Sasuke terbangun dengan keringat berlimpah di keningnya, bahkan dia juga merasakan punggungnya basah oleh keringat. Padahal dia juga tidak menggunakan penghangat ruangan di musim dingin ini. Dia melihat telapak tangan kanannya yang beberapa saat tadi dia lihat begitu merah. Saat itu, kala kesadarannya kembali tangannya masih normal tidak memerah atau memucat, mungkin wajahnya yang pucat sekarang.
Segera dia mengusap keringat di keningnya dengan punggung tangan. Berusaha menghapus pula wajah cantik yang tadi dia lihat begitu lemah, terlihat sekali dia begitu ketakutan, wajahnya basah oleh air mata, lalu lengkap dengan warna merah di pipi akibat tamparan keras dari tangannya.
Sudah sepuluh tahun lamanya, tapi wajah itu tidak pernah bisa lepas dari pikirannya, belum lagi mimpi-mimpi yang kerap hadir serupa, berulang-ulang seolah untuk mengingatkannya atas kegagalan rumah tangganya. Sebenarnya dia sudah menyesalinya, lima menit setelah dia melakukan itu sepuluh tahun lalu, tapi dia terlalu keras kepala untuk meminta maaf, seharusnya dia tidak perlu melakukan itu hanya untuk membuatnya diam. Dia bisa bicara baik-baik, tapi kembali lagi, saat itu dia masih terlalu muda, begitu juga istrinya, mereka mudah sekali tersulut. Sampai saat ini dia masih mencoba untuk membenarkan segala yang dia lakukan di masa lalu. Jika saja Sakura menjaga anaknya dengan baik, dia tidak akan melakukan hal itu, jika saja Sakura tidak menuduhnya berselingkuh, dia juga tidak akan menamparnya. Akibat dari kejadian itu membuatnya mengalami mimpi buruk, ya walau tidak setiap malam, tapi kerap sekali.
Setelah bermimpi buruk Sasuke tidak akan bisa tidur lagi, kecuali pindah ke kamar anaknya, yang beruntung masih hidup dan sehat dalam pelukannya. Mengingat sepuluh tahun lalu anak kesayangannya itu hampir mati kesakitan, hanya karena perbuatan ceroboh mantan istrinya. Di balik itu semua sebenarnya dia juga bersalah, kala itu dia terlalu sibuk dengan perusahaan keluarganya yang hampir bangkrut setelah kematian ayahnya, dia harus kerja siang dan malam. Dia yang sebelumnya selalu bersikap lembut pada Sakura akhirnya dia berubah dan suka marah-marah. Tidak jarang dia mengabaikan keluargannya, dan terus berkutat dengan dokumen-dokumennya di kantor.
Andaikan dulu dia bisa bersikap lebih dewasa, mengabaikan egonya mungkin saat ini dia tidak akan terbangun tengah malam dengan keringat dingin, dengan jantung yang berdegup kencang. Mungkin saat ini dia masih memeluk istrinya dengan sayang. Menyesali perceraian itu?
Mungkin ya dan mungkin juga tidak, semua itu adalah yang terbaik menurutnya, karena selama sepuluh tahun dia juga bahagia tanpa seorang yang mengaturnya, misalnya harus pulang, harus memberi kabar, harus ini harus itu. Keuntungannya bercerai adalah kebebasan, dia sudah cukup bahagia bersama anaknya, ada ibunya yang juga membantu merawat anaknya. Dan juga kakaknya dan kakak iparnya yang tidak juga mendapatkan momongan, akhirnya Sarada bisa mempunyai kasih sayang lebih dari mereka juga. Izumi kadang suka berperan sebagai ibu Sarada, mengantarkan sekolah, mengambil rapot atau hanya untuk menghadiri pentas seni di sekolah Sarada. Cukup baik tanpa Sakura.
Yang susahnya adalah masalah ranjang, masalah kedinginan setiap malam. Hanya itu dia rasa.
Dia pernah mencoba memasukan seorang wanita dalam hidupny, tapi dia tidak bisa memberikan cinta pada wanita itu. Hubungan itu menjadi tidak jelas dan terkesan hanya hubungan badan. Akhirnya Sasuke mengurungkan niatnya untuk menikahinya, wanita itu juga tidak terlalu suka dengan Sarada, selalu cemburu kala dia memusatkan perhatian pada Sarada. Dari pada dia memaksakan menikahinya dan akhirnya anaknya menjadi terabaikan, lebih baik dia tidak melakukannya kalau hanya untuk memuaskannya. Saat ini hidupnya adalah Sarada, kebahagiaan Sarada juga akan menjadi kebahagiaannya.
Sepuluh tahun.
Hari ini tepat sepuluh tahun dia melajang."Mau sampai kapan kau menghantuiku huh." Sasuke menatap wajah wanita itu, di sebuah foto pernikahan yang terpajang begitu lebar di dinding kamarnya. Sebenarnya dia bisa saja melepaskannya dan membuangnya, tapi rasanya berat sekali. apa lagi melihat senyumnya dan senyum Sakura begitu lebar di sana. Dia ingat sekali bagaimana dia melamar Sakura dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Comeback [SasuSaku Fanfiction] Completed
FanfictionSepuluh tahun setelah kegagalannya dalam menjalin rumah tangga dengan Uchiha Sasuke, Sakura akhirnya dapat menerima lelaki lain sebagai kekasihnya. Untuk menikah lagi dia masih begitu trauma. Tapi tanpa diduga-duga kalau anaknya, yang dulu jatuh pa...