Prolog

16K 884 14
                                    

Ketukan palu dari Hakim telah membubarkan beberapa orang yang hadir dalam persidangan perceraian antara dirinya dan mantan suaminya. Hari itu dia seharusnya merasa bebas seperti yang dia harapkan. Dia sudah terbebas dari lelaki super sibuk, egois, dingin, keras kepala dan yang hanya bisa menyalahkan orang lain atas apa kesalahan yang telah dia lakukan sendiri _satu lagi lelaki kasar.

Tapi, salah, dia merasa begitu kosong,  dia telah kalah untuk memperebutkan hak asuh anaknya.
Kesalahannya sendiri sebenarnya, saat itu meninggalkan anaknya Sarada yang masih berumur dua tahun pada seorang pengasuh baru yang tidak dia tau betul seluk beluknya. Dia ceroboh dan meninggalkan mereka berdua di rumah, sedangkan dia sedang melakukan tes masuk perguruan tinggi.

Sakura dan Sasuke menikah di umur mereka yang masih terbilang muda, Sasuke 21 tahun dan Sakura baru 19 tahun. Dia melahirkan Sarada pada umur 21 tahun. Jadi dia belum sempat meneruskan kulia setelah lulus SMA. Dia memiliki cita-cita besar sebelum akhirnya Sasuke melamarnya. Seorang dokter adalah impiannya sejak kecil, Sasuke pernah berjanji kalau dia akan kuliah nanti setelah anak mereka lahir.

Dan bukan salah Sakura seharusnya jika dia menagih janji itu. Tapi, karena hal itu, Sarada terluka, dia jatuh dari ranjang bayinya dan sampai dibawa ke rumah sakit. Pengasuh yang dia bayar itu tidak ada di rumah saat Sasuke dan menemukan Sarada tidak sadarkan diri di lantai, orang itu pergi membawa banyak sekali perhiasan milik Sakura.

Semua itu membuat Sasuke murka, bahkan dia sempat menampar Sakura di depan umum sangking murkanya. Hingga akhirnya Sakura yang juga masih terlalu muda, dia ikut murka dan langsung meminta cerai, tanpa berpikir panjang lagi.

Dia tidak pernah memikirkan kalau dengan kesalahannya terakhir kali pada anaknya itu akan membuat hak asuh jatuh tidak padanya. Lagi pula menurutnya saat itu Sasuke juga memakai uangnya untuk menyuap hakim atau membayar lebih banyak pada pengacaranya.

Persidangan perceraian ternyata tidak sesimpel apa yang dia bayangkan butuh beberapa hari untuk akhirnya berhasil terputuskan. Dan akhirnya dia kehilangan anaknya, dia bahkan tidak diijinkan oleh Sasuke untuk bertemu Sarada.

Untuk terakhir kali dia menyusui anaknya di rumah sakit, dia menangis sambil memandangi wajah anaknya dan mengusap lembut cidera di tangan kiri Sarada. Berulang kali dia mengucapkan kata maaf, berulang kali dia mengecup wajah kecil Sarada yang terlelap setelah puas menyusu.

"Ketahuilah nak Mama akan selalu menyayangimu. Jika kau tidak bahagia bersama Papamu nanti, atau dia akhirnya mengabaikanmu, datanglah pada Mama. " Bisiknya pada balita kesayangannya.

_____

Semua kejadian itu terus berputar berulang-ulang di dalam mimpi Sakura, yang akhirnya selalu membuatnya terbangun dengan air mata.
Dia tidak pernah bisa lepas dari semua kejadian itu. Tamparan dari Sasuke, bentakkan, dan juga tangisan Sarada yang sedang ditangani dokter. Lalu ketukan palu kebebasan itu. Semua menjadi kejadian buruk yang pernah dia alami, dan selalu dia alami saat dia tertidur.

*********

TBC

Karena banyak pertimbangan, saya tidak jadi publish cerita kemarin yang saya promosikan di karya sebelumnya.

Ini cerita lebih ringan dari sebelumnya, jadi selamat membaca ... 🥰🥰
Semoga suka...

Comeback [SasuSaku Fanfiction] CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang