Epilog

2.1K 51 1
                                    

"Apa?" nada Langit agak sedikit meninggi setelah mendengar penjelasan Bintang. Bintang terdiam sebentar, lalu ia tetap ingin menyelesaikan masalahnya dengan Biru.

"Gue nggak akan ngelakuin hal aneh sama Biru." Bintang meyakinkan Langit. Langit menggenggam smartphonenya erat-erat yang sedang menempel ditelinganya, ada rasa yang sangat berat didalam hatinya.

Tapi Langit tidak mau egois. Benar, Bintang harus menyelesaikan masalahnya dengan Biru begitu juga dengan Biru sendiri. Langit tidak mau Biru masih memendam rasa sedih yang mendalam karena Bintang. Intinya Langit tidak ingin Biru sedih disana di saat Langit sedang tidak ada disisi Biru.

Dengan berat hati Langit mengizinkan Bintang untuk bertemu dengan Biru disana. Bintang menjadi sumringah ketika Langit mengizinkan.

"Makasih, Ngit."

"Tapi, kalau lu nyakitin Biru, nggak segan-segan gue bakal bales perbuatan lu." ancam Langit galak. Bintang tertawa di sebrang sana.

"Apaan sih, Ngit. Kayak mau ngebunuh orang aja." Bintang membuat suasana tegang tadi menjadi lebih ceria. Langit mendengus kesal lalu menghela napas.

"Yaudah, gih sana, gue mau tidur biar besok nggak ketinggalan kereta." Langit pun bersiap-siap mematikan lampu kamarnya.

"Oke, thanks kawan."

"Iya, udah sana."

Telepon pun berakhir.

BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang