CHAPTER 2 | BUILD OF LONG SLEEP

2.5K 92 8
                                    

NOW PLAYING : Linkin Park - One More Light

SELAMAT MEMBACA CERITA THE PERFECT FUTURE SOULMATE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SELAMAT MEMBACA CERITA THE PERFECT FUTURE SOULMATE

•o00o•

CHAPTER 2 | BUILD OF LONG SLEEP

Aku lebih suka menutup mataku. Dengan menutup mata, aku dapat menikmati ketenangan ku tanpa adanya sebuah fakta hidup yang membuat ku terus-terusan di landa rasa kekhawatiran, ketakutan, dan sebuah penyesalan yang mendalam.

•o00o•

Malam ini cuaca di kota Jakarta cukup membuat semua orang merasa kedinginan. Pasalnya, di luar sana hujan tengah mengguyur dengan sangat deras. Ditemani petir yang terus menyambar dengan sangat kencang, dan dapat membuat sebagian orang akan merasa terkejut. Hujan deras seperti ini, juga menghambat perjalanan. Apalagi kota Jakarta sudah dikenal dengan kemacetannya setiap hari. Ditambah sekarang hujan, membuat mobil yang berlalu lalang semakin terjebak macet.

Namun berbeda dengan ketiga orang dewasa yang kini tengah menunggu kesadaran gadis cantik kesayangannya, yang mungkin sebentar lagi. Karena obat yang diberikan oleh dokter, diperkirakan akan habis masa kerja nya. Gadis yang bernama Mega itu, sepertinya lebih nyaman dalam keadaan tidur panjangnya. Buktinya sampai saat ini, Mega enggan untuk membuka mata nya yang indah itu.

"Aku tidak mengerti, kenapa sampai saat ini Mega belum membuka matanya. Rasanya, aku telah gagal menjadi seorang ibu yang baik untuk Mega,"  ucap Freya lirih. Tatapannya begitu kosong mengarah ke ranjang yang di tempati Mega. Hati nya merasa begitu sakit.

Dengan spontan, Farzan langsung memeluk Freya dengan erat. Seolah-olah, bahwa dia juga merasakan apa yang dirasakan oleh ibunya, "stop mom! Jangan menangis lagi, jangan menganggap bahwa Bunda bukan ibu yang baik untuk aku dan juga untuk Mega. Bunda adalah ibu terbaik, yang Farzan punyai. Kita harus optimis, bahwa Mega akan kembali bersama kita."

Freya kali ini benar-benar sudah tidak bisa lagi membendung rasa khawatir dan sedihnya. Menggelengkan kepala adalah jawabannya, bahwa dia sudah tidak pantas untuk dipanggil Bunda, "harusnya dulu Bunda menjaga Mega di rumah, dan mengesampingkan pekerjaan Bunda di butik. Bunda gagal Zan, Bunda gagal."

"Bunda jangan mudah putus asa. Mega tidak akan lama lagi akan terbangun. Percayalah, dia gadis yang kuat,"  ucap Nathan seraya mengusap lembut punggung Freya, untuk menenangkan istrinya yang terus-terusan di landa rasa gundah.

Tanpa di sadari oleh mereka, jari-jari tangan Mega mulai bergerak. Seiring dengan matanya yang mulai sedikit-sedikit terbuka. Namun kembali menutup matanya, karena belum terbiasa dengan cahaya lampu yang menyala. Lalu, Mega mulai kembali membuka matanya. Membiasakan matanya untuk menerima cahaya lampu yang menyala dengan sangat terang.

The Perfect Future Soulmate [#Series1 TPFS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang