Happy Reading!
⬇⬇⬇Tiga puluh Bulan Kemudian
__
Sesosok wanita keluar dari pintu kedatangan bandara, wanita itu melepas kaca mata hitamnya sesaat lalu kembali memakainya setelah menemukan sosok pria yang menunggunya. Dia berjalan menghampiri sipria tersenyum, kemudian keduanya berjalan keluar bandara menuju mobil sipria.
“Kenapa baru kembali?” tanyanya yang begitu merindukan wanita yang terduduk disampingnya.
Wanita itu menoleh pada pria yang masih memfokuskan kemudinya, wanita itu membuka kaca mobil hingga wajahnya merasakan terpaan angin, matanya merapat menikmati betapa angin juga tersenyum pada kedatangannya.
Pria itu sedikit menoleh pada wanita yang tak juga menjawab tanyanya “Kenapa kau baru kembali..” sekali lagi tanya yang sama terlontar.
“Hanya merindukannya” jawab wanita yang masih merapatkan matanya namun membuat sipengemudi heran akan jawaban yang tidak dimengerti maksudnya.
Wanita itu membuka matanya dan ikut melihat kejalanan didepannya “Merindukannya? Apa atau siapa.. aku tidak mengerti maksudmu Fany-ah “ Tiffany, wanita itu terlihat murung mendengar pertanyaan pria yang sudah dianggapnya adik.
“Aku meninggalkannya dua tahun lalu dan kupikir sekarang setelah aku kembali semua masih terlihat sama”. Bukannya membuat sipria mengerti tapi malah membuatnya semakin berfikir keras maksud omongan model cantik disampingnya.
“Jadi jelaskan.. kau tahu aku tidak suka berpikir yang keras, itu membuat kepalaku sakit.” Tiffany tersenyum tipis. Dia heran bagaimana bisa pria yang katanya slalu mendapat nilai teratas ketika sekolah dulu, tidak suka berpikir keras, padahal dalam masa menjadi pelajar otak kita akan dipaksa untuk berpikir terutama ketika mendekati ujian.
“Negara ini!... ya, dua tahun enam bulan ternyata sangat membuatku merindukannya. Ahh aku sangat merindukannya tapi aku tidak bisa kembali”.
“Jika kau memang tidak berniat menjelaskannya jadi berhentilah membuatku memikirkannya” akhirnya pria itu mengeluarkan kepasrahannya akan setiap ucapan yang keluar dari bibir mungil Tiffany. Tiffany hanya tersenyum “hidup begitu menyakitkan tanpanmu, Yoona-ya” hati Tiffany melirih.
Ini kali pertamanya lagi setelah putusnya dengan Yoona, Tiffany kembali kekorea, itupun karena acara Seoul Fashion Week yang harus dihadirinya.
“Minho bisakah kau berpura menjadi kekasihku slama aku disini?”Pertanyannya spontan yang Tiffany katakan sukses membuat pria bernama lengkap Choi Minho menginjak remnya.
“Apa slama ini kau menyimpan perasaan padaku Ms. Hwang ?” Plettakk tangan anteng Tiffany mendadak gusar untuk tidak memukul kepala pria yang hampir membuatnya senam jantung karena rem dadakannya.
“Yakk,, kenapa kau memukulku setelah memintaku menjadi kekasihmu. Wae_ waeyo Fany-ah?”Rasanya Tiffany ingin kembali memukul lebih keras kepala yang semakin gesrek ini namun teurungkan karena Minho masih meringis akibat ulah tangannya barusan.
“Aku menyertakan kata ‘Berpura’ bukan serius. Aku hanya ingin kau menjadi kekasih pura-puraku ketika didepan seseorang.” Minho menoleh dengan dahi yang berkerut.
Tiffany tahu hatinya tidak akan sanggup jika kemungkinan slama dikorea dia bisa bertemu Yoona. Tekad yang sudah dipertahankannya slama beberapa tahun terakhir ini takut akan runtuh hanya karena melihat pria yang slalu berharga dalam kehidupannya. Tidak berbohong, hati wanita Hwang itu masih bergetar untuk satu nama Jung Yoona. Dan, setidaknya jika dirinya dan Yoona bertemu ia memiliki alasan agar Yoona menjauhinya yaitu dengan berpura-pur̉a menjalin hubungan dengan pria yang tiga tahun lebih muda darinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/140779435-288-k51971.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT -Complete-
FanfictionJessica Jung . Aku tahu ini salah tapi sungguh aku tidak mampu menghentikannya kau terlalu menguasai penuh hatiku. Im Yoong . Tidak bisa! Itu hal bodoh jika aku membalasnya. Aku memang menyayanginya tapi tidak untuk mencintainya. Tiffany Hwang . Aku...