14

24 3 0
                                    

Hari ini tidak ada kelas, kemarin saat berkunjung ke rumah, Yuqi mengajakku untuk ke Lotte World.

Ya lumayan, untuk menghilangkan penat ini.

Aku dan papi Suho masih merasa canggung. Saat akan meminta izin pada mami Irene aku melihat papi Suho sedang duduk di ruang keluarga.

"Mi, Haena izin mau main sama Yuqi, Doyoung ya?"

"Main kemana sayang? Kamu masih keliatan pucat gitu," kata mami lalu menyimpan piring yang sedang ia rapikan itu.

"Ke Lotte World mi, Haena bosen. Lagian Haena dijemput Doyoung ko, nanti pulang juga dianter Doyoung. Boleh ya mi?"

"Tapi kamu beneran udah gakpapa?"

"Beneran gakpapa mi, serius deh!" kataku sambil memegang tangan mami Irene.

"Yaudah, tapi janji ya antar jemputnya sama Doyoung." Mami Irene mengelus rambutku.

"Siap!"

"Tuh izin juga sama papi kamu," suruh mami Irene sambil menunjuk ke papi Suho dengan bola matanya.

"Gak ah mi, sama mami aja ya bilangin."

Mami Irene menghela nafasnya lalu mengangguk.

Tak lama suara klakson mobil Doyoung terdengar dari luar. Buru-buru aku mencium pipi mami Irene dan bergegas keluar rumah.

Saat melewati ruang keluarga, aku sudah tidak melihat keberadaan papi Suho. Mungkin papi Suho berada di ruang kerjanya.

Mami Irene membuntutiku, katanya ingin menitipkanku pada Doyoung. Beginilah Mami Irene, masih saja menganggapku sebagai anak kecil.

"Doy, nitip Haena ya, nanti pulang tolong kamu anterin lagi ke sini." Kata mami Irene tanpa basa basi saat aku membuka pintu depan mobil Doyoung.

"Halo tante.. siap tante, Haena bakalan pulang tanpa ada lecet sedikitpun hehehe." Seru Doyoung dari dalam mobil.

"Yaudah. Tapi kalian berdua aja? Yuqi mana?" mami Irene sedikit mencondongkan badannya ke dalam mobil mencari keberadaan Yuqi.

"Yuqi nanti dijemput terakhir tante, rumahnya kan udah deket-deket Lotte World."

"Oh gitu, yaudah hati-hati ya Doy bawa mobilnya. Kamu jangan lupa makan ya Haena!"

"Iya iya mi, yaudah kita berangkat dulu ya!" ujarku sambil menutup pintu mobil.

***

Terakhir kali aku ke Lotte World bersama keluargaku mungkin sekitar 2 tahun yang lalu. Sejak aku kuliah, kami jarang main seperti ini, paling kami hanya berjalan-jalan di mall, nonton atau karaokean.

Bersama Doyoung dan Yuqi juga jarang sekali, karena kami kuliah di jurusan yang menghabiskan masa muda kami untuk kepo akan permasalahan yang sedang ada di masyarakat. Kalaupun jalan-jalan, paling itu disela-sela kami liputan.

"Wah! Udah lama banget kita gak kesini!" seruku sambil berlari menuju ke dalam Lotte World.

"Haena, gak usah lari-lari woy! Malu!" Yuqi ikut berlari bersamaku, maksud dia untuk menahanku agar tidak lari-larian lagi.

Wahana yang pertama kami coba adalah The Adventures of Sinbad. Wahana ini ada di area indoor, cara menikmatinya dengan naik perahu yang bermuatan sekitar dua puluh orang. Pengunjung akan diajak berkeliling melihat pemandangan khas dongeng pelaut asal Timur Tengah.

Kami juga menaiki wahana lainnya, seperti Magic Island, Folk Museum dan wahana yang bisa membuatku teriak dengan keras mengeluarkan semua yang selama ini membuatku sesak, yaitu Bungee Drop, Roller Coaster, dan Gyro Swing.

Hari ini rasanya sangat menyenangkan. Aku dapat tertawa lepas, berteriak dengan bebas, melupakan segala masalahku kemarin. Yuqi dan Doyoung juga sangat merawatku, aku memang seperti anak kecil yang akan hilang akal jika sudah berada di taman bermain seperti ini.

Saat ini kami sedang istirahat duduk di bangku yang terletak di depan jajaran toko-toko yang menyediakan merchandise Lotte World.

"Abis ini ngopi dulu yuk, ke tempat biasa gue sama Lucas," ajak Yuqi.

"Boleh, apalagi kalo lo yang bayarin. Boleh banget!" seru Doyoung semangat.

"Gue aja yang traktir, kan kalian berdua udah ajak gue seneng-seneng hari ini." tawarku.

Kedua sahabatku pun terlihat senang dan memelukku. Ya, mereka memelukku karena ada embel-embel traktiran.

***

Café yang direkomendasikan Yuqi cukup dekat dengan rumahku, tapi membutuhkan waktu sekitar setengah jam dari Lotte World.

Aku dan Yuqi duduk di meja yang menghadap ke kaca besar, memperlihatkan pemandangan jalanan yang cukup ramai. Doyoung yang memesankan minuman dan kue untuk kami. Tentunya memakai kartu kreditku.

"Haena! Lo tau gak siapa yang gue temuin?" Doyoung menaruh nampan berisikan latte green tea milik Yuqi, chocolate black tea milikku, macchiato caramel milik Doyoung, dan tambahan cake vie red velvet.

"Siapa?"

"JUNGWOO."

Aku yang mendengar nama yang diucapkan Doyoung langsung tersedak karena terkejut.

"Hah? Mana? Dia kerja di sini?"

Itu bukan aku yang banyak bertanya, tapi Yuqi.

"Ntar ke sini, udah gue suruh gabung tadi."

"Hah? Ngapain lo ajak ke sini Do-" kalimatku terpotong saat melihat Jungwoo yang sudah berjalan menuju meja kami.

Astaga dia terlihat tampan dengan apron yang dia kenakan.

Astaga dia terlihat tampan dengan apron yang dia kenakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halo.." sapanya pada kedua sahabatku.

"Hai, Haena."

Jungwoo memberikan senyuman yang paling aku sukai di dunia ini, senyum yang membuatku candu.

"Ha..lo.. Jungwoo," sudah beberapa kali bertemu tetap saja aku merasa gugup.

"Lo sibuk gak? Kalo gak gabung sini," ajak Doyoung sambil menunjuk kursi di sampingku yang kebetulan kosong.

"Oh, kebetulan shift aku udah abis. Ini udah masuk jam pulang." Katanya lalu duduk di sampingku.

Deg.. semoga Jungwoo tidak mendengar suara detakan jantungku.

"Pas banget dong! Ntar lo sekalian anter ini nenek lampir pulang aja ya?"

"Hah? Ko gitu Doy? Lo udah janji sama ma-"

Lagi-lagi kalimatku terpotong, kali ini oleh Yuqi.

"Iya Jung, Doyoung mau anterin gue ke rumah tante gue. Mendesak."

"Apaan sih, Yuq-"

"Oke siap. Kalian tenang aja!" jawab Jungwoo yang membuat kalimatku lagi-lagi menggantung.

Ketika mendengar jawaban Jungwoo, aku merasakan panas pada wajahku. Sepertinya wajahku lagi-lagi dibuat merah olehnya.

Jungwoo ternyata anaknya mudah bergaul. Ia juga cerewet, banyak bicara seperti Doyoung.

Kamitertawa bersama ketika saling bertukar cerita tentang kehidupan di jurusanmasing-masing. Aku bahagia melihat bagaimana ia tersenyum dan tertawa.

 *****

Maaf yaa kualitas fotonya jelek hehehe

Jangan lupa votenya yaaa!❤

Lets Not Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang