DH. 8

416 60 0
                                    

"Karena gue suka sama lo"

"... "

Sampai beberapa saat Yeri masih terdiam menatap Galen mencoba mencari kebohongan dimata itu, namun yang didapatinya hanyalah sebuah kesungguhan. Perlahan gadis itu mulai tersentuh namun juga merasakan sakit, karena ia tau dirinya tidak akan bisa membalas perasaan itu. Hanya tinggal menunggu waktu saja sampai akhirnya Tuhan akan memanggilnya.

"Kak Galen serius?" meskipun ia tau jawabannya namun Yeri tetap menanyakannya.

"Terserah lo mau anggap itu serius atau bercanda" menghela nafas pelan Galen memilih memalingkan wajah, menyembunyikan kekecewaan yang ia rasakan. Memang seharusnya ia tidak mengungkapkannya sekarang.

"Tapi kak.. "

"Berhenti" tahan Galen membuat Yeri menghentikan perkataannya. "Gue gaa nuntut jawaban dari lo, tapi gue minta jangan larang gue buat deket dan peduli sama lo" lanjut cowok itu membuat Yeri menatapnya penuh sesal. "Kalaupun nanti ada orang lain yang lo suka, gue bakal mundur".

Yeri menatap dalam diam sosok Galen yang kini juga tengah menatapnya penuh kelembutan namun juga terlihat sangat sungguh-sungguh membuat Yeri terharu.
Gadis itu merasa sangat beruntung sekaligus sedih.
"Makasih kak, aku baru tau kalau kak Galen bisa sebaik ini" sambil mengusap air mata yang sempat menetes Yeri berusaha tersenyum didepan Galen.

"Gue dari lahir emang udah baik" balas Galen ringan mengusap pipi Yeri menggantikan tangan gadis itu.
Terkekeh pelan Yeri menepuk tangan Galen itu.

"Gaa usah narsis"

"Gue jujur bukan narsis"

"Ck, iya deh, suka-suka kak Galen aja"

"Yaudah sekarang lo makan" pinta Galen meraih bubur yang tadi dibelikan oleh Jino.
"Lo ngapain aja sih dari kemarin sampai lupa makan" omel Galen meski begitu dengan telaten Galen menyiapkan makanan Yeri.
"Perlu gue suapin? " goda Galen tersenyum miring yang sukses membuat Yeri berdecak pelan.

"Aku bisa makan sendiri kak" balas Yeri meraih mangkuk bubur dan mulai memakannya, sementara Galen memperhatikan itu sambil tersenyum kecil.

"Oh iya, ini kan belum waktunya pulang! Kak Galen bolos ya" tuding Yeri mengernyit menatap Galen.

Mengangkat bahu acuh Galen lebih memilih meraih ponselnya. "Gue udah absen tadi pagi" jawab Galen santai.

"Kak Galen harusnya gaa boleh gitu. Asal kakak tau ya, diluar sana masih banyak anak yang gaa bisa sekolah padahal mereka ingin, sementara disini kakak justru seenaknya" keluh Yeri menunduk memainkan sendoknya.

Melihat itu Galen pun menangkupkan kedua tangannya di pipi Yeri dan membuat gadis itu kini menatapnya. "Lo pikir gue bakal bisa fokus belajar kalau tau lo masuk rumah sakit?" tanya Galen pelan penuh kelembutan.

"Ya tapi kan.. "

"Sstt! saat ini lo prioritas gue! Mulai sekarang gue yang bakal jagain lo" ucap Galen penuh keyakinan.

"Kak Galen .. "

"Yang gue minta cuman satu, lo jangan dengerin perkataan buruk orang lain apalagi sampai lo jauhin gue!" pinta Galen menatap Yeri sungguh-sungguh yang dibalas anggukan oleh gadis itu.
"Good girl" ucap Galen mengacak pelan rambut Yer, "udah dilanjutin makannya".

#####


"Lo kenapa Na? Dari tadi gue perhatiin lo murung terus" tanya Bara, bel pulang baru saja berbunyi beberapa menit yang lalu. Dan kini Bara terlihat berjalan bersama dengan Riana.

"Kayanya gue udah gaa ada harapan deh Bar sama Galen" ujar Riana pelan.

"Kenapa lo ngomong gitu?" bingung Bara, karena seberapa dinginnya Galen, Riana selalu optimis kalau suatu saat Galen akan menyukainya.

Dear Heart -end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang