BAB 15 - Satu Keputusan

206 7 1
                                    


Sebuah bayangan hitam menyelinap dari sela-sela sekat yang berada di antara langit-langit dan dinding kamar mandi. Bayangan yang tak berbentuk tersebut merayap melalui dinding dan menjatuhkan dirinya ke lantai secara perlahan. Aku terdiam dan terus menatap ke arah bayangan tersebut tanpa bisa menggerakan tubuhku ataupun mengeluarkan suara sedikitpun.

Bayangan hitam tersebut bergerak menjalar mendekatiku seperti seekor lintah yang bergerak dengan menyeretkan badannya di lantai. "Setan?" gumamku dalam hati dengan rasa cemas. Keringat bercucuran di sekujur tubuhku yang mendadak terasa dingin.

Aku mengalaminya lagi. Aku sama sekali tidak bisa menggerakkan badanku sesuai keinginanku, seperti yang kualami saat di lantai dua. Aku terus berusaha, dan berusaha, sekuat mungkin kugerakkan tubuhku untuk segera keluar dari tempat itu, namun percuma. Aku tidak bisa mengontrol tubuhku saat itu seakan-akan tubuh itu bukanlah milikku lagi.

Bayangan hitam tersebut mulai merambat di kakiku. Rasa geli dan merinding yang sangat kuat menjalar di seluruh tubuhku. Bayangan tersebut merambat secara perlahan dan mulai melingkar di kakiku seperti seekor ular hingga ke lututku.

"Kenapa nih???" pikirku ketika tidak bisa kurasakan lagi kaki yang sedang menopang tubuhku untuk berdiri seakan kakiku mengalami mati rasa atau kelumpuhan.

Rasa nyeri yang teramat sangat kurasakan di pinggulku ketika bayangan hitam tersebut berhasil menjalar hingga ke pinggangku, seakan ada beban yang sangat berat sedang menimpa pinggulku. Sekuat tenaga kukerahkan hanya untuk mencoba menggerakkan tanganku, namun sepertinya tidak ada lagi yang mampu kulakukan untuk melepaskan diri dari bayangan tersebut.

Keringat terus bercucuran di sekujur tubuhku. Kelelahan yang teramat sangat kurasakan seakan aku baru saja mengerjakan suatu pekerjaan yang sangat berat. Rasa lelah mulai menghampiriku, benar-benar lelah, aku seperti kehilangan seluruh tenaga yang ada di tubuhku. Kupejamkan mataku secara perlahan. "Apa ini artinya gw bakal mati? Mungkin begini yang dirasain orang-orang yang udah dijemput sama Malaikat Maut. Mungkin ini emang udah waktunya gw mati," pikiranku mulai kacau seperti orang yang sudah kehilangan akal sehatnya.

Aku tidak bisa melihat apapun lagi, hanya kegelapan. Aku tidak mampu lagi membuka mataku sesaat setelah kupejamkan. Tubuhku yang sebelumnya kupaksakan untuk bergerak mulai terasa ringan, kupasrahkan diriku yang sebelumnya berusaha melawan untuk lepas dari keadaan tersebut. Aku tidak tahu apakah tubuhku sudah tergeletak di lantai kamar mandi atau masih dalam keadaan berdiri. Aku tidak bisa merasakan apa-apa lagi, kecuali gerakan merayap yang menutupi sekujur tubuhku.

Aku tidak tahu sudah berapa lama waktu berlalu. Ketakutan, kecemasan, kebingungan, semua bercampur menjadi satu. Aku tidak bisa melihat dan merasakan apapun. Saat itu, aku benar-benar ketakutan, aku takut kalau ternyata aku memang sudah meninggal. Mataku terasa berat, seperti orang yang sedang menangis, namun aku tidak bisa merasakan air mataku.

Aku mulai panik, aku menyesal, aku mulai mengucapkan segala macam doa yang kuketahui agar semua dosa-dosaku diampuni. Aku benar-benar takut, aku sama sekali tidak mengira kalau ajal menjemputku begitu cepat.

"Hei!"

Sayup-sayup kudengar seperti ada suara yang memanggilku. "Mungkin itu suara Raja Setan," gumamku dalam ketakutan dan kekhawatiran.

"Woi!!!"

Kali ini terdengar suara yang lebih keras, lebih seperti bentakan daripada sebuah panggilan. Kupaksakan diriku untuk membuka kedua mataku kembali. Walaupun terasa berat, namun aku sedikit lega karena kali ini aku bisa membuka kedua mataku walaupun secara perlahan. Dua bayangan hitam secara samar kulihat berada di samping kanan dan kiriku ketika aku berhasil membuka kedua mataku sepenuhnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita Horor Remaja - Kisah Di Pendopo EkonomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang