PART 7 : Diamanda yang Lain

648 126 91
                                    

BERDOALAH SEBELUM MEMBACA PART TUJUH

Teruntuk kamu,
yuk jadi bagian dari cerita ini, dengan memberi banyak komentar dan menekan tanda bintang. Jangan lupa bahagia ya teman!

Satu kata dong buat Yogyakarta?

Buat Pejuang yang terus berjuang:
Beristirahatlah sejenak di tengah jenuhnya perjuangan. Karena kamu selalu butuh energi. Bahkan untuk sekedar mengatakan "Aku menang. Aku berhasil!" Kamu tetap butuh energi.

IOIOIOI

JADI, siapa aku?

Mulut Diamanda terus bergumam lirih merapalkan pertanyaan itu, sedang tangannya sibuk mencoret-coret buku catatannya.

Surat dari 'aku' dan kado dari Jasper yang ditemukan Diamanda secara bersamaan, membuat Jasper berpeluang menjadi 'aku' hingga di tingkat seratus persen.

Namun, pengakuan Intan dan perkataan Jasper membuat peluang itu berkurang hingga posisi lima puluh persen.

Tapi bagaimana jika mereka berdua berbohong?

Masih ada satu orang lagi yang bisa memberi petunjuk.

"Shappira."

Gadis yang tengah berkutat dengan laporan keuangan Kopsis itu mengangkat wajah dan menatap sekilas pada Diamanda yang duduk di seberangnya. "Kenapa?"

"Kemarin pas Intan nitipin kotak kado, kamu lihat nggak ada surat di atas kotaknya?"

"Surat?" Shappira terlihat berpikir sejenak. "Aku nggak tau. Aku bahkan nggak lihat pas sepupumu masuk ke sekretariat. Tiba-tiba dia nyamperin aku yang lagi tuker-tukeran drama korea sama Kristal di samping sekretariat."

Menyebalkan!

Diamanda menyesal karena kemarin mampir ke ruang guru terlebih dahulu sebelum ke sekretariat. Itu membuat dia kesusahan sendiri mencari 'aku'.

"Pas itu di sekretariat ada siapa?"

"Siapa ya? Banyakan anak kelas sepuluh sih, kelas sebelas cuma beberapa atau mungkin nggak ada? Nggak tau deh."

"Nih minum!"

Tiba-tiba Garnatta datang, menyodorkan dua botol air mineral. Satu untuk Diamanda dan satu lagi untuk Shappira. Perlakuan sederhana Garnatta membuat kedua gadis itu menatap bingung botol air mineral di hadapan mereka.

"Minum! Biar hausnya hilang," perintah Garnatta. "Jangan cuma diliatin."

"Perhatian banget sih, Nat. Aku baper lho," ucap Shappira asal, tidak peduli pada Lazuardi yang terbatuk-batuk mendengarnya.

Surat Dari AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang