Hujan 46

1.3K 73 2
                                    

Cinta Terbaik - Cassandra

Mawar memikirkan semua penjelasan Langit tentang masalah Biru di rumah sakit. Perempuan itu duduk dibangkunya sambil melihat jendela.

Tentang Mentari, mungkin menjauhnya Mentari dari mereka bertiga adalah tanda bahwa Mentari bermusuhan dengan Biru karena Langit. Mawar sama sekali tidak tahu kalau Mentari suka dengan Langit dari dulu. Mawar menghela nafas, ia menganggap dirinya bodoh, masalah perasaan Mentari saja tidak tahu, padahal Tari sahabatnya.

Jujur saja Mawar terkejut saat tahu kalau Bintang adalah laki-laki yang disukai Biru. Lagi, Mawar tidak tahu apapun tentang perasaan Biru yang juga sahabatnya. Sedangkan Langit, memilih untuk diam agar semuanya berjalan baik-baik saja.

Mawar memandang sendu ke langit biru yang mulai mendung. Sekarang ia akan selalu melindungi sahabat-sahabatnya dan akan memaksa mereka untuk menceritakan isi hati mereka. Tidak ada lagi kebohongan atau diam-diaman, sahabat itu saling membantu 'kan?

Senja duduk didepan Biru sedangkan Bintang duduk disamping Senja. Mereka berada di ruangan kelas yang lagi tidak dipakai. Biru menundukkan kepalanya, tidak tahan melihat Senja dan Bintang.

"Bi.. Tolong jelasin ini ke Senja." ucap Bintang memecahkan keheningan diantara mereka bertiga. Biru menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya secara perlahan. Entah ia siap atau tidak, ia hanya ingin melakukan yang terbaik untuk Bintang.

"Nja, gua sama Bintang nggak ada hubungan apa-apa. Waktu itu dia nganter gua karena gua nggak enak badan. Sumpah, gua nggak ngelakuin hal aneh sama dia." jelas Biru dengan wajah penuh harap. Senja yang wajahnya pucat tetap datar, seperti tidak ingin mendengarkan penjelasan Biru.

"Senja, aku cuman sayangnya sama kamu. Aku nggak pernah ada niatan untuk selingkuhin kamu atau gimana. Aku mohon, kalau kamu nggak percaya, kamu boleh minta sesuatu buat aku buktiin kalau aku nggak bohong."

"…..Jangan deketin Sekar lagi."

Deg! Biru menatap kaget kearah Senja yang menatap tajam kearahnya. Bintang juga sama dengan Biru, kaget.

"Hah? Jangan begitu dong, aku nggak mau kalau Biru harus dija-"

"Nggak sanggup? Berarti kamu emang ada apa-apanya sama DIA!" ucap Senja emosi. Bintang menatap sedih kearah Biru. Bukan, bukan ini maksudnya. Bintang hanya tidak mau Biru......

"Yaudah, gue bakal lakuin itu."

Bintang kaget lagi, ia menatap sendu kearah Biru namun Biru membalasnya dengan senyuman.

"Gue nggak akan ganggu kalian berdua lagi." Biru langsung memutar roda kursi rodanya untuk menjauhi mereka berdua. Sejujurnya hati Biru sakit tapi ia memilih untuk tidak menunjukkannya. Mungkin, menjauhi Bintang adalah pilihan terbaik.

Senja tersenyum penuh kemenangan sedangkan Bintang merasa sedih.

Ditengah perjalan menuju kelasnya, Biru bertemu dengan Langit yang berdiri dihadapannya. Mata mereka bertemu, lalu bulir bening itu meluncur dari kedua mata Biru.

"Dia nyakitin lo lagi ya?" kali ini Langit tidak mau diam lagi. Biru menggelengkan kepalanya lalu meninggalkan Langit juga.

'Mungkin emang gue nggak bisa masuk kedalam hatinya.' batin Langit frustasi. Ia segera bertemu dengan Bintang yang sudah berpamitan dengan Senja untuk masuk kelas masing-masing.

"Eh Langit." sapa Bintang canggung. Ia tahu, Langit akan menghajarnya sekarang.
Langit menarik kerah baju Bintang lalu meremasnya kencang. Tatapannya tajam dipenuhi aura mematikan.

"Jangan pernah deketin Biru lagi. Lu emang dari dulu nggak pernah berubah."

Langit melepas kerah baju Bintang dengan kasar lalu meninggalkan Bintang dengan perasaan kecewa. Bintang tersenyum tipis.

"…..Gua cuman nggak mau Biru dibenci. Maaf kalau cara gua salah."

Emm, sejujurnya aku kepikiran, takut ceritanya garing dan terlalu membosankan. Haha, tapi bagaimanapun juga aku harus nyelesain cerita ini juga supaya aku bisa melanjutkan ke cerita baru berikutnya. Maaf ya kalau membosankan, aku sendiri masih belajar, kalau bisa tolong beri pendapat kalian ya ~ oke sekian!

BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang