Aku menjadi pemerhatimu yang hati-hati. Untung-untung jika akhirnya aku kau beri hati. Namamu malu-malu kusematkan dalam doa agar Tuhan ikut menyepakati.
Perlahan rasaku layu, ingin sekaliku cabut perasaan itu hingga mati. Namun, semestaku membercandai. Kau datang seperti memintaku kembali. Kau seakan datang dengan asa yang menggunung dan siap menghempaskanku ke lembah yang paling dalam hingga ku mati.
Dulu mencintamu mampu membuatku senang setengah mati. Mungkin terdengar terlalu berlebihan, namun aku pernah mencinta serta berharap sepenuh hati. Sebelum mataku melihat kau bersama dia yang mungkin selalu kau nanti. Setelah kau putuskan dia—atau mungkin dia yang putuskanmu, kau ingin rasaku kembali?
Aku dan kau tidak pernah dalam semoga yang sama, aku pernah mengharapkanmu dengan sangat, kau jua pernah meminta dia teramat.
Lalu setelah sajak-sajak luka yang kau beri, masih pantaskah kau meminta hatiku kembali?Senin, 22 Juli 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rasa
RandomTidak semua tentangku. Jika ucapan tidak bisa dengan leluasa diungkapkan, semoga kata bisa menjadi perantara untuk menerjemahkan rasa. Ini semua tentang rasaku, kamu, dan kita semua. Selamat menikmati rindu, cinta, dan segala rasa yang ada✨