DH. 10

380 56 2
                                    


"Boleh ngomong bentar?"

Meskipun Yeri tidak mengenal siapa gadis yang kini berdiri di depannya, namun gadis itu tetap menganggukkan kepala.

Dan kini kedua nya berada ditaman samping sekolah.

"Kamu mau ngomongin apa?" tanya Yeri meremat kedua tali tas punggungnya.

Gadis didepan Yeri itu melipat kedua lengan didepan "gue cuman mau minta supaya lo jauhin Jino" pinta gadis itu to the point.

Mengernyitkan alis, Yeri membaca name tag gadis didepannya itu yang ternyata bernama Sheryl, "bentar deh, kenapa aku harus jauhin Jino?" bingung Yeri.

Sheryl berdecak pelan, "gue cuman gaa mau aja kalau perasaan Jino lo mainin. Selama ini Jino udah baik sama lo, dan sekarang lo justru jadian sama kak Galen. Lo jadi cewek gaa usah keganjenan bisa kan! Kalau udah ada kak Galen yaudah Jino lo lepas aja! Jangan lo manfaatin kebaikan dia" cerca Sheryl membuat Yeri tertohok dengan berbagai tuduhan yang diarahkan padanya.

"Tunggu Sher, kamu salah paham soal aku sama Jino, kita itu... "

"Udah deh gaa usah ngeles, gaa butuh gue! Inget ya lo mesti jauhin Jino" setelah memberikan ancaman pada Yeri, Sheryl langsung pergi begitu saja meninggalkan Yeri yang masih mematung ditempat. Setelah menghela nafas kasar Yeri memilih segera beranjak untuk pulang.

Baru saja gadis itu berbalik hendak menuju gerbang langkahnya langsung terhenti melihat seseorang yang sepertinya sudah sejak lama berdiri disana dan memperhatikannya. 

Memutus kontak mata Yeri memilih menundukkan kepala dan berjalan melewati orang itu.

"Lo ngindarin gue?" pertanyaan itu sukses membuat Yeri menghentikan langkahnya namun tanpa membalikkan badan.

Meremat tali tas nya lebih erat, "aku cuman lagi berusaha buat menuhin janji aku yang gaa bakal muncul didepan kak Bara lagi" balas Yeri pelan sebelum kembali melanjutkan langkahnya menuju gerbang mengabaikan Bara yang kini berbalik menatap punggung kecilnya.


#####

Yeri tengah bersantai menonton televisi saat Jino datang masih dengan pakaian futsalnya. Mengambil tempat duduk disamping Yeri dan meminum milkshake milik gadis itu.

"Wah enak banget, bikin lagi donk Yer" pinta Jino setelah menghabiskan milkshake milik Yeri.

"Jin, ada yang mau gue omongin" ucap Yeri mengabaikan permintaan Jino.

Jino mengangkat alis, "ngomong aja" ucap cowok itu heran karena tidak biasanya Yeri meminta ijin untuk bicara.

Meraih bantal sofa untuk dipeluk Yeri menggelengkan kepalanya, "nanti aja habis kamu mandi, sana gih cepet mandi" pinta Yeri mengibaskan lengannya pelan.

Mengangkat bahu acuh, Jino tetap menuruti perintah Yeri untuk segera membersihkan diri.

Sambil menunggu Jino, Yeri beranjak menuju dapur untuk membuat milkshake pesanan Jino sekaligus untuk dirinya sendiri.

Selesai mandi Jino kembali menyusul Yeri diruang santai masih dengan handuk kecil di kepalannya.
"Jadi mau ngomong apa?" tanya Jino meraih gelas milkshake nya.

"Kamu kenal sama yang namanya Sheryl?" tanya Yeri terlihat ragu.

Terdiam mencoba mengingat siapa orang yang dimaksud oleh Yeri, Jino pun menganggukkan kepalanya.

"Dia pacar kamu bukan Jin?" pertanyaan Yeri itu sukses membuat Jino tersedak pelan.

"Uhuk.. Uhuk..  Lo ngomong apa sih? Kalau gue punya pacar udah pasti gue kenalin ke elo kan" sambil mengusap dada pelan Jino menatap Yeri dengan mengernyitkan alis.

Dear Heart -end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang