"Dari mana saja?" Bentak Sakura dengan suara halus. Dia terlalu kesal pada suaminya yang tiba-tiba menghilang, pagi tadi dia terbangun dan Sasuke sudah tidak ada di sampingnya. Lalu baru muncul siang ini.
"Hanya jalan-jalan." Jawab lelaki itu santai, menghampiri istrinya yang sedang membaca laporan pasien-pasiennya. Lalu dia mencium pipi Sakura. "Halo jagoan" Lanjutnya sambil mengusap lembut perut besar Sakura. Detik berikutnya terasa tendangan kuat dari dalam perut Sakura, membuat mereka saling menatap dan tertawa bersamaan. "Kau benar-benar jagoan."
Butuh waktu berbulan-bulan untuk meyakinkan Sakura mau menikah dengannya. Dan butuh dua tahun lamanya untuk membujuk Sakura mau mempunyai anak lagi. Perjuangan Sasuke tidak bisa diremehkan, dia membujuk Sakura setiap hari dengan rayuan dan janji-janji. Akhirnya Sakura mau mengandung lagi, itupun karena dia mulai kesepian semenjak Sarada sekolah di luar negeri, kesempatan itu digunakan Sasuke untuk membujuk Sakura. Sasuke juga harus berjanji kalau akan terus ada di samping Sakura, tidak boleh ke luar negeri, tidak boleh keluar kota. Jika terpaksa Sakura akan ikut bersamanya, apa lagi sejak wanita itu hamil, dia sangat lengket pada Sasuke. Suka sekali berlama-lama dalam pelukan Sasuke. Sakura juga sangat manja, lebih cengeng, dan kadang Sasuke tidak mengerti apa masalah yang membuat Sakura tiba-tiba menangis.
Seperti hari itu, Sakura sangat kesal karena Sasuke pergi tidak mengajaknya, bahkan tidak berpamitan padanya.
"Aku tanya kau dari mana?"
"Jalan-jalan sayang."
"Kau sudah berjanji kalau akan selalu di sampingku kan?"
"Iya aku butuh udara segar, jadi aku jalan-jalan dengan teman-temanku."
"Kemana?"
"emmm hanya sarapan bersama." Bohong Sasuke, dia tidak mau Sakura sampai tau kalau dia motoran bersama teman-temannya.
"Kan bisa mengajakku."
"Ini waktu bersama teman-teman saja Sakura, mereka juga tidak mengajak pasangan masing-masing."
Sakura berpikir sejenak, tadi pagi Izumi berkunjung sambil mengantar makanan dari Mikoto. Dan dia tidak bersama Itachi, berarti Sasuke tidak bohong.
"Kenapa aku merasa kalau kau berbohong ya.." Sasuke menelan ludah untuk membasahi tenggorokannya yang tiba-tiba mengering "Aku tanya sekali lagi, kau kemana?"
"Ke bukit dekat rumah Mommy." Akhirnya Sasuke mengaku. Setelah menikah Sasuke membeli rumah yang letaknya dekat dengan rumah sakit, hanya rumah sederhana.
"Sasuke, kau ini tidak kapok ya pernah hampir mati karena itu?" Sasuke sama sekali tidak takut, justru Sakura yang trauma, dia selalu berusaha melarang Sasuke untuk bermotor lagi.
"Treknya tidak bahaya kok, sumpah!"
"Apa kalian balapan?"
"Ya, tapi bukan aku yang menang, aku sengaja mengalah karena memilih berhati-hati."
Sakura menatap Sasuke tajam, lalu sebuah ketukan pintu seolah menjadi penyelamat bagi Sasuke.
"Ya masuk." Jawab Sakura. Pengetuk pintu itupun masuk. Karin,sekarang dia sama mempunyai perut buncit, tidak sebesar milik Sakura. Tapi wanita itu memang sedang hamil.
"Oh maaf kalau aku mengganggu."
"Tidak apa-apa Karin ada apa?" Tanya Sakura.
"Saya hanya mau mengingatkkan kalau nanti sore ada pertemuan dengan seluruh kepala departemen." Kini Sakuralah yang menjadi direktur rumah sakit sedangkan Sasuke sedang membangun resort baru di daerah pegunungan, sepertinya memang Sasuke tidak cocok dengan pekerjaan yang berhubungan dengan medis seperti itu. Tapi setahun ini dia sedang meninggalkan pekerjaannya itu, sekali lagi karena kehamilan itu, istrinya menjadi sangat rewel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Comeback [SasuSaku Fanfiction] Completed
FanfictionSepuluh tahun setelah kegagalannya dalam menjalin rumah tangga dengan Uchiha Sasuke, Sakura akhirnya dapat menerima lelaki lain sebagai kekasihnya. Untuk menikah lagi dia masih begitu trauma. Tapi tanpa diduga-duga kalau anaknya, yang dulu jatuh pa...