15.

25 7 0
                                    

Cukup hening, mereka berdua tidak membuka suara. Ego mereka berdua yang membuatnya seperti ini.

Tidak ingin berbasa basi, Echa langsung membuka suaranya.

"Gue... Kecewa sama lo."

"Kecewa?"

"Hmm"

"Kenapa? Coba bilang sama gue, jangan gini caranya. Lo ngejauhin gue dan gue gak tahu Lo kenapa."

"Gue kira Lo beda, ternyata gue salah." Ucap Echa dengan mata yang berkaca-kaca.

"Apa yang buat lo kayak gini."

Echa mendongak menatap lekat orang yang ada dihadapannya. "Lo sama aja kayak cowok brengsek lainnya."

"Brengsek apa Cha, tolong jangan berbelit kayak gini."

"LO SADAR GAK APA YANG TELAH LO LAKUIN!" Suara Echa meningkat membuat Veri menjadi sedikit marah kepada Echa.

"Apa Cha? Gue gak ngerti sama sekali." Dia mencoba meredam emosinya dan mencoba melembutkan suaranya.

Echa terkekeh sinis. "Huh gak ngerti ya? Gue yakin Lo tahu apa yang gue maksud." Echa menatap tajam Veri.

Veri mencoba berfikir apa yang dia lakukan sehingga membuat Echa seperti ini. Dia terus berfikir hingga jatuh ke memori yang membuat dia memukul dahinya sendiri.

"Hahah" Veri tertawa, "Lo pasti salah pahan Cha hahahaha."

Echa mengernyit. "Gue gak salah paham!"

"Lo ngintip ya?" Veri memicingkan matanya, Echa langsung menggeleng.

"Enggak! Gue nggak ngintip." Seketika Echa menjadi salah tingkah, kenapa jadi dirinya yang di skak oleh Veri.

"Emm bohong emmm." Veri menoel noel pipi chubby milik Echa.

"Ish apaan sih pegang-pegang!" Ujar Echa tidak terima.

"Nih ya gue jelasin. Waktu tadi pagi kan? Gue diajak bicara sama Agnesa, dia kayak caper gitu sama gue. Dan gue kerjain aja dia pake cara itu gue terus maju nah pas udah tepat ditelinga nya aku bilang gini sambil ngebisik 'itu kotoran mata Lo banyak banget.' dan setelah itu gue kabur deh. Hahaha ngakak juga kalo d pikirin."

Echa mengusap tengkuknya tidak enak, dia sudah salah paham dengan Veri. Ia meringgis kecil mengingat ia tadi membentak Veri.

"Ma-maaf." Ucap Echa menirukan gaya anak kecil yang sedang meminta maaf.

Veri mengacak rambutnya gemas, dan mencubit hidungnya. Dan Echa hanya meringgis. "Jangan diulangi lagi ya?"

"Lah kalo Lo beneran kek gitu gue tumpul Lo pake kaos kaki gue yang selama berbulan-bulan nggak di cuci. Hahaha," tawa Echa.

Veri mendengus sebal. "Kenapa pake gue, elo? Veri nggak suka." Ujar Veri, agar Echa menjadi Echa yang dulu lagi. Lembut.

"Serah gue laah. Lagian gue geli kalo pake aku kamu." Echa terkekeh, "kayak orang pacaran hahaha."

"Dihh yaudah kita pacaran aja biar aku-kamu."

Blushh

Kepingan Yang Terlupakan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang