Ini bukan akhir

106 5 2
                                    

Segalanya bermula kala matanya menyirat kehangatan di bulan agustus. Menyapa dengan nada yang dibuat sempurna. Dibalik hiruk piruk manusia lain yang sedang serius berdiskusi. Matanya lekat menatap seperti menemukan hal teristimewa. Dalam sekejap mata itu terus melindungi untuk beberapa tahun kemudian.

Segalanya berlangsung amat sangat panjang. Tidak, ini bukan waktu yang sebentar. Bila orang lain akan berkata demikian, tidak denganku. Terlalu banyak kehangatan yang tercipta. Terlalu banyak sendu yang tak sengaja tergores. Begitu pula terlalu banyak harapan yang di panjatkan. Segalanya menguat seiring berhembusnya nafas. Namun sekian waktu melemah, dan itu lebih kuat dari apapun.

Harusnya lebih banyak waktu kupanjatkan hanya pada pemilik-Nya. Harusnya begitu. Sekian waktu jari jemarinya kian mengepal. Mulutnya lebih banyak berbusa di banding hari hari yang terlewatkan. Tanpa makna. Tanpa janji. Hanya sekosong ruangan sunyi kali ini. Terlalu banyak yang terlewatkan. Bagaimana harus menafsirkannya.

Namun jiwaku takkan begitu saja berhenti. Pandanganku tak lagi memburam. Aku harus bertahan. Tuhan telah menjanjikan segalanya. Ini bukan akhir. Namun bersamamu mungkin adalah detik yang terakhir. Aku pulang.

-chairil fairy-
(Bandung, Januari 2019)

Memoar WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang