Sudah sekitar satu bulan sejak pertama kali kami berempat memutuskan untuk nongkrong di Pendopo Ekonomi. Saat itu, memang ada beberapa mahasiswa ataupun mahasiswi yang suka melewati tempat itu, namun tetap saja hanya kami berempat yang nongkrong di tempat itu.
Saat itu kira-kira pukul dua siang, kami berempat baru ada kelas lagi pukul tiga, dan sejak pukul sebelas siang kami sudah berada di Pendopo Ekonomi.
"Dev, kalo cewek gw, gw kasih ini, menurut lo gimana?" tanya Widi dengan mata berbinar-binar. Ya, berbeda dengan perkiraan kami awalnya, ternyata diantara kami ada juga yang memiliki pacar.
"Apaan tuh?" tanya Devon sambil melihat kertas yang dipegang oleh Widi.
Rupanya itu adalah gambar yang dibuat oleh Widi dengan menjadikan pacarnya sebagai model.
"Apaan, nih! Ini mah gambar anak SD!" ledek Devon.
"Wah kurang ajar, lo!" seru Widi dengan muka kesal, Devon-pun hanya tertawa melihat tingkah Widi.
Widi ternyata memiliki hobi menggambar. Setelah kami mengetahui sosok asli Widi, dia kini tidak hanya berdiam diri saja di kelas, dia juga sudah mulai mengobrol dengan kami sesekali, tapi kami lebih sering melihatnya sedang menggambar sketsa ketika sedang berada di kelas, kira-kira sama seperti yang dilakukan Indra.
"Ohia, kalian ikut Pekan Sastra?" tanya Ricky tiba-tiba, tentu saja sambil merokok seperti biasanya.
"Apaan tuh?" tanya kami bertiga serempak.
"Gak tau deh, tapi kayanya pertandingan olahraga gitu," jelas Ricky.
"Lah lo tau darimana?" tanya Devon.
"Gw liat di mading tadi pagi, mading yang ada di depan Himpunan Sastra," ujar Ricky lagi. "Ikut futsalnya, yok? Mau gak? Tadi kayanya gw liat ada futsal deh," lanjut Ricky.
"Wah boleh tuh! Gw udah lama juga gak olahraga!" seru Devon setuju.
"Mau liat madingnya? Sekalian ke kelas, gimana?" ajak Ricky sambil mematikan rokoknya.
Kamipun setuju dan kami berempat berjalan menuju Pendopo Sastra. Berbeda dengan Pendopo Ekonomi yang letaknya bersebelahan dengan ruang dosen Fakultas Ekonomi, Pendopo Sastra berada persis di depan Himpunan Sastra, sehingga kebanyakan yang nongkrong di Pendopo Sastra adalah anak Himpunan.
Himpunan itu sendiri adalah sebuah organisasi yang mewakili masing-masing jurusan di satu fakultas. Karena di Fakultas Sastra itu sendiri terdapat empat Jurusan, maka ada empat Himpunan yang berhak menggunakan ruang Himpunan Sastra itu sebagai tempat mereka menyimpan inventaris ataupun sebagai ruang rapat.
"Nah ini dia!" tunjuk Ricky mengarah ke salah satu selebaran yang bertuliskan:
KEPADA SEMUA MAHASISWA TINGKAT SATU!
BERKAITAN DENGAN AKAN DIADAKANNYA KEGIATAN BERTEMAKAN PERMAINAN DAN OLAHRAGA YANG KAMI SEBUT DENGAN "PEKAN SASTRA"
KAMI MENGUNDANG KALIAN SEMUA UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI PANITIA YANG AKAN DIBENTUK PADA HARI RABU 7 DESEMBER 2009
Waktu yang ditunjukkan di selebaran tersebut adalah pada hari itu, dan pada keterangan lain dibawahnya, bagi yang berminat menjadi panitia, diharapkan untuk berkumpul di ruang Himpunan pada pukul lima lewat tiga puluh menit, kebetulan perkuliahan kami hari itu akan berakhir pada pukul lima lewat lima belas menit.
"Gimana? Mau ngumpul nanti?" tanya Ricky.
"Wah males gw jadi panitia-panitia gitu," jawabku segan.
"Tapi kalo jadi panitia, kita masih bisa ikut lombanya, gak?" tanya Devon.
"Nah! Itu yang harus kita cari tau nanti, haha!" seru Ricky. "Gimana, Wid?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Horor Remaja - Kisah Di Pendopo Ekonomi
HororEmpat orang remaja yang baru saja merasakan dunia perkuliahan mengalami beberapa kejadian aneh yang akhirnya menggiring mereka kehadapan tragedi yang pernah terjadi di Kampus mereka. Akankah mereka mengungkapkan fakta akan tragedi tersebut, ataukah...