[Twenty Nine]

731 102 3
                                    

Sreett

Bunga anggrek putih itu disimpan diatas makam, kedua orang yang duduk disana mulai mengatupkan kedua tangannya dan menunduk untuk berdoa.

"Semalam aku memimpikanmu."

Yerin membuka matanya dan menoleh pada pria disampingnya,
"Dia datang padamu?" rengutnya lalu menatap makam di hadapannya.

"Kenapa kau tidak mampir kedalam mimpiku?" dengusnya.

"Kurasa dia marah padamu, karena kau masih tidak mau membuka hatimu untukku." ucap Wonwoo dingin.

Yerin bungkam dan kembali menatap pria itu yang masih menutup kedua matanya khusyu. Dia terdiam menatap pria itu, sampai dia selesai berdoa dan menatap makam didepannya lalu pada Yerin yang masih menatapnya.

"Apa?"

Yerin menggelengkan kepalanya, dan menatap makam didepannya. Wonwoo menyunggingkan senyum tipisnya.

"Kau puas bisa mengunjunginya lagi? Kalau bukan karena aku kau tidak akan bisa datang kemari."

"Tapi kita tersesat tadi, kalau bukan karena aku menghubungi Minghao sepertinya kita akan bermalam di tempat aneh itu?"

Wonwoo berdehem dan celingukan.
"Kemana pria itu?"

Yerin mendengus, dan menoleh pada pria itu yang langsung menunduk begitu Yerin menatapnya.
"Belajar untuk bertanya pada sekitar ya.." ucapnya seraya mengelus rambut pria itu.

"Aku kan tidak bisa bahasa china."

"Ya kalau begitu tidak perlu sok tau, jika tak tau jalan beritahu aku jadi aku bisa menghubungi Minghao lebih cepat bukan?"

"Kau menyalahkan ku lagi.."

"Karena emang semuanya salahmu."

"Bisakah kita tidak bertengkar sekarang? Kau tidak malu pada Jun?"

Yerin mendengus,
"Jun kau lihat? Aku dan dia tidak pernah akur." adunya.

Wonwoo merengut,
"Kau yang slalu mulai duluan."

"Sudah hentikan." ucapan Yerin membuat Wonwoo bungkam.

Yerin terkekeh sendiri melihatnya, dia terdiam dan mengingat beberapa hari yang lalu saat pria itu tiba-tiba berperilaku aneh menurutnya.

Dia mendatangi fakultas Yerin, dan menunggunya. Yerin melihatnya bingung, dan menghampirinya.

"Wonwoo?"

Wonwoo menoleh dan menunjukkan senyumnya.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya gadis itu.

"Menunggumu." jawab Wonwoo enteng.

Ia jadi ingat beberapa hari yang lalu saat Wonwoo menemaninya didalam ruangan musik, sampai dia lelah menangis dan pria itu mengantarnya pulang.

"Untuk apa?"

"Ayo makan, lalu bicara."

Yerin masih menatap heran pria itu namun mereka akhirnya pergi makan disebuah restoran. Setelah selesai mereka langsung keluar darisana, Yerin semakin dibuat bingung.

"Kau mau bicara apa?"

Wonwoo menoleh,
"Ingin ice cream?"

Yerin tak menjawab, dan akhirnya mereka pergi ke sungai Han pada sore hari. Mereka duduk dipinggir sungai, Yerin menatap jauh kesana lalu tak lama Wonwoo datang dengan dua buah ice cream dan duduk disampingnya.

"Ini."

Yerin menerimanya dan langsung memakannya.
"Kau tau aku suka jika ada tiga tumpuk ice cream di coneku?" kekeh gadis itu.

Everlasting [End][✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang