"Mengapa ego terus membenarkan perasaan kita?" - Gistina Aufa
◾◾◾
Zaman memang sudah berubah, namun berbeda dengan pemikiran Budi dan Lia yang bersikukuh menjodohkan Gisti dengan anak dari sahabat baiknya. Gisti terus menerus menolak dan merengek seperti seorang bayi agar tidak dijodohkan, namun hasilnya nihil. Budi dan Lia terlalu kuat dengan pendiriannya.
"Bunda!!! Ini bukan zaman Siti Nurbaya!! Pokoknya, Gisti nggak mau dijodohkan titik!!!" Tegas Gisti.
Lia yang sedang berada di dapur, terkekeh melihat tingkah Gisti dengan raut wajahnya yang masam.
"Nak, bunda nggak langsung menjodohkan kamu kok."
"Terus?" Tatap Gisti dengan mata yang sinis.
"Kita kenalan dulu. Siapa tau kamu cocok, eh udah cocok langsung jatuh hati deh. Kan bunda nggak perlu repot-repot kalau kalian saling jatuh cinta pada pandangan pertama. Iya kan, Yah?" Goda Lia.
Budi yang tengah bersantai sambil membaca koran, ditemani dengan secangkir kopi hangat. Ia langsung berdiri dan duduk disebelah Gisti.
"Sayang, kamu nggak usah khawatir. Kalau pun kamu tidak suka kamu boleh menolaknya."
Budi mengelus lembut kepala anak sulungnya, "Om Bondan dan Tante Astuti dari keluarga baik-baik. Mereka sahabat ayah ketika di Malaysia."
Gisti terdiam tak menjawab sepatah kata pun ucapan Budi.
"Besok jam 6 sore kamu siap-siap, ya? Ayah sudah booking restoran favorit kamu." Lanjut Budi.
"Lagian kamu nggak punya pacar juga kan?"
Lia berjalan menuju ruang santai dengan membawa secangkir jahe hangat, minuman kesukaan Gisti.
"Bunda, yakin kok seratus persen kamu bakal kesemsem sama dia." Ucap Lia.
"Kalau, Gisti, punya pacar bunda dan ayah berhenti jodohin Gisti?" tanya Gisti.
Gisti langsung membalikkan badanya kehadapan Lia yang tengah menyiapkan makan malam.
"Oke, lihat saja besok Gisti akan punya pacar dalam waktu sehari. Supaya bunda dan ayah, berhenti jodohin Gisti." Ucap Gisti.
Budi dan Lia tertawa mendengar kalimat yang baru saja terlontar dari anak gadis mereka.
"Bunda, tunggu loh kabar baiknya." Goda Lia.
Karena Gisti sudah tidak ada daya dan upaya lagi, menentang perjodohan ini. Maka ia memutuskan pergi ke kamar lalu berbaring di ranjang mini dengan warna favoritnya biru langit, tidak lupa ia memeluk bantal koala kesayangannya.
Setelah tubuhnya berhasil terbaring, lalu seperti biasa ia akan membuka sosial media dan mencari nama lelaki favoritnya.
Tidak ada yang berubah sejak satu tahun yang lalu, foto yang terpampang jelas di instagramnya pun masih tetap sama. Namun, dasar remaja yang sedang dilanda jatuh cinta berapa kali pun melihat fotonya tetap selalu merasa berbunga-bunga.
*Ting*
Notifikasi ponsel Gisti menyala, ia segera membukanya.
Nadia
Gis
Gistiiii
Gistina Aufaa
Woyyy pacarnya Suho
Eh, lupa pacarnya Xiumin
Ahh, bodo amat deh gue lupa bias lo kebanyakanBawa-bawa mantan gue mulu lo
Pacar gue Xiumin sekarang
Eh, nggak udah ganti jadi Mingyu
Ada apa lo? Pasti mau curhat yakan?
Read
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita ✔ [TAMAT]
Teen Fiction"Hanya saja aku selalu menginginkan hadirmu disini, izinkan aku memelukmu sampai waktu tak dapat berputar kembali." - Gistina Aufa Perjodohan menjadi hal yang tabu bagi Gisti, belum lagi lelaki yang akan dijodohkan dengannya adalah lelaki yang sanga...