'Permata biru yang kau gesekkan pada batu keras sekali pun masih berkilau'
•
•
Happy Reading...
Ali PovAku terbangun mendapati jam yang ada di sampingku, pukul 05:30.
Sesegera mungkin aku berlari menyambar handuk yang ada di lemari pakaianku dan segera bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.Skip
Aku berlari menuruni tangga dengan baju yang sudah rapi dan sebungket bunga lily di
tangan kananku. Aku sedikit berlari menuju meja makan. Dan mendapati pemuda bersurai coklat yang terlihat sibuk dengan alat-alat dapur miliknya."Selamat pagi oppa" sapaku, aku duduk di meja makan sembari sabar menunggu Seokjin dengan apa yang dimasaknya.
"Selamat pagi Ali" ucapnya, sambil mengusap pelan pucuk kepala ku.
"Makanlah, aku sudah memasakkanmu nasi goreng kimchi kesukaanmu" Ucapnya, sambil menaruh semangkuk besar nasi goreng kimchi di atas meja.
Aku mulai mengangguk, mengiyakan perintah Seokjin.
Sudah 2 tahun aku tinggal bersama Seokjin oppa di apartemen milik appanya.
Seokjin adalah kakak angkatku yang aku sayangi. Lebih tepatnya, aku menumpang hidup pada keluarga Tuan Kim.
Semenjak orang tuaku meninggal dunia 2 tahun lalu karena kecelakaan besar itu, mereka mengangkatku sebagai anak dan aku tinggal bersama mereka. Appa Seokjin mengaku kalau dia sahabat dari appaku dan dia ingin membalas jasa mendiang appaku karena berjasa atas keluarganya.
Beruntung, mereka selalu memperlakukan ku layaknya anak sendiri.
"Appa dan eomma. Aku sungguh beruntung memiliki keluarga kecil seperti mereka. Kalian tau, appa dan eomma baruku selalu memenuhi kebutuhanku termasuk kasih sayang yang selalu kalian berikan padaku dulu. Walaupun mereka sudah bekerja di luar negeri, tetapi mereka masih sering mengabariku serta menanyakan kabarku. Seokjin oppa, dia tidak pernah lelah mengajariku banyak hal, menjagaku, memasakkan makanan kesukaanku, dan tak lelah memberi ucapan selamat pagi disertai senyumnya setiap saat.
Sebenarnya ada seseorang yang ingin ku perkenalkan pada kalian berdua. Tentang seseorang yang bernama Kim Namjoon.
Iya, kalian pasti sudah melihat bagaimana seorang Kim Namjoon dari atas sana.
Mianhae, karena masih belum bisa mempertemukan kalian dan memperkenalkannya pada kalian berdua.
Tapi kalian tidak perlu khawatir akan hal itu, aku akan segera membawanya suatu saat. Beristirahatlah kalian di sana ne.
Atas permintaan appa, aku akan berusaha untuk belajar lebih giat lagi supaya aku bisa mengejar beasiswa di Jepang. Aku menyayangi kalian."
Tanpa aku sadari setetes air mata jatuh perlahan menerobos sudut mataku. Kata-kata itu yang selalu aku lontarkan didepan makam kedua orang tuaku. Aku sadar bahwa aku sangat lemah di depan mereka, begitupun saat ini.
Jika dibandingkan dengan sosokku seperti biasa, sangat jauh berbeda.
Sekarang ini aku bukanlah Ali yang kuat. Yaitu Ali yang berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis di depan semua orang termasuk Seokjin.
Nyatanya hanya kedua orang tuaku lah yang bisa membuatku seperti ini, apalagi berbicara dengan mereka berdua membuatku melampiaskan kesedihan dan sakit batin yang kurasakan. Itu karena aku bisa leluasa menangis dan tidak ada seorangpun yang mengetahui kelemahanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
'Mianhae' Kim Namjoon
Teen FictionAli seorang siswi pendiam, tak pandai bergaul, Selalu gagal dalam setiap mata pelajaran, tentu diam-diam menyukai seorang Kim Namjoon. Siswa terpopuler akan ketampanan dan kepintarannya yang suka membully Ali dan memperlakukan Ali layaknya pesuruh. ...