BAB 2

8.7K 306 10
                                    

Arzan
Cahaya pagi mulai membakar kulit putih bersihku hingga dua bola mataku perih tak karuan sebabnya. Ku tutupi wajah ku dengan selimut hangat berwarna biru tua, karnaku tak tahan dengan cahaya pagi itu. Saat ku ingin kembali berselancar ke dunia mimpiku tiba-tiba suara burung menganggu tidur indahku. Itu membuatku kesal dia telah mengusik tidurku
"Pergi sana... ganggu aja orang lagi tidur...pergi!" Gerutuku.
"Oh kamu berani ya... ngusir mama siap-siap aja jabatan kamu diperusahaan papa, kamu bakal diturun jadi OB tau rasa".ancamnya.
Sontak membuatku terpanting-panting dengar ancaman dari mama. jujur menjadi manager saja, aku harus berusaha mati-matian dengan syarat aku tidak diberi uang sepeserpun dari papa biaya kuliah walaupun papaku sendiri punya uang banyak bahkan melimpah. Namun papa ingin mengajarkan aku menjadi pria mandiri dan... itulah hasilnya aku memiliki restoran mewah bintang lima hasil jerih payahku sendiri. Dan perlu tau juga, aku akan menjadi pimpinan perusahaan papa, kalau aku sudah menikah.
"Zan cepat bangun trus mandi...ditunggu di meja makan.. satu lagi jangan ti-du-r lagi..dengar zan!" Ucap mamaku arina.
"Iya iya arzan tau kok mah" kataku penuh kekesalan pada mama.

Kini bokongku telah mendarat di kursi berwarna coklat tua . Ya... bisa dibilang warna kayu jati. Ku lahap sarapan pagi ku begitu semangat hingga mama menegurku
"Makan pelan-pelan zan" mama geleng-geleng kepala dengan tingkah putra sulungnya ini. Saat mulutku bergetar ingin menyanggah tiba-tiba gadis berambut ungu muda dengan style zaman sekarang yang begitu nyentrik di pandang mata. Berteriak tepat di gendang telinggaku
"Pagi mama,papa, kak arzan" ucapnya begitu semangat.
"Ehh kok rambut kamu dicat lagi sih sya kemarin kan udah warna biru laut ?" Tanya mama.
" mama biasa aja deh ma...namanya juga anak muda" udah adikku membanggakan dirinya.
"Zan gimana ...udah dapat belum calonnya? Zan, inget ya kamu bakal papa angket jadi CEO kalau kamu dapat calon istri" ucap papa.
Aku hanya berdehem, tiba-tiba syasa berteriak tepat di telinggaku.
"Apa?"
"Sya" panggil mama.
"Maap ma syasa kaget" dia menundukkan kepalanya.
"Aku duluan" ucapku sembari berdiri.
"Kok buru amat si kak?" Tanyanya padaku,takku jawab pertanyaannya, tau tak kuberi respon, syasa ngomel-ngomel dari belakang. Tak kujawab sebab malas tuk bertengkar dengan gadis nakal itu. Langsung pergi dari rumah.
Saat aku sudah sampai di kantor, orang-orang menunduk hormat semuanya paadaku menampilkan senyum terbaiknya. Aku mengiraukan mereka, lalu langsung saja kulangkahkan kakiku ke ruangku. Saat ku tengah duduk dikursi kebesaranku yang baru manager walau belum jadi CEO.
etss jangan kira aku miskin, perkerjaan ku bukan hanya menjadi manager saja namun juga pengajar yang handal belum lagi restoran mewahku yang akan kubuka 2 cabang lagi.

Seseorang sepertinya datang, kini tengah mengetuk pintu ruanganku.
"Masuk" pria itu masuk dengan membawa map berwarna emas.
"Permisi tuan" ucapnya, aku masih menampilkan senyum sangarku.
"Ini semua informasi tentang gadis itu" ia menyerahkan map itu padaku dan kulihat biodata gadis itu namanya haba salsabillah, aku tercengang ternyata dia masih begitu muda. Ku perhatikan dari matanya sepertinya dia cukup cantik.
" baik nanti sore kita kerumahnya"
Ucapku langsung di angguknya dia berlalu dari ruangku.

🥀🥀🥀

Arzan melihat rumah gadis itu cukup mewah dengan design modern yang memberikan kesan indah.
Arzan turun dari mobilnya ia pergi kerumah gadis itu.
Arzan menekan bel dan beberapa saat kemudian seorang perempuan paruh baya datang berbalut jilbab ungu.
"Maaf cari siapa ya?" Tanyanya ibu itu
" saya mau cari pak abdul, apakah dia ada?" Tanya arzan.
Wanita itu langsung memanggil pria yang arzan cari.
"Yah... yah... ada yang cari" teriaknya
"Masuk aja dulu" ucapnya lemah lembut pada arzan. Arzan masuk dan di arahkan duduk di sofa rumah itu dengan gagahnya tanpa menghilangkan ketampanannya
" maaf anda cari saya" pria itu datang langsung duduk di sofa.
" perkenalkan nama saya arzan alvaro " ucap arzan.
" hmmm, Jadi apa niatnya sampai datang kemari" tanyanya lagi
Tanpa basa-basi, lalu arzan menyampaikan niatnya.
"Saya datang kemari ingin meminang putri bapak haba" ucapnya tegas.
" apakah ini benar?" arzan mengangguk.
"Dari mana kamu tau putri saya?"
" saya melihatnya di restoran saya" ucap santai arzan.
" apa yang membuat dirimu berniat baik datang kemari sedangkan kamu lihat? Anak saya mengunakan cadar" ucap abdul.
"Iya saya tau tapi saya akan menjadi suami yang baik untuk haba" ucapnya tegas.
"Permisi" tiba-tiba zahra dapat dengan membawa rantang dua gelas teh hanget.
" silahkan di minum " ucapnya dengan senyuman.
" baik datanglah dengan orang tua mu kesini. Dan insha allah saya dan istri sudah mengizinkan kamu namun belum tau dengan anak saya. Saya harap jawabannya bagus" ucap pria itu.
" baik 2 hari lagi saya akan kemari "
Arzan berpamitan dengan abdul dan istrinya.
Kini arzan tengah berada di mobilnya
" mudah sekali" ia membatin.
" bagaimana tuan apakah kita ke kantor atau pulang" tanya troy.
"Kantor". Ucapnya.

haruskah dia  jodohku? (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang