CHAPTER 5 | BEAUTIFUL TIME OR BAD TIME

1.3K 51 16
                                    

NOW PLAYING : Ariana Grande - Thank U Next

SELAMAT MEMBACA CERITA THE PERFECT FUTURE SOULMATE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SELAMAT MEMBACA CERITA THE PERFECT FUTURE SOULMATE

•o00o•

CHAPTER 5 | BEAUTIFUL TIME OR BAD TIME

Mata coklat itu, begitu indah saat di pandang dengan dalam. Menciptakan rasa baru yang bergemuruh di dalam dada. Namun dibalik keindahannya, sorot matanya menyiratkan rasa sakit yang mendalam.

•o00o•

Keadaan kota Jakarta kali ini, sudah mulai terang oleh sinar matahari. Sangat jelas sekali, hujan sudah reda dan hanya menyisakan genangan air. Semakin siang, kota ini rasanya semakin panas dan polusi juga semakin bertambah. Mengingat, jam-jam sekarang waktunya para pekerja untuk makan siang dan beristirahat. Kendaraan bermotor maupun bermobil terus berlalu lalang, memenuhi jalan yang membuat semakin macet.

Namun suhu panas dari matahari, tidak begitu terasa oleh kedua anak manusia yang berada di suatu ruangan yang ber-AC. Apalagi ditambah dengan keadaannya yang hening, dan terasa canggung tanpa ada pembicaraan yang dimulai. Membuat suasana yang ada, semakin tenang. Tak bisa di pungkiri juga, bahwa hanya ada dua manusia yang berada di ruang rawat inap itu. Salah satunya dokter, dan pasien cantik nya.

"Setelah selesai makan obat, saya akan membawa kamu ke ruangan terapi," ucap Alvando yang saat ini sedang membereskan sisa-sisa makanan Mega.

"Kamu harus terapi, agar cepat sembuh dan cepat pulih," sambungnya seraya menoleh ke arah Mega.

"Saya tidak mau," balas Mega seraya memalingkan wajahnya dari Alvando.

Rasanya sampai kapanpun, sampai dia pulih pun tidak akan ada yang peduli. Lebih baik dia lumpuh selamanya, dan akan terus berdiam diri di rumah. Meskipun memang selama ini, Farzan maupun kedua orangtua nya sangat mempedulikan nya. Tapi Mega merasa dirinya tidak pantas hidup, dan bahagia.

Seketika Alvando mengerutkan keningnya, seraya menoleh menatap Mega, "kenapa kamu tidak mau? Apakah kamu tidak ingin cepat sembuh dan pulang?" Tanyanya yang hanya di balas gelengan oleh Mega.

"Kenapa kamu tidak mau?" Tanya Alvando lagi.

"Percuma dok, saya sudah tidak pantas untuk hidup," jawabnya.

Tanpa disadari oleh Alvando, Mega sedari tadi sudah mengeluarkan air matanya. Kalau dipikirkan, hidupnya ini seperti tidak diinginkan oleh semuanya. Bahkan teman-teman nya di sekolah selalu mengolok-olok nya, bahwa Mega ini gadis gila yang tidak diinginkan untuk lahir.

The Perfect Future Soulmate [#Series1 TPFS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang