Ada jutaan masa kala kamu terbangun dalam kasur yang empuk lalu lagi lagi tertawa sendirinya. Masa yang kamu lalui penuh tanya namun senyum yang tak lepas. Masa sahabatmu jadi manusia paling bingung. Masa khayalmu jadi dunia paling menarik. Masa lukamu kau lalui tanpa mau tahu.
Seseorang menebak. Mungkin hampir benar. Ah sisanya tabu. Katanya begini. Kamu kasmaran. Terlalu gagah tidak? Bukan. Bukan lagi anak SMA yang menjerit kegirangan karena itu. Tapi mungkin benar. Satu bis tadi jadi saksi mengerikan. Menjadi penonton seorang perempuan di usia keduapuluh duanya menari semaunya. Ah kau rupanya belum paham.
Hari ini saja.
Iya Kau yang sedari pukul 12 siang tadi menjadikan tugas akhirku kewalahan. Dan berakhir kepulangan yang cukup membuatku tersenyum kewalahan di jalanan.
Hai
-Chairil Fairy-
KAMU SEDANG MEMBACA
Memoar Waktu
Poesía[TAMAT] Kemarilah, kamu cukup bahagia bersamaku. Memoar waktu, sebagian mengisahkan manakala masa menjadi waktu menunggu yang menyenangkan atau bisa jadi menggores luka, segalanya murni berkat kuasa Tuhan serta tangan tangan eksentriknya. Menariknya...
