DH. 7

383 66 1
                                    


Siang itu seperti biasa Galen tengah berkumpul dengan teman-teman nya dikantin, namun setelah melihat ke sekeliling dan tidak menemukan keberadaan Yeri, cowok itu berdecak pelan. Sejak pagi pun pesan yang ia kirim tidak mendapat balasan.

"Mau kemana?" tanya Bara saat Galen beranjak dari duduknya.

"Hm" gumam Galen melangkah hendak meninggalkan kantin namun langkahnya langsung terhenti saat mendengar pembicaraan beberapa orang gadis yang duduk didekat pintu.

"Kasihan ya Yeri, pagi-pagi udah dilabrak aja"

"Iya, emang apa salahnya sih deket sama kak Galen"

"Gue malah ngerasa kalo mereka tu couple goals banget"

"Kak Galen juga jadi sering senyum kalo sama Yeri"

"Siapa yang nglabrak Yeri?" pertanyaan Galen yang tiba-tiba itu sukses membuat mereka terdiam dan saling pandang.

"Siapa?" ulang Galen tidak sabar.

"Em itu kak, kak Niken" jawab salah satu diantaranya ragu.

Tak membuang waktu Galen pun segera melangkah pergi. Tujuannya sudah pasti ingin mencari keberadaan Niken.
Apa mungkin karena ini Yeri tidak mau membalas ataupun mengangkat telfon darinya? Keterlaluan!

BRAAK!!

Suara gebrakan pintu itu sukses membuat mereka yang masih didalam kelas terlonjak kaget.

"Lo kenapa Gal?" Wendy salah satu murid yang berada dikelas memberanikan diri bertanya, karena kini Galen terlihat sangat marah.

Tanpa menggubris pertanyaan Wendy, Galen langsung menghampiri meja dimana Niken berada.

"Lo!" tunjuk Galen pada Niken yang kini membulatkan mata karena cowok itu menatapnya dingin, "gue gaa pernah usik hidup lo, dan gue minta lo pun gaa perlu urusin hidup gue" meski Galen berkata pelan namun mereka yang berada di kelas tau kalau cowok itu tengah menahan amarah nya.

"Lo ngomong apa sih Gal?" tanya Niken mengernyit bingung.

"Ga usah sok bego lo! Siapa yang nyuruh lo buat labrak Yeri?" kesal Galen langsung menggebrak meja Niken.

"Jadi tuh cewek kecentilan ngadu sama lo" mendengar nama Yeri langsung membuat Niken kesal hingga membuatnya berani menjawab Galen.

"Ngaca! Lo yang gaa lebih dari cewek murahan gaa pantes buat ngatain Yeri. Dan lagi bukan Yeri yang bilang ke gue karena gara-gara lo Yeri jadi jauhin gue" mendapat sentakan dari Galen sukses membuat Niken terdiam.

"Gue peringatin sama lo, sekali lagi lo usik Yeri, jangan harap lo bakal ngikutin acara kelulusan di sekolah ini" semua siswa tau kalau ucapan Galen itu sungguh-sungguh.

Tidak ada satupun yang berani menyela ataupun mendebat perkataan cowok itu. Menjadi anak donatur terbesar disekolah membuat cowok itu disegani. Apalagi Galen jarang terlibat masalah dan selalu menghasilkan prestasi untuk sekolah.

Setelah meninggalkan kelasnya, kini tujuan Galen hanya bertemu dengan Yeri dan memastikan kalau gadis itu tidak termakan oleh omongan Niken.

Sampai didepan kelas Yeri, Galen mencoba mencari keberadaan Yeri namun cowok itu tidak menemukannya. Bahkan Jino yang biasanya selalu bersama dengan gadis itu juga tidak terlihat.

"Kak Galen nyari Yeri ya?" tanya salah seorang teman Yeri yang duduk didekat pintu.

Sontak Galen pun mengangguk "Yeri kemana?" tanya cowok itu.

"Kak Galen gaa tau? Tadi pagi kan Yeri pingsan dikelas" terang siswa yang seorang gadis itu dan sukses membuat Galen membulatkan mata.

"Pingsan? Kenapa?" panik cowok itu.

Dear Heart -end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang