'Cincin perak bagaikan harta'
•
•
Happy Raeding...
Namjoon POVAku terbangun dengan merentangkan tanganku ke atas hingga menimbulkan bunyi. Aku melihat sekeliling kelas tiada seorangpun kecuali aku.
Setelah ingin beranjak berdiri, aku mendengar suara langkah kaki. Aku mengenali suara langkah kaki itu.
Dengan cepat aku langsung menidurkan diriku kembali seperti semula.
Tidak lama setelah itu, aku merasa seseorang berdiri tepat di depanku dengan nafas yang memburu. Orang tersebut menarik bulpoin milikku yang tepat berada di bawah lenganku.
'Apa yang si babo ini lakukan?' Fikirku.
Setelah merasa tiada seorangpun, aku mulai mengangkat kepalaku sedikit. Aku mendapati dua kimbab dan selembar kertas terselip di sisi tengahnya yang tergeletak di atas mejaku.
Aku mulai mengambil kertas itu lalu membacanya 'Oppa Mianhae, tapi kau harus memakannya' Aku membuang nafas kasar sembari meremat kertas yang ada ditanganku.
'Ck, dasar babo' batinku.
Sebelum aku berniat membawa kimbab itu ketempat sampah, sebuah tangan meraih pergelangan tanganku.
"Hyung, apa yang kau lakukan?" Tanya seorang pemuda yang berdiri tepat di sampingku. Iya, dia adalah Jungkook. Adik kelas dua tahun lebih mudah dariku.
"Membuang makanan, apa lagi?"
"Yak Hyung, kenapa kau membuang makanan itu?"
"Jika kau mau, kau bisa ambil" ucapku, dengan menyodorkan kimbab pada Jungkook lalu diambilnya.
"Gomawo hyung. Kalau kau tidak ingin memakannya, kenapa harus membelinya?"
"Bukan aku yang membelinya, tapi Ali"
"Mwo?!sejak kapan kau memanggilnya dengan nama aslinya?" Tanya jungkook, sembari duduk di sampingku untuk memakan kimbab.
"Jika dia tidak ada di sini aku tidak perlu memanggilnya 'babo'." Ucapku, memutar bola mataku malas.
"Ck, kenapa kau sangat membencinya hyung? Padahal ku lihat Ali tidak pernah keberatan akan sikapmu. Dan
sementara itu dia sering sekali diam-diam memperhatikanmu. Walaupun kau tak pernah menerima perhatiannya""Itu karena dia sangat bodoh dalam segala hal" ucapku, mendengus kesal.
"Hyung tidak ada yang sempurna di dunia ini. Asal kau tau, Ali memiliki kelebihan yang mungkin belum kau ketahui" ucap jungkook, yang mulai berdiri.
"Aah.. iya satu hal lagi. Jika kau terus seperti ini kau tidak akan dapat apapun" ucap Jungkook, berlalu meninggalkanku.
******
Author POVAli duduk dengan bersandar di bawah pohon besar yang terletak di halaman belakang sekolah. Tempat yang biasa Ali kunjungi saat makan siang ataupun hanya sekedar menenangkan diri.
Tempat yang sunyi dan sejuk dengan jemari-jemari Ali yang tak hentinya memainkan ranting, kerikil, maupun daun-daun yang tepat berada di sekelilingnya.
Ali menghembuskan nafas lega disaat sang angin mulai melewatinya. Yang seakan perlahan mampu mengobati sakit fisik maupun hati yang sudah dia alami.
Entah sadar atau tidaknya, setetes air mata keluar perlahan dari sudut matanya hingga membasahi pipi lebamnya. Dengan cepat Ali segera menghapus air mata itu dengan telapak tangannya.
"Hu apa ini? Sejak kapan aku selemah ini?" Lirihnya, sembari tangannya masih senantiasa mengusap wajahnya.
Tidak berselang lama, seseorang dengan perlahan menyentuh bahu Ali dari belakang yang berhasil membuat Ali tersentak.
"Hei, mianhae telah mengejutkanmu" ucap pemuda bersurai coklat, sembari duduk di samping Ali.
"Tidak apa Seokjin oppa" ucap Ali, pada pemuda yang satu tahun lebih tua darinya.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Seokjin.
"Aku selalu kemari saat makan siang. Ataupun hanya sekedar untuk menenangkan diri"
"Lalu coba jelaskan tentang pipi lebammu itu?" Tanya Seokjin. Dia menatap Ali intens seakan menginginkan jawabannya segera.
"Aah.. i-ini aku hanya tidak sengaja terbentur" bohong Ali, sembari menggaruk tekuknya yang dirasa tidak gatal.
"Tidak, kurasa itu lebih ke luka tamparan" sambil kembali meneliti luka lebam di pipi kanan Ali.
"Katakan padaku siapa yang melakukan ini? Apa Kim Namjoon yang melakukan semua ini?" lanjut Seokjin, raut wajahnya berubah menjadi datar saat ini. Ali yang melihat perubahan kakaknya langsung meneguk salivanya. Dia tak habis pikir Seokjin akan semenyeramkan ini.
"Ne mianhae, aku yang membuat dia marah oppa" jelas Ali, sedikit menunduk tak berani melihat wajah kakaknya yang kini mulai berapi-api.
"Ck, dasar cengunguk itu" sebelum Seokjin hendak berdiri pergelangan tangannya sudah di genggam erat oleh Ali.
"Mianhae oppa aku yang bersalah disini, jadi jangan lakukan apapun pada Namjoon oppa" Mohon Ali, dia tidak ingin kakak angkatnya bertindak lebih jauh lagi.
"Ali, oppa macam apa yang tega melihat adiknya di perlakukan seperti ini" kesal Seokjin, dia sedikit meninggikan suaranya.
"Oppa aku baik-baik saja sungguh" Jawab Ali, sembari menunjukkan senyum terbaiknya.
Seokjin hanya diam. Dia tau betul senyum itu dipaksakan. Seokjin berfikir kenapa adiknya tetap tersenyum walau raga dan batinnya tidak dapat menerima perlakuan dari seorang Kim Namjoon.
Seokjin merasa malu, karena dia merasa belum bisa menjaga adik angkatnya dengan baik.
*******
Namjoon POV
Aku menatap keluar jendela kamarku. Dan mulai membiarkan angin menerpah wajahku. Tiupan angin itu membuat rambutku berdiri seakan tidak tunduk dengan adanya gravitasi. Fikiranku mulai tertuju pada seorang Ali.
Pandanganku beralih pada cincin di genggamanku. Menyentuh permata biru kecil di sana.
"Apa yang aku belum tau darimu babo? Yang aku tau kau hanyalah orang bodoh, tak banyak bicara dan..."
Aku menghembuskan nafas kasar dan mulai berjalan menuju ranjangku. tidak lupa menutup rapat-rapat jendela milikku.
Aku menatap langit atap rumahku. Sembari berusaha menepis hal yang berkaitan dengan sosok Ali yang terus bermunculan akhir-akhir ini.
"Ck, kau penyebab aku merasakan hal seperti ini babo. Kau harus membayarnya lain kali" gumamku, sebelum tertidur.
______________________________
Annyeong...
Mianhae kalau chapter kali ini kurang memuaskan T_T
Jangan lupa vote dan komen ne ^_^
Thank you^^
KAMU SEDANG MEMBACA
'Mianhae' Kim Namjoon
Teen FictionAli seorang siswi pendiam, tak pandai bergaul, Selalu gagal dalam setiap mata pelajaran, tentu diam-diam menyukai seorang Kim Namjoon. Siswa terpopuler akan ketampanan dan kepintarannya yang suka membully Ali dan memperlakukan Ali layaknya pesuruh. ...