia cantik, terlihat ceria, dan juga ramah.
Mungkin bukan hanya aku yang merasakan seperti ini ketika melihatnya, tapi kenapa aku mudah sekali merasakan perasaan ini?
Dia tidak tahu saja selama aku meracikkan bubur pesanannya dan membelakanginya, hatiku berdetak dengan cepat. Ah, apakah ini karena aku terlalu lama sendiri dan merasa kesepian?
Dia juga sangat lucu, entah apa yang dia pikirkan, tetapi dia sempat lupa untuk membayar bubur pesanannya, wajahnya juga memerah ketika memberikan uang tersebut padaku. Dia menggemaskan bahkan ketika sedang terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lets Not Fall In Love
FanfictionKim Jungwoo, laki-laki unik yang menyukai matahari terbit, dan membenci matahari terbenam. copyright©2019/Vinayananayana