PART 14 : Hal yang Benar

1K 88 25
                                    

SELAMAT DATANG DI CERITA SALSA. DAN SELAMAT MEMBACA DALAM DAMAI

Dear Reader,
yuk jadi bagian dari cerita ini, dengan memberi banyak komentar dan menekan tanda bintang. Jangan lupa bahagia ya teman!

Untuk yang resah:
Jangan sedih. Semua ada penyelesaiannya. Senyum dulu coba. Biar jalan keluarnya kelihatan.

IOIOIOI

"Manda, are you OK?"

"Pak Siswo bilang apa? Kamu dimarahin?"

Panik melihat wajah sendu Diamanda setelah tertahan lima belas menit di ruang guru, membuat Garnatta refleks mengusap lembut kedua pipi Diamanda. "It's OK, Manda. Jangan takut. Ada aku dan ada semua anak Kopsis yang bakal selalu bantu kamu."

"Natta." Diamanda berucap lemah.

"Mau ke sekretariat aja atau ..." Bel masuk membuat Garnatta terdiam sejenak. "Kamu mau aku temenin bolos atau mau aku anterin ke kelas?"

"Kelas aja."

Keheningan mewarnai perjalanan Garnatta dan Diamanda. Tidak terdengar sepatah kata pun keluar dari mulut keduanya. Yang terdengar hanya suara langkah sepatu mereka yang berjalan bersahutan. Serasi dan selaras.

Mata Garnatta menatap berkeliling. Entah mencari apa. Dia tidak tahu. Dia hanya tahu saat ini tengah kebingungan karena Diamanda. Kenapa juga muka sedih Diamanda harus jadi masalah buat dia?

Sosok Kristal yang berjalan dari arah kantin bersama Jasper dan Intan seakan menjadi jawaban untuk Garnatta. "Kristal!"

Melihat Garnatta mengantar Diamanda ke kelas, Jasper mengambil langkah lebar, menghampiri mereka dengan rasa cemburu tertahan. "Kamu ngapain nganterin Manda ke kelas?"

"Cie ..." Intan yang telah berhasil menyusul Jasper bersama Kristal menggoda habis-habisan lelaki itu. "Ada yang merasa posisinya ter .... hmmmp ... hmmmp..."

Buru-buru Jasper menyumpal mulut Intan yang hari ini terasa begitu pedas untuk perasaannya. Intan meronta-ronta meminta pertolongan, tapi tidak ada yang berniat menolongnya. Diamanda dan Kristal justru terhibur menikmati penyiksaan Jasper pada Intan.

Sedangkan Garnatta memilih tutup mata pada tingkah dua teman sekelasnya. Sudah biasa melihat mereka berdua ribut bagai kucing dan anjing. "Manda aku balik. Entar kita bahas bareng Fira dan Ardi pas pulang sekolah." Garnatta beralih pada Kristal. "Tal, aku nitip Manda. Chat aja kalo ada apa-apa."

Kalimat Garnatta secara otomatis, membuat Jasper dan Intan menghentikan aksi kekanak-kanakannya dan menatap Diamanda panik. Seperti biasa, selalu mulut Intan yang bekerja paling cepat. Dia bertanya, "kamu kenapa, Dee? Sakit? Pilek? Mual? Muntah? Susah buang air besar? Badan pegal-pegal?"

"Gapapa." Diamanda menjawab singkat.

"Terus?"

"Tadi aku cuma pura-pura...hmm." Diamanda bingung sendiri. Bagaimana menjelaskan keisengannya yang ditanggapi serius oleh Garnatta.

"Pura-pura apa?"

"Yah gitu. Tadi sebenarnya cuma mau ngisengin Natta aja. Makanya aku pura-pura sedih kaya habis dimarah habis-habisan sama Pak Siswo, padahal nggak dimarah sama sekali." Diamanda menjelaskan pelan-pelan. "Dan ternyata, Natta percaya terus jadi panik beneran. Tahu ah, gitu deh pokoknya," terang Diamanda malu-malu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Surat Dari AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang