PART 11 : Sebatas Dugaan

573 100 37
                                    

SELAMAT DATANG DI CERITA SALSA. DAN SELAMAT MEMBACA DALAM DAMAI


Dear Reader,
yuk jadi bagian dari cerita ini dengan memberi banyak komentar dan menekan tanda bintang. Jangan lupa bahagia ya teman!

Part perdana untuk judul baru.

'Surat dari Aku'
Bye-bye Batas Imajinyata :"

Untuk yang suka sok tahu:
Wake up! Dunia nggak sesempit otakmu!

IOIOIOI

"Maaf."

Lazuardi menoleh dan menemukan Diamanda duduk di sampingnya. Entah sejak kapan, dia tidak sadar.

"Nunggu jemputan? Nggak bawa motor? Mau aku anterin pulang?" tawar Diamanda bertubi-tubi.

Hari ini Lazuardi memang tidak membawa motor karena perutnya masih terasa sedikit kacau. Seharusnya dia beristirahat di rumah untuk tiga hari ke depan, tapi ada hal penting yang membuat lelaki itu harus berangkat sekolah. Pekerjaan rahasia, yang hanya bisa dilakukan olehnya.

"Konyol," balas Lazuardi abai.

"Emang salah kalo aku nganterin kamu balik?"

"To the point aja. Kamu butuh apa dari aku? Nggak usah pake prolog absurd gini."

"Aku mau minta maaf ten-" Benar kan tebakan Lazuardi. Diamanda kalau terlalu ramah seperti ini pasti ada maunya. "Udah aku maafin." Potong Lazuardi cepat.

Mata Diamanda mengerjap bingung, dia tidak percaya Lazuardi akan memaafkannya semudah ini. Pasti ada yang salah dengan lelaki satu ini. Sepertinya, obat pencahar kemarin tidak hanya menyerang perut Lazuardi, melainkan juga otaknya.

"Secepet ini?"

"Udah aku maafin, masih protes. Mau kamu apa sih?"

"Ya aku mau dimaafin, tapi kan nggak segampang ini juga. Harusnya kamu marah atau setidaknya minta penjelasan dulu? Logisnya kayak gitu, 'kan?"

Lazuardi menghela napas panjang sebelum berkata, "Manda, nggak semua hal di dunia ini berjalan sesuai perkiraan kamu. Dunia nggak sesempit otakmu."

"Iya, tapi aku tau kamu kaya apa. Ini nggak bener. Nggak kayak kamu yang seharusnya."

"Itu cuma asumsimu. Nyatanya aku kayak gini, bukan kayak apa yang di imajinasimu. Jadi, bisa berhenti menilai orang berdasarkan imajinasimu?"

"Di-" Bantahan Diamanda tertahan karena motor Garnatta yang berhenti di depannya.

"Kalian ngapain? Berantem lagi? Nggak puas ribut di sekolah sekarang mau nyoba di luar sekolah juga? Ckck. Hebat sekali pasangan ketua dan wakil ketua Kopsis ini."

Secara spontan Diamanda dan Lazuardi saling menatap satu sama lain. Serentak mereka berdua menoleh pada Garnatta dan menggelengkan kepala. Kemudian secara bersamaan mereka bersuara membantah Garnatta.

"Kita nggak ribut."

"Nggak ada yang berantem."

Kekompakan keduanya sontak membuat Garnatta terkekeh. "Kompak bener sekarang. Sehati eui."

Lazuardi bangkit, mendekati Garnatta yang masih duduk di motor sambil memangku helm. "Kamu mau balik? Shappira mana?"

Tadi pagi karena sadar tidak bisa memboncengi Shappira pulang, Lazuardi menitipkan gadis itu pada Garnatta. Teman yang paling dia percaya untuk mengantar pulang sang pujaan hati.

Surat Dari AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang