CHAPTER 9 | DIFFICULT CHOICE

1.1K 40 11
                                    

NOW PLAYING : Agnez MO - Sebuah Rasa

SELAMAT MEMBACA CERITA THE PERFECT FUTURE SOULMATE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SELAMAT MEMBACA CERITA THE PERFECT FUTURE SOULMATE

•o00o•

CHAPTER 9 | DIFFICULT CHOICE

Perkataan tentang perasaannya, seolah-olah benar adanya dia berikan hati itu seutuhnya untukku. Namun kenyataannya berbeda, dia seolah-olah mengembalikan kembali kepercayaan ku dengan bukti yang lagi-lagi harus kukatakan. Sangat menyesakkan. Dan membuat semua pemilihan yang ada, menjadi rumit.

•o00o•

Sudah satu minggu lebih, saat dimana Mega bertemu bahkan berkumpul dengan keluarga Alvando di rumahnya. Kini gadis itu sudah bisa kembali hidup normal, dengan kaki nya yang sudah bisa berjalan kembali. Hanya saja, gadis itu harus lagi-lagi menginjakkan kaki nya di rumah sakit tempat Alvando bekerja. Lebih tepatnya, rumah sakit milik orangtua Alvando.

Bukan tanpa sebab Mega pergi ke rumah sakit. Kembalinya ke rumah sakit adalah, untuk melanjutkan terapi yang sempat tertunda. Gadis itu nekat pergi sendiri, lebih tepatnya kabur dari jangkauan kakaknya bahkan orangtua nya. Alasannya sudah jelas, bahwa dia ingin tetap mandiri dan juga tidak ingin terus merepotkan.

Dengan langkah riangnya, Mega memasuki rumah sakit. Banyak dari suster yang menyapa nya dengan sopan, memang selama di rawat oleh Alvando mereka semua jadi mengenal nya.

"MEGA... "

Teriakan seseorang yang dia kenal, membuat langkahnya terhenti. Lalu menoleh ke arah belakang, menatap orang itu serta tersenyum.

"Hai Mega, ya ampun kamu semakin cantik saja sayang. Apa kabar?" Seketika wanita paruh baya itu memeluk Mega, dan mencium nya.

"Baik tante. Kabar tante bagaimana?"

"Tante sangat baik sekali Mega. Kamu mau apa datang ke rumah sakit?" Dengan mengerutkan keningnya, wanita paruhbaya itu menatap Mega dengan tatapan bingungnya.

Di tempatnya, Mega gelapan sendiri. Dia bingung harus menjawab apa kepada Nadine, ya wanita paruh baya itu Nadine. "Hm... A-aku mau ketemu sama-"

"Kamu pasti mau ketemu sama Alvan kan?" Potong Nadine dengan tatapan penuh selidik.

"O-oh bukan tante, aku mau ketemu sama dokter Pita. I-iya iya, aku mau ketemu sama dokter Pita," sangkal Mega dengan kegugupannya. Entahlah, semoga ini bukan akhir dari segalanya.

"Oh begitu ya, tante pikir kamu mau ketemu sama anak tante." Seketika wajah Nadine berubah menjadi murung, gadis di depannya hanya menatap dengan bingung, "kalau begitu tante duluan ya. Kebetulan mau ketemu Alvan," pamitnya, setelah itu pergi dari hadapan Mega.

The Perfect Future Soulmate [#Series1 TPFS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang