19. Kencan

102 18 9
                                    

Keesokan harinya Gisti mendapatkan sebuah pesan singkat yang menggemaskan dari Bryan.

Bryan
Tok...
Tok...
Tok...
Apa ada orang?

Permisi cari siapa ya mas?
Read

Bryan
Kalau tidak salah dirumah ini ada gadis cantik bernama Gisti, apakah ia sedang berada di rumah?

Iya benar Gisti sedang ada di rumah, ada yang bisa saya bantu mas?
Read

Bryan
Perkenalkan nama saya Bryan Putra Pratama ingin mengajak Gistina Aufa untuk berkencan hari ini.
Apakah Gisti berkenan untuk kencan dengan saya hari ini?

Kencan?
Kemana?
Read

Bryan
5 menit lagi aku otw

Tapi, kita mau kemana?
Read

"Aih, selalu seperti itu," gumam Gisti.

Gisti tersenyum dengan raut wajahnya yang memerah, hingga ia sadar bahwa hari ini Bryan mengajaknya berkencan.

"Yaampun, gue harus pake baju apa," panik Gisti.

Gisti membuka lemari yang berukuran cukup besar, nampak semua kaus dan kemeja kesukaan Gisti yang sering ia pakai ke kampus. "Bunda!!! Baju aku yang buat party kemana ya?" teriak Gisti.

Lia menghampiri Gisti yang sedang berdiri di depan lemarinya. "Loh, emang kamu mau kemana?" tanya Lia.

"Cepet, Bun, bantu cari."

Lia langsung membuka lemari Gisti dan meraih baju yang tergantung di pojok kiri lemarinya. "Baju seperti ini maksud kamu?"

Gisti melihat bahwa ibunya mengambil sebuah gaun cantik berwarna merah muda dengan panjang hingga mata kaki dan bercorak sederhana bak gaun yang dimiliki putri kerajaan.

"Nah!! Iya itu, Bun!! Terimakasih, Bunda," Kecup Gisti.

"Tumben kamu pakai baju seperti ini, emang mau party kemana sih?"

"Hmm, bukan party sih, Bun," Gisti terkekeh sambil malu-malu.

Lia menatap Gisti dengan wajah yang usil. "Mau kencan sama Bryan, ya?" goda Lia.

"Yaudah sini sekalian bunda dandanin kamu, biar Bryan makin terpesona." Lanjut Lia.

"Ahhh, Bunda jangan kayak gitu dong! Aku kan jadi malu." ucap Gisti.

Lia terkekeh dengan sikap anak sulungnya tersebut. "Engga kerasa ya anak gadis bunda sudah dewasa, yaudah sana kamu siap-siap nanti kalau udah beres panggil Bunda, ya?"

Gisti mengedipkan satu matanya pada Lia dan memberikan sinyal 'ok' padanya.

Satu jam kemudian...

Bryan sampai di depan rumah Gisti dengan pakaian casual yang menambah kegantengan lelaki tersebut. Pembantu rumah tangga keluarga Gisti yang sedang menyiram tanaman melihat kedatangan Bryan dan langsung menyuruhnya masuk.

"Masuk, Den." ucap Inem.

"Terimakasih, Mbok," Bryan langsung duduk di ruang tamu.

"Mau dibuatkan minuman apa, Den?" tanya Inem dengan sopan.

"Air putih saja, Mbok."

"Baik, tunggu sebentar ya, Den."

Bryan bersandar di sofa, lalu mengambil ponsel yang berada di saku celananya.

Tentang Kita ✔ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang