Hujan 61

1.2K 63 3
                                    

Sebenarnya Mentari dulu lah yang dekat dengan Langit sebelum Biru dan Mawar. Sebelum Langit dekat dengan Biru, Mentari bahagia bisa dekat dengan Langit walau laki-laki itu cuek dengannya. Walau begitu terkadang Langit perhatian ketika Mentari menceritakan semua masalahnya dan Langit dengan senang hati memberikan saran atau sekadar mendengar. Mentari yakin bahwa sebenarnya Langit adalah laki-laki yang baik hanya saja ia tidak pandai berbicara maupun bersosialisasi.

Semakin lama Mentari semakin suka dengan Langit. Namun Mentari memendam rasa itu karena takut kalau Langit tahu ia akan menjauhi Mentari, maka dari itu Mentari tidak ingin mengutarakannya. Bagi Mentari, dekat seperti ini dengan Langit sudah cukup.

Tapi itu semua tidak bertahan lama. Mentari menyadari perubahan sikap Langit dari yang kelihatan cuek menjadi sedikit ceria. Sehabis Mentari mencari tahu ternyata ada seorang perempuan yang membuat Langit berubah, yaitu Sekar perempuan yang terkenal tidak bersih dan tidak rapih. Mentari heran, kenapa Langit bisa dekat dengan perempuan yang seperti itu?

Rasa sakit dan tidak enak menjalar ke hati Mentari, ia berusaha untuk tidak bertindak konyol karena rasa cemburunya. Ia pun mencoba mendekati Sekar yang ternyata biasa dipanggil Biru. Mentari tertegun, ia tidak mampu menyakiti perempuan sebaik Biru. Biru adalah perempuan yang lugu dan terlalu naif. Pantas saja Langit bisa suka dengan Biru. Mentari merasa dirinya tidak pantas untuk Langit.

Kemudian Mentari memutuskan untuk mendukung Langit dengan Biru. Namun sayangnya ternyata Biru menyukai laki-laki lain dan tidak menyadari perasaan Langit yang menyimpan luka didalam hatinya. Awalnya Mentari kesal tapi ia sadar bahwa perasaan tidak bisa dipaksakan, seperti dirinya sekarang. Ia tidak bisa memaksa Langit untuk menyukainya. Tapi disisi lain Mentari merasa jahat, karena ia sedikit senang kalau Biru tidak akan bersama dengan Langit dan dirinya memiliki kesempatan sekali lagi untuk Langit.

Perlahan Mentari menjadi muak dengan Biru. Ia tega mengunci Biru di gudang karena ia begitu benci dengan Biru yang tidak menghargai perasaan Langit. Mentari sadar bagaimanapun juga perasaan Langit tidak akan pernah berubah untuk Biru dan disana tidak ada ruang bagi Mentari.

Sekarang Mentari menyesali semuanya. Ia menyesal sudah melakukan hal yang jahat dan Langit menjauhinya. Mentari hanya ingin mereka berdua bahagia, ia tidak ingin Biru menyakiti Langit. Karena bagi Mentari, Biru adalah obat untuk Langit. Ia ingin Langit bahagia meskipun dirinya hancur karena itu.

.

.

.

Sudah dua minggu Biru menunggu kehadiran Langit di sekolah. Ia merasa penat dan lelah namun harapannya masih besar. Biru menghela nafas, ia berusaha untuk tidak percaya dengan perkataan Riyan waktu itu dan terus meyakinkan dirinya bahwa Langit tidak pergi keluar kota. Apa karena Langit sakit keras? Jika iya Biru ingin sekali menjenguknya karena khawatir tapi Biru tak tahu alamat rumah Langit. Padahal Biru mengaku bahwa ia sahabat baik dengan Langit namun alamat rumahnya saja ia tidak tahu.

Semakin lama Biru sadar. Ia sadar akan sikapnya. Ia sadar selalu mengabaikan Langit yang mencintai dirinya. Ia terlalu fokus dan selalu memikirkan Bintang yang sekarang sudah tidak lagi memperdulikan dirinya. Rasa sakit itu masih ada ketika Biru mengingat semua kenangannya dengan Bintang. Waktu itu Biru memang tidak tahu karena ia hanya menganggap Langit sekadar sahabatnya saja. Kadang Biru merasa menyesal tidak memilih Langit waktu itu. Ia berpikir konyol kalau saja ia memilih Langit ia tidak perlu melewati semua rasa sakit ini. Tapi Biru sadar, sebenarnya Langit lah yang paling menderita, berusaha terlihat baik-baik saja dan tetap terus bertingkah biasa saja dihadapannya. Biru sekarang menjadi kesal dengan Bintang yang tidak dewasa dengan sikapnya, berusaha mendekati Biru padahal kekasihnya membenci Biru. Biru tidak ingin berurusan lagi dengan Senja.

BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang