PART 10 : Dari Aku

586 87 49
                                    

SELAMAT DATANG DI CERITA SALSA. DAN SELAMAT MEMBACA DALAM DAMAI

Dear Reader,
yuk jadi bagian dari cerita ini, dengan memberi banyak komentar dan menekan tanda bintang. Jangan lupa bahagia ya teman!

Untuk yang menyerah karena masalah:
Kalo setiap ada masalah aku lari, kapan aku berkembang dan menjadi lebih baik karena berhasil melewati satu ujian kehidupan?

IOIOIOI

SEPERTI bisa ditebak, kasus keracunan mi ayam membuat Diamanda dan Pakde mendapat masalah besar. Waktu istirahat yang seharusnya mereka habiskan untuk menjajakan jualan di Kopsis, justru dihabiskan di ruang kepala sekolah.

"Bapak tidak menyangka, bagaimana bisa Kopsis yang seharusnya menyediakan makanan bergizi untuk semua murid Pembangunan, justru menjual racun yang membuat murid-murid berakhir di ruang kesehatan."

Diamanda dan Pakde bungkam. Mereka tidak menjawab pertanyaan Bapak kepala sekolah. Mereka tahu, Beliau belum selesai menyampaikan keluh kesahnya. Jadi, lebih baik diam mendengarkan.

"Bapak tidak ingin masalah ini dibawa ke ranah hukum, jadi Bapak minta Pakde dan Diamanda memastikan tidak akan ada korban yang memperumit kasus ini."

Diamanda mulai berbicara. Dia meyakinkan Bapak kepala sekolah untuk mempercayakan kasus ini padanya. Bahkan, gadis itu mempertaruhkan statusnya sebagai murid Pembangunan sekolah mendapat efek karena kasus ini.

Mungkin, Diamanda tertular kegilan Intan, tapi dia rasa inilah yang terbaik. Karena dia terseret kasus ini, artinya dia harus bertanggung-jawab menyelesaikan masalah ini hingga tuntas. Tidak peduli, dia menambahkan obat pencahar itu atau tidak.

Introgasi hari ini selesai ketika seorang dari Dinas Pendidikan datang untuk menemui Bapak Kepala Sekolah. Entah untuk membahas apa. Diamanda hanya berharap bukan membahas masalah keracunan. Sumpah, dia belum siap jika harus menghadapi masalah keracunan lebih jauh dari ini.

Air mata Diamanda terasa akan tumpah ketika dia dan Pakde keluar ruang kepala sekolah. Berkali-kali gadis itu mengatur napas, demi menahan agar air matanya tetap bersembunyi dengan benar di dalam sana.

"Neng, kenapa sampe jadi jaminan supaya Pakde bisa tetap jualan di sini? Pakde nggak masalah kalo harus pindah lapak. Walaupun Pakde udah sayang banget sama anak-anak Pembangunan."

Diamanda tersenyum samar. "Nggak, Pakde. Pakde nggak salah, nggak seharusnya Pakde dapet efek buruk masalah ini."

"Tapi kan, Neng juga nggak salah?"

Dia tidak salah?

Entahlah. Sebelum bisa mengumpulkan bukti dan menemukan si pelaku, Diamanda belum bisa mengatakan dirinya tidak bersalah. Karena itu hanya akan membuat dia terkesan mencari pembelaan belaka. Lebih baik dengan sportif, dia meminta maaf dan bertanggung-jawab, sambil mencari-cari kebenaran yang masih tersembunyi. Dia yakin, kebenaran itu pasti akan terlihat suatu saat nanti.

"Semua ini udah bener kok, Pakde," jawab Diamanda akhirnya. "Aku masuk dulu ya, entar lagi bel."

Diamanda berjalan ke arah kelas, dia tidak sadar, sejak awal Jasper berdiri di dekat ruang kepala sekolah demi menunggu hasil sidang satu-satunya mantan kesayangannya ini.

Surat Dari AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang