Hujan 9

2.6K 105 0
                                    

Flashlight - Jessie J

"Hoi! Ngapain ngelamun terus?"

Biru langsung menatap kearah Langit setelah berhasil mengumpulkan semua kesadarannya yang melayang-layang karena kebanyakan merenung. Pagi-pagi begini Langit menyapanya dengan senyum manis yang biasa ia pancarkan kepada Biru.

"Ih! Ngagetin aja." Biru pun cemberut, ia menatap kearah lain, bertingkah seakan ia ngambek dengan Langit. Langit memutar bola matanya lalu berjalan menghampiri teman dekatnya yang berada di kelas Biru. Biru dan Langit memang tidak sekelas.

Entah kenapa setelah laki-laki itu pergi, ia jadi memikirkan Langit. Ia dan laki-laki itu menjadi akrab semenjak  mereka berada di sekolah menengah pertama. Biru selalu memperhatikannya karena laki-laki itu termasuk list "Cogan'' dibukunya. Dan setelah diperhatikan lebih lama, Biru sadar bahwa Langit tidak pernah bergaul dengan siapapun.

Laki-laki bermata sipit itu selalu duduk sendirian enggan berbicara dengan siapapun. Kalau berbicara pun hanya seadanya saja.

Dari situlah, Biru membuang buku listnya itu dan mencoba mendekati Langit tanpa alasan Langit memiliki wajah yang tampan. Ia ingin sekali berteman dengan laki-laki itu.

Biru senang sekali setelah laki-laki itu mau membukakan dirinya perlahan-lahan setelah Biru harus mati-matian membuang semua rasa gengsinya dan bermuka badak. Ternyata Langit orang yang asik.

Dan Langit adalah laki-laki yang sangat beragama. Ia sangat patuh dan sangat percaya dengan Tuhan, terutama Tuhan Yesus yang dipercaya umat kristen sebagai penyelamat. Langit pernah bilang, ia ingin menjadi laki-laki yang baik. Mungkin, disitu Biru mulai suka dengan Langit.

Namun sayangnya, keberadaan Bintang membuat semuanya berubah. Bintang lebih mampu mengambil perhatian Biru dan mampu membuat Biru nyaman lalu jatuh cinta. Dan Langit pun ia anggap hanya sebagai sahabat.

Ah, mengingat Bintang, seketika dada Biru berdegup dengan kencang, menguarkan perasaan manis sampai ke lidah Biru. Besok ia dan Bintang akan ketemuan. Sosok Bintang yang tiba-tiba melintas dikepalanya membuat Biru senyum-senyum sendiri.

Disisi lain, Langit sedang memperhatikan Biru dari sela-sela tawanya karena candaan temannya. Matanya menatap lurus kearah Biru yang kembali melamun dengan wajah senyum-senyum sendiri. 'Dia gila ya?' Langit bergidik ngeri melihatnya.

Langit tersenyum, menurutnya, Biru adalah perempuan yang paling cantik yang pernah ia temui dan perempuan itu adalah cahayanya. Sayangnya, Langit terlalu takut untuk mengakui itu kala Langit sadar bahwa ada seseorang dihati Biru, dan itu bukanlah dirinya.

BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang