Sehabis mandi Sakura mendengar ponselnya berkoar-koar, dia lihat nama Sasuke tertera di layarnya. Dia langsung mendesah kesal.
"Halo," Ucap Sakura dengan suara datar, mudah-mudahan tidak terlalu memaksakan diri untuk menyembunyikan kekesalannya.
"Sakura, dari mana saja? aku sudah menghubungimu sejak tadi."
"Aku baru selesai mandi."
"Maaf, seper_"
"It's oke, aku sudah menduganya."
"Maaf, ternyata urusannya lebih runyam, ada yang menyelundupkan narkotika di barangku." Ucap Sasuke di seberang, Samar-samar Sakura mendengar kegaduhan di tempat Sasuke berada.
"Bagaimana bisa?"
"Aku tidak tau, sekarang ini aku sedang berurusan dengan polisi_"
"Polisi kau ditangkap?" Sakura meremas handuknya kuat-kuat. Jujur dia khawatir, menyelundupkan narkotika bukan masalah remeh.
"Bukan aku, untuk sementara Karin yang ditahan, karena semua barang itu dipesan atas nama Karin."
"Huh aku sedikit lega, tapi kau juga harus menyelamatkannya Sasuke."
"Tenang saja dia tidak dijebloskan di penjara seperti yang kau pikirkan. Sudah dulu ya, aku masih banyak urusan di sini. Sekali lagi maaf."
"Oh, sebentar" Sakura berteriak, walau sebenarnya tidak perlu, karena Sasuke masih ada di sana menunggunya. "Aku baru ingat besok aku ada operasi penting, tidak bisa ditunda dan digantikan. Bagaimana dengan Sarada?"
"Benar-benar tidak bisa ya?" Sakura menggeleng awalnya.
"Ya tidak bisa." Lalu sadar kalau Sasuke tidak bisa melihatnya menggeleng.
"Baiklah aku akan minta mom untuk menemaninya."
"Aku akan bicara dengannya, sepertinya kau sibuk."
"Baiklah, aku berharap bisa menghabiskan malam denganmu."
"Aku juga"
Sasuke tersenyum di tempatnya, "Ya sudah, selamat malam Sakura. Jangan tidur terlalu larut."
"Ya, kau juga." Panggilan segera terputus, sebelum mereka akan terus berbincang mesrah seperti remaja yang sedang kasmaran.
Bagaimana Sakura bisa tidur saat jelas-jelas Sasuke mengatakan seberapa berat masalah yang menimpanya sekarang ini. Berurusan dengan kepolisian pula, Sakura lebih tenang saat Sasuke berurusan dengan gengster dari pada polisi, setidaknya Sasuke tidak akan kalah jika adu pukulan. Tapi tidak dua-duanya lebih baik.
Setelah menghubungi Sarada, dan mengucapkan semua alasannya, anak itu cepat sekali mengerti. Urusan Sakura memang tidak bisa dikesampingkan, masalah nyawa manusia. Sakura membuka kembali data pasiennya besok, mulai dari kondisinya serta gambar CT-scannya, akhirnya membuatnya tidak tidur hingga dini hari. Sekitar jam 3 dini hari dia ingin menelepon Sasuke untuk menanyakan bagaimana keadaannya. Tapi dia mengurungkan niatnya, dan memilih tidur.
Betapa mudahnya mereka saling mengerti, Sasuke, Sakura dan Sarada. Andai dulu komunikasi antara Sasuke dan Sakura sebaik itu, mereka tidak akan pernah berpisah. Seandainya Sakura mau menanyakan apa saja masalah yang Sasuke hadapi di perusahaannya, atau lelaki itu yang bercerita dulu. Hubungan itu akan semenyenangkan malam ini, jujur Sakura khawatir tapi dia masih bisa sedikit tenang karena Sasuke sudah menceritakan semuanya. Andai mereka dulu melakukan hal itu, andai, andai, andai itu banyak sekali. Berandai-andai akan semakin membuat mereka tenggelam dalam penyesalan, sekarang semua sudah lebih membaik jadi untuk apa memikirkan andai-andai itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Comeback [SasuSaku Fanfiction] Completed
FanfictionSepuluh tahun setelah kegagalannya dalam menjalin rumah tangga dengan Uchiha Sasuke, Sakura akhirnya dapat menerima lelaki lain sebagai kekasihnya. Untuk menikah lagi dia masih begitu trauma. Tapi tanpa diduga-duga kalau anaknya, yang dulu jatuh pa...