6.

57 7 0
                                    

"Jangan coba-coba sentuh aku!" Bentak Echa dengan keberanian penuhnya.

Pletak

Bugh

Dugh

Kedua preman itu meringgis kesakitan. Lalu tangan Echa ditarik kuat oleh seseorang yang telah menghajar kedua preman itu. Dan mereka pun berlari sekencang mungkin. Hingga akhirnya mereka tidak melihat kedua preman itu lagi.

"Kamu gak papa?" Tanya orang itu.

"A-aku gak papa Veri." Jawab echa sedikit cemas dan malu karena tadi siang ia telah bersikap cuek kepada Echa.

"Bohong, sini aku cek dulu." Veri sambil memutar tubuh Echa.

"Apaan sih, lebay banget deh." Echa terkekeh.

"Yehh... Kan aku tuh khawatir sama kamu." Goda Hema sambil menaik turun kan alisnya.

"Ish apaan sih, norak banget," Echa sambil tertawa lepas. Ia pun tak mengerti mengapa ia bisa tertawa selepas tadi.

"Tapi kamu seneng kan," Lagi-lagi Hema menggodanya.

"Gataulah."

"Yaelah jangan ngambek gitu." Echa masih saja mengerucut bibirnya. "Nanti cantiknya ilang."

"VERI!!!" Teriak Echa sambil mengejar Hema yang sudah lari jauh.

"Wlee kamu gak akan bisa tangkap aku!!!" Kata Hema sambil memeletkan lidahnya.

Bruk.

Mereka terjatuh bersama. Mereka terdiam sebentar mata mereka bertemu, seperti ada Dejavu sekarang dari dirinya. Lalu Echa menggelitikki perut Hema.

"Aaaaduh cha---u udah dong. ampuuuun hahahaha."

"Nggak ada kata ampun!!!" Echa terus menggelitiki perut Veri tanpa ampun.

"Hahahaha iya dong iyaa eng...enggak aa...akan go...da kamu lagi deh... Hahahaha." Kata Veri tanpa hentinya memohon

Dan Echa pun melepaskan gelitikannya.

"Janji?" Tanya Echa mengulurkan jari kelingkingnya kedepan muka Hema.

"Iya deh iya janji," Veri mencantelkan jari kelingkingnya ke kelingking Echa.

"Kamu terima persahabatan kita?" Sambung Veri.

"Emmmm." Echa berfikir sejenak. "Iya deh, asaaaal kamuuu mau janji sama aku."

"Janji apa?" Tanya Veri.

"Kamu tetep jadi sahabat terbaik dan selalu buat aku tersenyum bahagia. Janji?"

"Janji! Emmmm tapi, kamu harus janji juga dong sama aku."

"Apa?"

"Kamu harus janji kalo kamu butuh bantuan panggil aku tiga kali." Kata Veri sambil tertawa renyah.

"Apaan. Gajelas banget."

"Bercanda. Bukan itu," Veri menghembuskan nafas berat. Echa hanya menunggu perkataan yang keluar dari mulut Veri.

"Kamu harus ada di sisi aku saat aku bahagia maupun sedih. Janji?" Tanya Veri tegas.

"Janji!" Balas Echa mantap.

"Rumah kamu dimana?" Tanya Veri.

"Ituu sebentar lagi nyampe kok, kamu mau anterin aku?" Echa mengerutkan keningnya bingung.

"Iya dong." Jawab Veri percaya diri.

"Yaudah ayok!"

Mereka berdua pun kini berjalan beriringan dan sambil melontarkan candaan.

*****

"Nahhh ini rumah aku, mau masuk dulu gak?" Tanya Echa ketika sudah sampai didepan rumahnya.

"Gak deh aku langsung pulang aja, dahh cha aku duluan yah." Pamit Veri.

"Oke, makasih yahh... Hati-hati dijalan. Dahhh." Echa melambaikan tangannya, sambil tersenyum tulus kearah Veri.

Dan Veri pun balas tersenyum.

' makasih Veri, udah balikin senyum aku.' batin Echa.

#########

Pemulaan 💃😂.
Semoga kaliaaan suuukaaaa 💕💕😘😅.
VOTE! AND KOMEN!

Kepingan Yang Terlupakan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang