16

5.8K 428 5
                                    

Setelah puas dengan berbagai wahana. Akhirnya mereka memilih untuk mengunjungi sebuah Restaurant. Memesan salad kemudian beralih ke supermarket untuk membeli beberapa daging untuk pesta BBQ malam ini. Jungkook juga sangat senang. Kemudian keduanya memutuskan untuk pulang.

.

Mobil mewah milik Taehyung terparkir di mansion miliknya. Taehyung keluar dari mobil kemudian membukakan pintu untuk Jungkook. Taehyung tersenyum saat melihat Jungkook-nya tertidur pulas. Dengan hati-hati Taehyung mengangkat tubuh kurus Jungkook.

Membawa Jungkook masuk. Sedangkan yang mereka beli tadi di bawa oleh pelayan. Taehyung merebahkan tubuh Jungkook ke tempat tidur yang ada di kamar Jungkook dengan perlahan. Kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Beberapa Menit berikutnya setelah Taehyung menghilang di balik pintu kamar mandi, pintu kamar Jungkook dibuka perlahan oleh seseorang

Perlahan orang itu mendekat kearah Jungkook. Mengelus rambut Jungkook sayang juga mengecupi kening Jungkook. Air matanya mengalir begitu saja. Dan tiba-tiba saja  Ketakutan menyelubungi dirinya.

"Entah kapan Kook. Entah kapan aku bisa hidup tanpa senyum mu. Aku terlalu jauh menyayangimu. Meski aku tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. Tapi jauh di dalam hatiku, aku sangat menyayangimu juga Taehyung dan yang lainnya. Kalian adalah yang terpenting dan aku tidak ingin kehilangan salah satu dari kalian."

"Tapi apa dayaku, aku tidak bisa melakukan apapun. Maafkan aku. Maaf.." Lirih nya.

Dia adalah Min Yoongi sosok yang terlihat dingin namun lembut di dalam. Sosok yang paling dewasa dan sosok yang begitu menyayangi Jungkook, Taehyung dan yang lainnya.

Jika ditanya saat ini apakah Yoongi membenci Taehyung? Maka jawabannya adalah tidak. Tidak ada rasa benci sedikitpun dihatinya. Bahkan secuil keinginan untuk membenci benar-benar tidak terlintas dipikirannya. Hanya saja Yoongi marah. Marah pada Taehyung yang selama ini tidak pernah ada disamping Jungkook saat Jungkook benar-benar membutuhkannya.

Marah karena Taehyung juga alasan bagi Jungkook untuk menolak melakukan kemoterapi yang kemungkinan bisa membantunya. Karena Jungkook tidak ingin Taehyung tau tentang kondisi nya yang sebenarnya. Hanya itu.

Yoongi menatap wajah Jungkook lekat. Mencoba menyimpan wajah ini untuk selamanya. Menggenggam tangan mungil Jungkook dengan erat. Yoongi hanya ingin menyimpan semua yang ada  dalam diri Jungkook di hatinya agar saat tiba-tiba napas Jungkook berhenti maka Yoongi bisa mengenang Jungkook dengan baik dan merelakannya, mungkin.

Yoongi menghapus air matanya cepat setelah pikirannya kembali mengingat bahwa Taehyung ada disini. Yoongi segera keluar dari kamar Jungkook sebelum Taehyung selesai.

Selang beberapa waktu setelah Yoongi keluar, Taehyung keluar dengan piyama tidur yang melekat ditubuhnya. Menggosok rambutnya dengan handuk hingga dering ponselnya membuat Taehyung mengalihkan atensinya.

Taehyung meraih ponselnya. Melihat siapa si penelpon.

Park Bogum.

"Yeobyeseo."

"Tae bisakah kau datang ke kantor sekarang? Client penting baru saja datang dan jika kita melewatkannya maka kita bisa rugi besar."

"Maaf hyung aku tidak bisa. Hari ini aku ada acara keluarga."

"Apa acara keluarga itu sangat penting? Tae ini lebih penting datanglah."

"Tidak ada yang lebih penting dari kebahagiaan keluarga ku hyung. Maaf aku tidak bisa dat-

"Pergilah hyung." Taehyung menoleh kearah belakang.

Jungkook ternyata terbangun dari tidurnya. Jungkook tersenyum saat Taehyung menatapnya. Taehyung mematikan panggilan itu dan beranjak menuju Jungkook yang masih berbaring di tempat tidur.

"Tapi kita akan mengadakan pes-" Jungkook segera memotong perkataan Taehyung.

"Tidak hyung. Kita bisa melakukannya besok. Lagi pula aku tau kau harus pergi karna ada sesuatu yang sangat penting. Aku tidak ingin perusahaan mu mengalami kerugian hyung. Bagaimaba bisa aku membiarkan perjuangan hyungku selama ini untuk mengembangkan dan memajukan perusahaan menjadi sia-sia? Maka dari itu pergilah hyung. Aku baik-baik saja. Asalkan hyung juga baik-baik saja."
Taehyung tersenyum mendengar ucapan Jungkook.

Taehyung mengecup kening Jungkook sesaat. Memberi usapan halus pada puncak kepalanya sebelum pergi.

" Jangan menungguku sayang. Tidur lah lagi. Hyung akan usahakan pulang cepat." Jungkook mengangguk sebagai jawaban.

Setelah nya Taehyung segera bersiap dengan pakaian formal nya. Sebelum pergi Taehyung mengecup kening Jungkook lagi kemudian beranjak pergi.
Disaat yang bersamaan juga Jimin sedang ingin ke kamar Jungkook untuk melihat keadaan pemuda itu. Namun matanya menangkap siluet Taehyung yang pergi terburu-buru.

" Bagaimana bisa kau pergi bekerja walaupun kau tau Jungkook sedang sakit?" Jimin bergumam.

Saat pikirannya mengarah ke Jungkook, Jimin langsung saja menuju kamar Jungkook dan mendapati namja manis itu tengah berbaring di tempat tidur.

"Kook kau baik?" Jimin mendudukkan dirinya di sisi ranjang Jungkook.

"Ne, Sangat." Jungkook tersenyum sendu.

"Tapi Taehyung.."

"Ya aku menyuruh hyung untuk pergi ke kantor karena tadi hyung mendapat telpon penting. Untung saja hyung mau mendengar perkataanku."Jimin mengernyitkan dahinya bingung.

" Maksudmu?" Jungkook tersenyum lagi.

" Tadinya hyung tidak mau pergi karna katanya keluarga lebih penting. Tapi aku kan tidak ingin perusahaan hyungku mengalami kerugian makanya aku menyuruh hyung pergi." Jelas Jungkook.

Dan Jimin tersenyum mendengar penjelasan Jungkook. Sifat Jungkook inilah yang membuat siapa saja akan sangat sulit  melepasnya. Jungkook memiliki hati yang begitu baik tapi bagaimana bisa Tuhan memberikan begitu banyak penderitaan padanya? dan Jimin hanya bisa berdoa agar Tuhan mendengar setiap doanya dan para hyung lainnya. Agar Jungkook tetap berada di sisi mereka.

Semoga.

Tbc.

Maaf kalo banyak typo dan alurnya makin ga jelas. 🙏🙇

Tinggalin jejak kalian chingu

Hyung [BTS brothership]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang