'Akan lebih baik bukan, jika kedua benda tersebut kau jadikan satu?'
•
•
Happy Reading...
"Hei babo, ayo katakan apa yang kau pesan" ucap Namjoon, yang sedari tadi menunggu Ali yang belum memesan apapun."Mianhae oppa, hanya saja aku tidak melihat minuman dengan harga yang terjangkau" lirih Ali, yang masih dapat didengar oleh Namjoon.
Namjoon menaikan sebelah alisnya heran. 'Apa Seokjin hyung tidak memberinya uang saku' batin Namjoon.
"Kalau begitu minuman miliknya samakan saja denganku" tak butuh persetujuan dari Ali, Namjoon segera memesankan minuman milik Ali pada pelayan yang tengah berdiri di sampingnya.
Pelayan itu menganguk dan kemudian berlalu meninggalkan mereka berdua dalam keheningan. Namjoon mulai membuka laptop miliknya yang berlogo 'Apel Krowak' untuk menyibukkan diri di sana. Sedangkan Ali, jika kalian bertanya? Ali sedang bosan saat ini. Ali hanya melipat kedua tangannya di meja dengan pandangan tak henti melihat sekeliling caffe.
"Oppa" lirih Ali, memecah keheningan di antara mereka.
"Ada apa?" Ucap Namjoon, sembari pandangannya masih menatap ke layar laptop miliknya.
"Aku hanya ingin memastikan satu hal" ucapan Ali seakan tak didengar oleh Namjoon yang hanya sibuk berkutik pada laptop.
"A-aku hanya ingin memastikan, apa sudah ada setitik cinta di hatimu untukku?"
Namjoon bungkam. Dengan cepat dia mengalihkan pandangannya menatap Ali yang tengah tertunduk.
"A-apa maksudmu?" Ucap Namjoon, pria ini tengah berusaha menetralkan pergerakan jantungnya yang dua kali lebih cepat dari biasanya.
"Aniyo, bukan apa-apa"
Sebenarnya Ali sedikit takut dengan jawaban yang diberikan Kim Namjoon. Ali sangat tau di mana posisinya sekarang. Dia tak lebih dari seorang babo, pesuruh, maupun orang yang dibenci oleh Namjoon. Ali hanya bermaksud dengan perlahan mengutarakan isi hatinya sebelum takdir merenggut satu persatu nafas yang tersisa darinya.
******
"Hoseok hyung!" Seru Jungkook, dia masih berusaha menyeimbangi langkah Hoseok.
"Aish! Kookie kau lamban sekali" protes Hoseok, yang masih melangkah menyusuri jalanan kota seoul yang mulai gelap.
"Hei hyung! Kau berjalan seperti sedang lari maraton saja"
"Dasar kau saja yang lamban" kekeh Hoseok, dia memperlambat langkahnya agar dongsaengnya dapat mensejajarkan langkahnya.
Langkah Hoseok terhenti ketika mendapati dua orang yang dia kenal tengah berdua di dalam caffe.
Jungkook yang sadar melihat hyungnya ini berhenti mendadak mulai menatap hyungnya heran.
"Hyung kenapa kau berhenti?" merasa diacuhkan, Jungkook mempoutkan bibir bawahnya tak suka.
"Hyung apa yang kau lihat?"
Merasa penasaran Jungkook mulai mengikuti arah pandang hyungnya itu.
Jungkook menatap tak percaya melihat Namjoon dan Ali berdua di dalam sebuah caffe. Dari balik kaca jendela caffe, mereka dapat melihat dengan jelas wajah Namjoon yang berkutik pada laptop. Sedangkan Ali, dia tengah sibuk menulis sesuatu di sana.
"Ternyata reaksinya secepat ini" lirih hoseok, yang berhasil mengalihkan pandangan Jungkook menghadap kearahnya.
"Apa maksud dari perkataanmu Hyung?" Jungkook menaikan alisnya heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
'Mianhae' Kim Namjoon
Teen FictionAli seorang siswi pendiam, tak pandai bergaul, Selalu gagal dalam setiap mata pelajaran, tentu diam-diam menyukai seorang Kim Namjoon. Siswa terpopuler akan ketampanan dan kepintarannya yang suka membully Ali dan memperlakukan Ali layaknya pesuruh. ...