Aku masih ingat, ketika kau bilang kau telah memilihku diantara ribuan pilihan diluar sana. Aku ingat sekali kalimat itu.
Kau juga harus ingat, sudah berapa jauh dan lama kebersamaan ini.
Kini, kata-katamu semakin semu.
Seakan hilang digerogoti waktu.Aku takut, waktu yang kita habiskan selama ini masih bertahan sebab kuantitas, bukan kualitas.
Iya, sudah terlalu jauh kita bersama, telah terlalu banyak suka maupun duka yang kita hadang berdua.
Aku berusaha untuk tidak egois, masih sangat bersabar menantikan temu.
Namun, kau?
Malah memilih egois, sedangkan aku disini sedang berperang melawan ego.
Apakah disini masih salahku?
Apakah ini tetap salahku jika aku sudah tak dapat lagi membendung cemburu? Salahku jika aku sudah tak dapat lagi menahan egois? Aku disini sedang belajar sabar, namun kau masih tetap begitu.Kini, tak ada lagi sinar rindu dimatamu.
Pertanyaannya, masih adakah aku di hatimu?
Beri tahu aku, bagimana caranya percaya meski telah dipatahkan berkali-kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rasa
AcakTidak semua tentangku. Jika ucapan tidak bisa dengan leluasa diungkapkan, semoga kata bisa menjadi perantara untuk menerjemahkan rasa. Ini semua tentang rasaku, kamu, dan kita semua. Selamat menikmati rindu, cinta, dan segala rasa yang ada✨