20

6.2K 700 88
                                    

Bagai perlombaan siapa kuat dia yang menang, dan Sakura sudah terbakar lebih dulu melihat mereka. Melihat secara diam-diam, karena dia juga tidak mau kalau Sasori tau dengan apa yang dia lakukan. 

"Sudah yuk." Ucap Sakura, berharap bahwa suaranya tidak bergetar sangking marahnya. Dia beranjak dan berjalan ke lantai dua untuk mencicipi cemilan-cemilan di sana. Masih mencuri-curi tatap kearah Sasuke yang masih betah di sana, dekat-dekat dengan Nami. 

"Lihat siapa?" Pertanyaan Sasori akhirnya membuat Sakura tersadar bahwa dia sudah kelewat batas mengabaikan Sasori hanya demi memantau mantan suaminya. 

"Tidak ada, aku hanya merasa bosan. Pulang saja yuk." Ucap Sakura. 

"Oke," 

Dia memilih berpamitan dengan Hinata dan Naruto lalu pergi begitu saja, terakhir dia lihat Sasuke sedang menyapa seseorang wanita tua yang ada di sana, masih bersama Nami tentunya. Dan entah itu membuatnya uring-uringan sendiri. 

Sampai di apartementpun dia melempar handbagnya begitu saja, tapi tiba-tiba sebuah pelukan mendarat di tubuhnya. Hangat memang tapi rasanya begitu hampa, dia tidak mau dipeluk oleh siapapun saat itu, rasanya pelukan itu semakin membuatnya kesal.

"Aku merindukanmu." Sasori mengecup bahunya, lalu naik ke leher jenjangnya. 

"Sasori."

"Aku ingin menghabisakan malam ini denganmu sama seperti waktu itu."

"Tapi aku harus ke rumah sakit, hari ini jadwalku jaga." Sakura segera melepaskan diri dari Sasori, sampai lelaki itu tersentak dengan penolakannya yang tiba-tiba. 

"Aku janji akan cepat." Sasori masih tidak menyerah, dia mengambil tangan Sakura dan dia tarik hingga wanita itu kembali ke pelukannya. Saat dia akan mengecup bibir Sakura, kekasihnya itu masih bersikeras untuk menolak, padahal hanya sekedar menerima ciuman tidak ada salahnya kan?

"Maaf Sasori, aku tadi memang berencana untuk pulang cepat dari pesta itu karena ada jadwal jaga. " Sakura meninggalkan Sasori dan segera masuk ke kamarnya untuk mengganti gaunnya dengan baju kerja yang lebih santai. Di dalam sana jantungnya berdegup kencang sekali, karena dia berbohong atau mungkin karena dia merasah bersalah, atau bahkan dia ketakutan sebenarnya disentuh oleh kekasihnya sendiri. Tapi, tadi itu Sasori memang terkesan begitu memaksanya. 

Dia keluar dari kamarnya membawa tas yang lebih besar untuk membawa beberapa barang-barangnya. Seperti baju dalaman dan kemeja untuk besok pagi. Di ruang tengah dia melihat Sasori duduk di sofa, duduk diam menunduk dengan rahang yang mengeras.

"Aku harap penolakan mu bukan karena mantan suamimu."

"Memang bukan," jawab Sakura tegas seolah tidak ada sedikitpun keraguan dalam perkataannya tapi dalam hatinya lain.

Salah satunya ya, ternyata seperti itu rasanya melihatnya bermesraan dengan wanita lain. Mungkin waktu itu dia juga merasakan hal serupa.
Batin Sakura.

"Baiklah aku percaya." Sasori mengambil jasnya dan beranjak dari tempatnya.

"Mau kemana?" Tanya Sakura melihat itu.

"Pulang."

"Kau bisa menginap dan pulang besok." Sasori tersenyum, mengusap rambut Sakura.

"Aku pulang sekarang saja. Lagi pula belum terlalu malam."

"Sasori, kau marah?"

"Tidak ada alasan untuk aku marah Sakura. Ya, walau aku sedikit malu sebenarnya. Aku seperti pecandu seks barusan." Sasori jujur sekali, dia memang sadar kalau barusan dia terlalu memaksakan kehendaknya dan itu memalukan sekali.

Comeback [SasuSaku Fanfiction] CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang