BAB 12

5.3K 194 5
                                    

Sorry typo berteparan😫

Arzan

Pekerjaaanku kali ini begitu banyak.
Sungguh membuatku kewalahan walaupun sudah dibantu sekretarisku troy tapi ya tetap saja ini membuatku repot.

Ahh perusak sekali kenapa aku harus merindukan wangi mawar dari tubuhnya disaat pekerjaanku melimpah ahhh sial....

Kulirik jam di tanganku ternyata sekarang jam 9 malam.
"Ya ampun aku lupa, sudah hampir 4 jam haba kukurung di dalam kamar mandi, sepertinya aku harus pulang"gumanku.

Aku bergegas beranjak dari kantor menuju rumah.
Kali ini aku khawatir dia kenapa-kenapa.
Walaupun aku senang menyiksanya tapi aku justru takut kalau ia sakit ohhh tuhan suami macam apaku.
Malah suka menyiksa istri.
Mungkin otakku sudah gesrek. Karna wajahnya tambah imut pada saat aku menyiksanya.
Ohhh haba maafkan suamimu ini.

Aku segera naik tangga menuju kamarku dan istriku.
Kubuka pintu kamar.
Dan....

Deg

jantungku makin berpacu karna sampai saat ini dia masih menangis.

Aku berjalan terburu-buru menuju pintu kamar mandi kurenggut kunci dari saku celanaku.

Ceklek...

Suara pintu terbuka, dia kaget melihatku telah berdiri dihadapannya.

"Keluar hukumanmu sudah berakhir".ujarku yang tak bisaku hindari masih memberi tatapan yang begitu dingin.

Belum juga ada tanda-tanda ia akan keluar.

"Hey saya bilang keluar hukumanmu sudah selesai" bentakku.

Alhasil setelah kubentak ia berjalan amat  pelan keluar dari kamar mandi.

"Ganti bajumu saya tak mau kau sakit yang ada nanti saya repot" ucapku.

Dia melangkah ke lemari mengambil bajunya lalu ke kamar mandi kembali.
Dan tak butuh waktu lama ia keluar lalu dia sholat.

Aku selalu merasakan sesak dihulu hatiku saat dia melaksanakan sholat entah mengapa aku juga tak paham.

Apakah aku merasakan dosa yang melimpah ataukah aku muak melihatnya beribadah ahhh.... sudahlah tak perlu kupikirkan.

Setelah dia sholat ia naik ke atas ranjang lalu menutupi hampir seluruh tubuhnya dengan selimut cuman sampai batas lehernya.

Aku lirik mata elangku padanya wajahnya tampak pucat yang tadinya bibir haba terlihat merah kini juga terlihat pucat.

Tak lama napasnya sudah teratur berarti dia sudah tertidur.
Aku mendekatinya, kuperhatikan wajahnya kali ini benar-benar pucat jika dilihat dari dekat tapi takku pungkiri wajahnya masih saja cantik walaupun sedang pucat begini.

"Sayang maafkan aku, aku hanya ingin bermain-main saja wajahmu tampak lebih cantik saat kau menangis" ujarku.

Kukecup seluruh sisi dari wajahnya, mataku tak berhenti memandang wajah cantiknya.
"Sayang kau tau wajahmu semakin cantik jika diperhatikan dari dekat" ucapku lagi.

Kubalikkan posisi tidurnya menghadapku lalu kupeluk ia dan memberikan kecupan diubun-ubun kepalanya yang tertutup jilbab.

Sesaat kemudian dia meracau tak jelas aku yakin pelukanku terlalu erat hingga membuatnya tak nyaman.

"Cup cup cup sayang jangan risih saat kau tidur hmm" ucapku layaknya menenangkan anak bayi.

Kuelus punggung haba agar tak risih lagi dengan posisi tidurnya.

                             🌸🌸🌸

"Ehmmm" racauku saat seseorang menganggu tidurku.
"Kak haba mau sholat bentar ya"
Suara itu amat merdu membuatku tak ingin bangun lagi dari tidurku.
"Kak"suara itu lagi.

haruskah dia  jodohku? (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang