10

40 4 0
                                    

(POV Jungwoo)

Dia bahkan lebih indah saat ku tatap langsung, sedekat ini. Dia bahkan lebih cantik saat tersenyum, seperti ini. Melihatnya sedekat ini membuatku ingin selalu menjaganya.

Aku rasa, kamu mulai berharga untukku, Haena.

Awalnya aku tidak ingin terjatuh terlalu dalam padamu. Awalnya aku juga tidak ingin kamu mengenalku terlalu jauh. Tapi kurasa itu sulit, mengingat perasaanku yang sepertinya tanpa diaba-abapun sudah jatuh sangat dalam.

Aku bukan tipe orang yang menanyakan apa masalah yang sedang kamu rasakan saat ini. Aku hanya akan menunggumu siap untuk menceritakannya. Yang bisa kulakukan saat ini hanya terus bersamamu, menjagamu, dan membuatmu merasa lebih tenang.

Terimakasih sudah mau bercerita banyak padaku tentang hidupmu, terimakasih sudah mendengar ceritaku dengan sangat baik. Keinginanku saat ini hanya satu, membuatmu untuk tidak terluka dan menangis.

Aku terkejut melihat perlakuan kakaknya pada Haena saat tadi menjemputnya. Apakah memang Haena terbiasa diperlakukan seperti itu? Tapi Haena tadi bilang bahwa keluarganya sangat menyayanginya. Semoga Haena baik-baik saja.

***

(POV Haena)

Aku tidak mengatakan apapun pada kak Jaehyun, yang aku lakukan saat ini hanya menatap ke arah jalanan. Syukurlah saat ini jalanan tidak terlalu macet sehingga kami bisa lebih cepat sampai rumah.

Aku yakin, berulang kali kak Jaehyun melirik ke arahku, mencoba untuk membuka suara. Tapi lagi-lagi ia mengurungkannya. Akupun sebenarnya masih sangat malas jika harus ngobrol dengan kak Jaehyun, aku takut akhirnya kami malah kembali berdebat.

Mungkin karena tidak kuat dengan keheningan ini, kak Jaehyun lebih dulu mengajakku berbicara,

"Dek,"

Aku tidak menjawab, kemudian hening kembali untuk beberapa saat.

"Dek, lo tuh kenapa sih?"

Aku hanya menghela nafas kasar.

"Udah dong jangan kaya gini, gue gak suka."

"Emang lo pikir gue suka kaya gini, kak?" kini aku sudah membuka suara dan beralih menatap kak Jaehyun yang masih sibuk menyetir.

"Yaudah gue minta maaf,"

Aku masih belum menanggapi permintaan maaf kak Jaehyun ini. Bukan, bukan karena aku tidak mau memaafkannya. Aku sudah memaafkannya, tapi aku masih merasa kesal padanya.

"Haena,"

"Udah deh kak, jangan ajak ngomong gue dulu."

Kak Jaehyun hanya menanggapinya dengan menghela nafas berat. Mungkin itu lebih baik daripada ia malah menjawab lalu kami beradu argumen lagi, hah sangat melelahkan.

Aku pikir ketika kita dalam keadaan emosi seperti ini, sama-sama diam akan menjadi jalan yang terbaik.

***

Sesampainya di rumah aku langsung turun dari mobil dan meninggalkan kak Jaehyun di mobil untuk memarkirkan mobilnya.

Rumah terlihat sepi karena mami Irene dan papi Suho sedang ke luar kota, mami Irene bilang besok baru pulang karena perjalanan cukup jauh jadi mereka memilih untuk menginap di sana.

Aku langsung berjalan menuju kamarku di lantai dua.

Meskipun mood ku membaik ketika tadi bersama Jungwoo, tetap saja aku kembali merasa buruk saat bertemu kak Jaehyun.

Ku rebahkan diriku di kasur, dan menatap langit-langit kamarku sambil beberapa kali menghembuskan nafas berat.

Hari ini cukup berat untukku, aku ingin menangis tapi entah kenapa tidak bisa.

Menyebalkan.

Badanku sudah mulai gatal, aku ingin segera mandi, kebetulan malam ini aku tidak ada tugas jadi aku bisa mengistirahatkan pikiranku ini setelahnya.

Aku melemparkan ponselku yang sejak tadi masih di kantong celanaku, lalu beranjak pergi ke kamar mandi.


Ting!


Line

Jungwoo

Haena, kamu baik-baik aja?

*****


Haloo, maaf yaa kemarin gak bisa update..

Hari ini aku mau update 2 chapter sekaligus^^

Makasih banyak yang masih setia buat baca cerita akuu, jangan lupa vote dan komennya yaa

Aku pengen ceritanya lebih bagus lagi jadi butuh dukungan dari kalian semuaa, terimakasihh❤️❤️❤️

Lets Not Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang