Echa tersadar dari lamunannya, ia merasa ada yang aneh pada dirinya. Apa maksud kedatangan Rafa? Dan mengapa hatinya selalu terasa nyaman jika dekat dengannya?
'Ting'
Bunyi Line milik Echa, ia melihat siapa yang mengirim pesan untuknya.
Ikal: gue pingin ngomong penting sama lo. 10 mnit gue ksitu!
"Veri? Nggak biasanya dia formal kek gini, biasanya langsung nerobos aja kedalem," gumam Echa.
Echa langsung ke kamar mandi dan mengganti pakaiannya dengan jeans dan sweater Hoodie army kesayangannya. Dan sedikit memoles bedak tak lupa lip balm tidak berwarna agar tidak kering. Merasa penampilannya sempurna lalu ia pergi kebawah menunggu Veri datang.
Bertepatan ia di tangga terakhir Veri sedang berbincang dengan kakaknya. Seketika Nata melihat Echa dengan raut yang susah diartikan.
"Yaudah yu Ver?"
"Hm," Echa mengernyit heran. Veri? Singkat? Dingin? Sejak kapan?
Veri berjalan didepan Echa. Lalu menaiki motornya, diikuti oleh Echa.
Setelah meninggalkan pekarangan rumah Echa, Echa mulai membuka suara karena kecanggungan membuatnya tidak nyaman.
"Ver?"
"Hm?"
"Kenapa?"
"Apa?"
"Kamu,"
"Jangan berbelit-belit Adiba,"
Lagi-lagi Echa keheranan sendiri, kenapa Veri memanggil nama depannya? Biasanya Veri memanggilnya dengan sebutan 'Caca', Echa diam membisu ia tidak ingin mendengar suara ketus Veri lebih dalam lagi yang membuat hatinya sesak.
"Turun," titah Veri pada Echa.
"Kenapa bawa gue ke taman?"
Veri tidak menggubris perkataan Echa, lalu ia berjalan mendahului Echa lagi-lagi Echa harus mengekornya dari belakang.
"Ver! Lo gak bisa cuekin gue seenaknya!" Hati Echa tidak kuat menahan sesak dihatinya lagi.
Veri menunjukkan mata tajamnya dan terkekeh sinis.
"Nggak usah bentak-bentak!" Balas bentak Veri.
Echa menggelengkan kepalanya tidak percaya, matanya kini sudah berkaca-kaca sekali berkedip akan tumpah.
"Gue gak percaya, lo bentak gue," ucap Echa lemah.
"Gue yang gak percaya, lo!" Veri menunjuk muka Echa, "mempermalukan gue dengan aib gue!"
Echa diam seribu bahasa, apa maksud Veri berkata seperti itu?
Aib? Sumpah gue nggak ngerti!!!
"Cuma lo yang tahu aib gue Adiba Afsheen Myeesha!"
Echa kini terisak tangisannya tidak bisa dibendung lagi. Iya, hanya ia yang mengetahui semua aib Veri mulai dari sifat, kelakuan yang konyol, dan soal traumanya.
"Gue nggak ngerti lagi apa maksud Lo Ver." Setelah mengatakan itu Echa berlalu meninggalkan Veri yang terdiam atas apa yang dia lakukan pada sahabatnya itu.
'bagus juga rencana gue! Mampus lo Ver!'
Echa terus berlari menuruti langkah kakinya. Matanya terus saja menangis, tidak ada hentinya. Sehingga ia sadar, ia melihat kesekelilingnya. Sepertinya ia pernah kesini. Dan ya ini sebuah danau dan rumah pohon yang bertuliskan 'MY AURIS'. Ia menaiki tangga menuju atas pohon rumah. Tak perduli bajunya yang kotor karena ia sempat terjatuh.
Ia merenungi apa yang dilakukan Veri kepadanya tadi.
"GUE BENCI KEADAAN!!! Gue---gue pengen bahagia tuhan!!!" Teriak Echa sambil menangis sesenggukan.
"SEMUA ORANG NYALAHAIN GUE!!! SEMUA! NGGAK ADA YANG NGERTI!"
"Pertama kakak gue dan sekarang lo list kedua yang gue benci SAVERI MAUZA HAIKAL! GUE BENCI!!!"
"Hiks... Hiks... Hiks..."
"GUE BENCI SEMUA LAKI-LAKI DI DUNIA INI!!! Semuanya sama, semuanya!!"
"Haha lucu aja ketika gue mulai buka hati, eh ternyata semuanya bullshit! Haha" Echa terkekeh sinis dan mengacak-acak rambutnya frustasi.
☃️☃️☃️
"Maafin gue Cha, gue nggak bisa kontrol emosi gue tadi," Veri diam mematung di tempatnya tadi ia membentak Echa.
🌺🌺🌺
WkwkKalian sepertinya harus belajar menghargai deh.
Hargai usaha otak aku yang pas Pasan ini dong guys
Vote vote vote!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepingan Yang Terlupakan
Teen FictionTeruntuk kamu... Cahaya terindah dilangitku yang sepi... Kamu tak perlu tahu seluas apa angkasa raya tercipta.... Atau setinggi apa tempat mu berada... Karena semua yang menjadi bukti berada di paling hati ini... Satu yang ku ingin kau tahu... Sedal...