"selamat malam ayah!!!" Sapa Echa kepada ayah kesayangannya itu.
"Ehh putri kecil ayah, sini sayang duduk nya dipinggir ayah." Titah Adi.
Echa mematung ditempatnya, bagaimana duduk disamping ayahnya? Sedangkan Nata sedang duduk dan menakan malamnya.
"Engh enggak deh yah, Echa lagi pingin dipinggir bunda." Padahal Echa lagi pengen manja-manja an sana ayah! Lanjutnya dalam hati.
Echa pun duduk dipinggir Nindy dan tepat didepannya ada Nata, Echa sangat malas harus seperti ini. Karena ia tidak nyaman dengan tatapan tajam Nata. Echa lalu menunduk dan memakan makanannya.
Kterng
Suara dentuman garpu dan sendok yang bersentuhan dengan piring. Echa terlonjak kaget, ternyata asal suara itu dari piring kakak nya.
Tanpa bersalah sedikitpun, Nata bangkit dan berjalan menuju kamar miliknya. Tanpa berkata sekata patah pun.
"Nata sayang, jangan begitu nak," ucap Nindy lembut. Ya, Nindy selalu menyebut kata sayang jika ia kesal maupun tidak.
Nata memberhentikan langkahnya, dan menoleh kearah Nindy. Dan mengangguk kecil, lalu tatapannya beralih ke Echa. Namun tidak sama dengan tatapan yang ia lontarkan pada ibunya tenang, namun saat menatap Echa lagi dan lagi Nata menatap nya dengan tajam. Lalu ia pun melanjutkan langkahnya.
Echa dapat melihat dari sorot mata kakaknya itu, seolah matanya yang mengatakan apa yang tidak bisa ia katakan. Echa melihat sorot kebencian disana, tidak ada tatapan teduh didalamnya. Dengan wajah datar dan dingin, membuat wajahnya terasa menyeramkan bagi Echa. Echa mendengus jengah, sampai kapan kakaknya seperti ini. Sudah berbagai cara untuk bisa mendapatkan hati kakaknya kembali. Namun sia sia.
"Bunda, ayah. Echa udah beres, Echa ke kamar dulu ya?" Pamitnya, dan dibalas anggukan oleh kedua orang tua nya itu.
Echa pun melangkah gontai ke kamarnya.
'sampai kapan?'
'sampai kapan?'
'sampai kapan?'
Echa terus bertanya tanya dalam dirinya. Ia hanya mampu mengikuti takdir, ia tak tahu takdir akan membuat sakit ini sampai kapan.
Ingin mengutarakan hatinya kepada kakaknya namun tidak bisa. Dan dia hanya bisa bungkam, seperti seorang burung beo yang tidak bisa berbicara.
♥️♥️♥️
TBC;!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepingan Yang Terlupakan
Teen FictionTeruntuk kamu... Cahaya terindah dilangitku yang sepi... Kamu tak perlu tahu seluas apa angkasa raya tercipta.... Atau setinggi apa tempat mu berada... Karena semua yang menjadi bukti berada di paling hati ini... Satu yang ku ingin kau tahu... Sedal...