2

5.1K 127 0
                                    

Gue mengisap dengan pelan rokok yang sudah setengah Batang di rooftop sekolah gue. Asyik dah di sini. Angin sepoi-sepoi. Mantap jiwa.

"Hebat banget ya ada anak baru lagi ngerokok di rooftop sekolah. Perlu gue aduin ke guru BK?" Ujar seseorang cowok dari arah belakang gue.

Eits, gue kira di sini gak ada orang. Gue ngeliat ke arah cowok itu, yang ternyata dia, Vito Bramantio. Si cowok songong nan datar.

Ngapain coba dia di sini?!

"Masalah buat lo? Emang lo siapa, berani-beraninya ngadu ke guru BK?!" kata gue dengan sinis.

"Oh, ternyata lu belum tau ya, kalo gue Ketua Osis di sini?"

"Gue gatau dan gamau tau." Gue ngeisap rokok lagi tanpa memedulikan Vito yang sedang menatap gue dengan tajam. Emangnya gue takut?! Sorry lah yaw.

"Buang rokok lo," perintah Vito. Idih.

Gue membuang rokok yang barusan gue isap, dan setelah itu gue ngehidupin lagi satu batang rokok. Emangnya gue pikirin, huh?

"Kuat juga mental lo ya? Dibilangin malah ngeyel. Cepetan ikut gue!" Perintah Vito dengan seenak jidatnya.

"Lo siapa sih nyuruh-nyuruh gue seenaknya, emang gue pembokat lo?!" Protes gue dengan kesal.

Vito berjalan mendekati gue dan pas sudah berada di hadapan gue, dia NGEGENDONG GUE DI PUNGGUNGNYA, dan langsung bawa gue pergi meninggalkan rooftop.

EMANGNYA GUE JAMU GENDONG APA?!

"WOYY, TURUNIN GUE!" Gue memukul punggung Vito dengan sekuat tenaga. Semua orang di koridor melihat bingung ke arah Vito yang sedang ngegendong gue.

"VITO!! TURUNIN GUE, SETAN!!"

Percuma. Vito sama sekali nggak nurunin gue. Dia menurunkan gue pas kita udah berada di ruangan BK. Anjir.

"Eh, kunyuk. Enak aja lo—" sebelum gue mengeluarkan kata-kata mutiara gue, Vito langsung membekap mulut gue. Anjir nih tangan bekas apaan, asin banget coy!!

Tanpa perasaan, Vito langsung mendorong gue ke hadapan bapak-bapak berkumis tebal. Mengerikan. Mati lo, Vit.

"Selamat siang, Pak Beni," sapa Vito kepada bapak itu yang sekarang sedang membaca koran. Kumisnya gerak-gerak coy! Takut gue.

"Ya, kenapa Vito?" Bapak itu terlihat bingung ketika melihat gue yang berada di samping Vito.

"Bapak kenal cewek yang ada di samping saya kan?" Kata Vito sambil menunjuk gue yang sekarang sedang menatapnya dengan sinis.

Pak Beni mengangguk. "Ya, dia anak baru kan? Kenapa emangnya?"

"Dia tadi ngerokok Pak di rooftop sekolah."

"Benar itu Vita?" tanya Pak Beni sambil memicingkan matanya ke arah gue. Sedangkan Vito tersenyum mengejek. Oke Vito! Oke! Gue ikutin permainan lo.

"Enggak Pak. Saya gak ngerokok," jawab gue.

Vito melotot. "Gak usah bohong. Gue saksinya."

"Gue gak ngerokok. Kalo emang gue ngerokok, lo ada buktinya? Enggak kan?" tanya gue dengan santai. Vito melirik ke arah kantong saku rok gue.

"Coba keluarin isi dari kantong saku rok lo."

Yak!

Vito lebih pintar daripada Vita!

Vita bener-bener bego daripada Vito!

Dan untuk kali pertama, seorang Vita kalah karena Vito.

--00--

Bad Girl VS Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang