Kami berjalan bersama dikoridor gedung dan menuruni tangga.
"Uhuk." tiba-tiba Jun terbatuk dan aku menoleh padanya.
"Kau sakit?" tanyaku padanya karena ia terlihat sedang menahan sakit saat batuk, ia memegang dadanya.
Dia menggeleng,
"T-tidak, hanya sedikit sesak saat aku batuk hehe." jawabnya kemudian kembali berjalan bersama."Sudah selesai tuan? Lho? Nona Jung?" sontak satpam gedung ini. Aku hanya tersenyum padanya.
"Selamat malam pak." sapaku langsung.
"Malam juga." balasnya.
Jun menatap pak satpam,
"Aku sudah selesai untuk hari ini. Terimakasih." ucapnya.Pak satpam mengangguk dan kami pun pamit, seorang pria berbaju hitam yang kutahu sebagai supir Jun membukakan pintu untuk kami.
Kami masuk kebagian penumpang, disepanjang jalan Jun trus menerus terbatuk membuatku sedikit cemas padanya.
"Kau sungguh tidak apa-apa?" tanyaku lagi.Jun yang tampak sedang meringis kesakitan kemudian mengangguk, dan mencoba tersenyum saat menatapku.
"Hanya batuk biasa."Pak supir menatap kami lewat kaca spion aku bisa melihat itu. Dia seperti mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan menyerahkan sebotol pil kecil pada Jun lalu botol air.
"Minum obatmu tuan."
Jun terlihat berdecak tak suka saat melihatnya.
"Kau sungguh sakit?" heranku.
"Ini bukan apa-apa kok, jangan khawatir. Hanya vitamin." jawab Jun lalu meminum pil obat itu dengan sekali tegukan.
Dia sadar aku masih menatapnya lalu tersenyum, mau tak mau aku juga jadi membalas senyumnya.
Kami akhirnya sampai didepan gerbang rumahku. Aku menatap ragu keluar jendela. Aku tidak siap dengan amukan Ayah lagi.
Jun membukakan pintu untukku, aku bahkan tidak sadar saat ia keluar dari pintu lain. Aku turun perlahan, dan dia menutup pintunya lalu menatapku.
Aku masih terdiam memandangi rumahku dengan ragu dan takut-takut. Apa aku minta Jun pergi dulu ya? Lalu aku kabur kerumah Hoshi yang tak jauh dari sini?
Aku menoleh padanya,
"Um.. Juㅡ"Eh? Jun malah menggenggam tanganku dan menarikku masuk kedalam gerbang rumah.
"Eh? J-jun apa yang mau kau lakukan?"
"Aku akan membantumu berbicara dengan Ayahmu." jawabnya cuek seraya berhenti tepat didepan pintu rumah.
"Ha? Kau sudah gila ya? Cepat perㅡ"
Tet
Aku tersontak saat Jun menyalakan bel rumah, dan pintu juga dengan cepat dibuka menampilkan sosok Jaehyun yang tadinya berwajah cemas kini malah menatap heran pada kami.
"Siapa Jaehyun? Apa itu kakakmu? Cepat bawa dia masuk."
Suara berat itu. Itu Ayah.
"Um? A-Ayah.." Jaehyun juga tampak kebingungan sendiri.
Sampai Ayah akhirnya berdiri dibelakang Jaehyun dan melotot menatap kami, terlebih lagi pada Jun.
"Selamat malam paman."
Oh tidak.
>>••<<
"Aku tidak mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Everlasting [End][✔]
Fanfic''♡Hanya mengisahkan tentang Cinta Pertama kedua insan manusia♡'' WARNING!! BUKAN AKHIR YG INDAH:'> "Cinta bagiku adalah menari, dan kau datang dengan alunan pianomu membuat rasa Cintaku berubah menjadi kamu. Walau mungkin hanya aku yang merasakann...