[T] Chapter 11

1.7K 153 13
                                    

Gomawo oppa karena kau sudah datang dalam hidupku. Kau mengisi setiap hariku walaupun kau mengisinya dengan terus membullyku. Awalnya aku mengira kau membenciku karena kebodohanku. Kau benar, aku memang bodoh seperti yang kau bilang. Aah~ apa kau sudah menerima novelku? Aku menitipkannya pada Seokjin oppa untuk di berikan kepadamu. Awalnya aku ingin memberikannya langsung padamu. Tapi keadaanku saat ini menutup kemungkinan. Beritahu padaku jika Seokjin oppa tidak memberikannya. Aku akan memarahinya. Kau tau selama hidupku aku meminta 3 permohonan kepada tuhan, dan tuhan mengabulkan sebagian dari permohonan itu. Kau pasti penasaran akan permohonanku. Tunggu aku menceritakan langsung padamu ne. Aku mencintaimu Kim Namjoon.

16 Desember 2009

____________________________________


'Saat kedua benda itu bersatu akan menjadi sebuah ikatan'

"Babo kau harus bangun ne! Kau sudah berjanji padaku bahwa kau akan selalu bersamaku!" Ucap Namjoon, dia tak dapat membendung tangisnya saat melihat Ali sedang di tangani para suster dan dokter yang ada di tempat itu.

"Babo bangunlah ku mohon! Kau masih berhutang padaku! Aku akan sangat marah dan membencimu jika kau tak ingin bangun!"

Namjoon benar-benar menaikan nadanya. Dia marah saat dokter berusaha mengembalikan detak jantung Ali.

"Apa yang kau lakukan dokter Jeon?! Ali hanya tidur, kenapa kalian menggunakan alat itu?!"

Seokjin terus menahan tubuh Namjoon agar tidak bergeming dari tempatnya. Namjoon merontah dia ingin segera membangunkan Ali.

Selang beberapa detik para suster dan dokter menghentikan kegiatan mereka. Dokter Jeon yang berada tak jauh dari tempat Namjoon dan Seokjin berdiri hanya menggeleng pertanda Ali tak dapat di selamatkan.

"Tidak! Itu tidak mungkin, kau..kau pasti berbohong dokter!"

Namjoon berlari menuju Ali yang tengah tertidur damai di sana.

Para suster mencoba mencabut infus dan juga tutup oksigen dari Ali, tapi Namjoon menolak. Dia tidak ingin alat itu di cabut begitu saja dari tubuh Ali.

Dia percaya Ali sedang tidur dan akan segera terbangun.

"Babo" lirih Namjoon, sembari telapak tangannya menyentuh pipi pucat Ali.

"Hei jangan tidur terlalu lama. Aku merindukanmu babo"

"Cepat bangun, dan lihat ini"

Namjoon mengeluarkan sebuah pucuk surat dan novel pemberian Ali dari tangan kirinya.

"Jin hyung sudah memberikan novelnya padaku, jadi kau tak perlu memarahinya"

"Babo kapan kau akan bangun? Kau berhutang penjelasan tentang 3 permintaan itu. Kau benar, aku sangat ingin tau apa permintaanmu. Aah baiklah aku akan menunggumu sampai kau terbangun. Dan aku akan jamin itu."

Namjoon meraih tangan pucat Ali yang sedari tadi di anggurnya dan mulai mengusapkannya pada pipinya.

"Babo aku mencintaimu. Jadi bangunlah, hiduplah bersamaku."

Namjoon mengeluarkan cincin perak indah dengan permata biru kecil dari sakunya. Dengan tangan yang sedikit bergetar, Namjoon dengan perlahan menyematkannya di jari manis Ali.

"Lihat sangat pas di jari manismu. Ini pertanda bahwa aku sudah melamarmu."

Namjoon tersenyum, air mata yang sedari tadi di bendungnya lolos begitu saja.

"Aku membenci takdir untuk saat ini, karena dia dengan mudahnya mengambilmu dariku. Jadi ku mohon lawan takdir itu babo bangunlah!"

Mendengar interaksi keduanya, Seokjin tidak dapat membendung air matanya. Seokjin menyandarkan tubuhnya pada tembok ruang itu sembari terus menangis.

Namjoon tak bergeming, dia masih menunggu Ali terbangun.

'Tuhan hanya kau yang bisa mengubah takdir. Aku memang berdosa tapi ijinkan permata ini berkilau lagi.' Batin Namjoon, sembari masih terisak.

"Babo bangunlah ku mohon" lirih Namjoon.

Namjoon menyatuhkan dahi miliknya pada Ali hingga nafas Namjoon terasa pada hidung Ali.

Seakan menyalurkan nafas miliknya..

TAKDIR PUN BERUBAH...

*

*

*

Ali POV

Kau tau aku mencintaimu oppa. Jika aku dapat berbicara padamu maka aku pasti akan mengelu tentang penyakitku saat ini.

Aku tidak tau sampai di mana hidupku. Selama aku menutup mataku, aku berada dalam kegelapan duniawi. Aku berlari saat itu untuk mencari secercah cahaya. Aku menemukan cahaya kecil di sana di antara kegelapan.

Aku berusaha memasukinya, tapi hanya jari manisku yang dapat masuk ke dalam sana. Aku terduduk lemas dan menangis di sana.

'Babo' aku mengenali panggilan itu. Panggilan dari seorang pria yang aku cintai tampak menangis di depanku menyuruhku agar kembali.

Aku tersenyum saat kau bilang padaku bila kau mencintaiku. Pada saat itu juga aku bernafas lega. Aku tidak mengira kalau itu adalah nafas pertama yang ku hembuskan untuk sekian menit.

Aku bersyukur tuhan masih membiarkanku terus bersamamu.

Aku berjanji akan terus menjaga harta yang paling berharga yang telah di berikan tuhan kepadaku.

Aku mencintaimu Kim Namjoon.

____________________________________

Belum END...^*^

Tunggu chapter spesial yang akan datang.^^

Cepat ya udh mau end..
Gk sabar namattin aja :v

Lope yu readers :*

'Mianhae' Kim NamjoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang