Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dan hari perlombaan Archer antar sekolah pun di mulai. Tiap tim terdiri dari 3 orang, dan sekolah Yeri mengirim 2 tim, perempuan dan laki-laki. Karena bukan termasuk perwakilan tim dari sekolah, Galen, Bara dan Jino memilih ijin agar bisa melihat sekaligus mengawasi pertandingan Yeri itu. Dari sejak berangkat Yeri sudah terlihat agak pucat membuat mereka khawatir karenanya.
Pertandingan berjalan cukup lancar namun agak sulit untuk Yeri dan timnya karena lawan mereka yang cukup kompeten. Meski sempat tertinggal namun Yeri dan timnya tidak patah semangat sehingga mereka bisa menjuarai perlombaan dengan selisih poin sangat tipis. Yeri, Wendy dan Joy sontak saling berpelukan guna menyalurkan kebahagiaan mereka.
Selepas pembagian mendali, Yeri segera menghampiri Galen yang masih menunggu di parkiran bersama Bara dan Jino.
"Makasih kalian rela ijin buat dukung aku" ucapnya terharu.
"Kamu hebat, dan sekarang saatnya kamu istirahat" ucap Galen mengusap kepala Yeri membuat gadis itu menganggukkan kepala.
Namun baru beberapa langkah, gadis itu merasakan sakit yang hebat didadanya.
"K.. Kak.. " gumam gadis itu menghentikan langkah.
"Yer, kamu baik-baik aja?" tanya Galen khawatir.
"Ssa... Sakit kak" ucap Yeri pelan sebelum jatuh tak sadarkan diri.
Segera ketiga cowok itu membawa Yeri ke rumah sakit. Di jalan Jino menyempatkan menelfon ibu Yeri agar menyusul ke rumah sakit.
*****
Cukup lama dokter memeriksa kondisi Yeri. Bahkan ketika Teya dan Irene tiba di rumah sakit, dokter belum selesai memeriksanya. Tak ada yang membuka suara dari mereka sampai ruangan UGD terbuka menampilkan dokter yang memeriksa Yeri.
"Gimana kondisi anak saya dok?" tanya Teya segera.
"Kondisinya sudah sangat buruk, saya harap saudari Yeri segera melakukan pencangkokan jantung" balas sang dokter yang di angguki Teya.
"Baik dok, saya akan segera menelfon suami saya" terang Teya.
Ayah Yeri yang masih di Singapure segera mengambil penerbangan kembali dan mengurus keperluan Yeri untuk melakukan operasi di Jepang.
"Memang harus di Jepang ya Tan operasi nya Yeri?" tanya Galen pada Teya.
Teya tersenyum dan mengusap kepala kekasih anaknya ini, "kami hanya ingin yang terbaik untuk Yeri, Len" ujarnya pelan.
"Lama gak Tan?" lagi Galen bertanya karena ia tak mau terpisah dengan Yeri.
"Hanya beberapa bulan, setelah operasi Yeri masih harus melakukan beberapa pemeriksaan untuk menyesuaikan dengan jantung barunya" terang wanita paruh baya itu.
"Kalau Galen kangen gimana Tan?" entah ada apa sama Galen sehingga cowok itu berubah merajuk seperti anak kecil.
Teya tertawa kecil mendengarnya, "kan yang penting Yeri nya sembuh, nggak lama kok, percaya deh sama tante" pinta Teya.