Chapter 6

767 89 13
                                    


Jangan lupa buat vote sebelum baca, setidaknya itu lebih baik dari pada jadi sider. Anggap saja itu Thr dari kalian buat aku hhe.. satu lagi jangan lupa masih akan ada typo yang menganggangu .

Okey!! Langsung saja ...
_
Happy Reading!
⬇⬇⬇

Sepasang tubuh manusia tertidur dibawah selimut yang sama, keduanya masih utuh dibungkus dengan pakaian. Rintik hujan beserta kilat-kilat kecil membuat kedua tubuh itu enggan menjauh dari kehangatan yang nyata. Tiffany mengerjapkan-ngerjapkan matanya dan kini seutuhnya mata sabitnya terbuka. Jemari lentik terangkat mengukir lekuk wajah sang kekasih yang masih tertidur.. semakin Tiffany menyelami lekuk wajah Yoona hatinya semakin gusar.
Sesaat ingatannya kembali dimana ketika dengan sadar Jessica memintanya menjauhi pria yang sudah dicintainya ini melebihi apapun. Tidak ada keraguan dalam kata Jessica saat itu, hanya ucapan penuh sayat dan dingin. Otaknya perpikir keras alasan besar yang mendasari Jessica bersikap memusuhinya, sakit? Tentu saja!! Sahabat yang pernah menyanyangimu kini dengan tega menyakiti hati dan fisikmu.

"Apa aku bisa jika kehilanganmu?" Bibir rapat Tiffany akhirnya bersuara lirih, sangat lirih sampai hanya dirinya yang bisa mendengar.

Lama Tiffany menyelami wajah pulas disampingnya. Tidak pernah terbayangkan jika dirinya harus kehilangan Yoona, hingga kemudian Tiffany mengangkat sedikit tubuhnya dan mengecup kening Yoona lama. Memberikan seluruh cinta kasihnya hanya pada pria bermata rusa ini.

"Eugghh.. ." Yoona melenguh membuka perlahan pandangannya, bibirnya tersenyum melihat apa yang sedang kekasihnya lakukan

Bibir pink itu terpaksa terangkat dari kening Yoona dan kembali menaruh dibantalnya. Senyum Yoona seketika sirna saat tatapannya jatuh pada mata Tiffany "Fany-ah ..." Dapat Yoona lihat dari tatap itu jika kekasih hatinya dalam keadaan tidak baik

"Ada apa? Akhir-akhir ini aku lebih sering melihatmu bersedih?" Entah perasaanya atau memang kekasihnya sedang menyimpan sesuatu yang membuatnya tidak tenang

"Aku hanya sedang berpikir jika ternyata hubungan kita tidak direstui" jawab Tiffany lemah

"Memangnya siapa yang tidak merestui hubungan kita? Aku bahkan bisa menikahimu sekarang jika kau mau"

Jessica! Dia yang kini menjadi menentang hubungan kita Yoongie-ah. Sayangnya ucapan itu hanya mampu Tiffany serukan dalam hatinya

"Bukan siapapun. Aku hanya takut jika ternyata ada yang ingin kita untuk berpisah." Pada akhirnya hanya kebohongan yang mampu Tiffany katakan untuk menjaga hubungan kakak-adik itu

Tangan hangat Yoona meraih tangan Tiffany. Mengaitkan tangannya dengan tangan milik Tiffany.. berharap dengan itu Yoona bisa membuat gadisnya meleburkan keraguan akan hubungan mereka.

"Kita bersama karena takdir, mencintaimu adalah keharusan untukku, takdir sudah sangat baik membuatku bertemu denganmu, gadis baik yang begitu pandai membuat seorang Jung Yoona tahluk hanya dengan senyumnya..."

"Tetapi jika Tuhan menginginkan takdirnya untuk kita berpisah? Aku tidak tahu harus berbuat apa.. hanya satu yang bisa kuperbuat? Slama takdir masih medukung kita aku akan slalu mencintaimu, menjagamu dengan segenap apa yang kubisa. Karena, Yoona tanpa Tiffany itu ibarat bumi kehilangan langitnya" cairan hangat sudah sukses membuat pipi tirus Tiffany basah

Tidak ada kata yang bisa Tiffany ucapkan selain hanya menghambur kedalam kehangatan sang kekasih. Beruntungnya gadis penyandang marga Hwang itu bisa begitu dicintai oleh Yoona.

"Aku mencintaimu, sayang" Yoona mengelus lembut punggung kekasihnya yang masih mensedekahkan air matanya pada kemeja Yoona yang kini basah.

"Aku lebih mencintaimu, kau tahu itu"

NOT -Complete-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang