Dongeng malam hari
NOW PLAYING : LYODRA GINTING - GEMINTANG HATIKU
[Vote dan komen untuk cerita ini]
__________
Matahari sudah mulai terlihat cahayanya pun sudah membuat dunia menjadi cerah lagi, namun rara belum juga Bagun waktu sudah menunjukkan pukul 06.15 bagus Rara terlambat hari ini, Rara segera berlari ke kamar mandi tanpa lama-lama Rara segera berdandan seadanya.
Rara turun keruang makan Rara hanya menghabiskan susu hangat buatan ibunya, tidak ada waktu untuk sarapan lagi. Rara keluar dari rumah dan beruntung karena Arya sudah ada didepan rumahnya, bagus sekali ini membuat Rara tidak akan begitu telat.
"Lama banget sih tuan putri" Arya memberikan helmnya
"Duh ya maaf banget ya gue bangunnya kesiangan" Rara dengan buru-buru memakai helm lalu naik ke motor Arya.
"Gue bilang juga apa jangan suka nonton Drakor sampe malem Ra, gak nurut sih!"
"Udah deh gak usah ngomel, buruan cepet."
***
Sesampainya disekolah untung sekali gerbang sekolah belum ditutup juga, namun murid yang lain sudah berbaris dilapangan untuk upacara. Rara baris dibelakang barisan kelasnya, sedangkan Kana sudah berada didepan barisan, rajin sekali Kana.
Dipertengahan upacara Rara merasa sangat bosan, Rara melihat kanan kiri sekitarnya murid yang lain sungguh sangat menikmati upacara, setelah Rara melihat ke barisan kelas Arya Rara melihat Arya yang sedang menyaksikan tangan temannya yang ada didepan Arya dengan tali rafia, Rara tersenyum geli sungguh jail sekali pacarnya, saat Rara ingin memalingkan wajahnya tiba-tiba tatapan Rara bertemu dengan tatapan Ziva, Ziva menatapnya dengan sangat keji sedangkan Rara segera memalingkan tatapannya kearah yang lainnya.
Selesainya upacara barisan dibubarkan betapa ramai dan sesaknya, saat Rara berjalan ingin menuju kekelasnya tangan Rara ditarik oleh seseorang
"Ra?" Arif menahan Rara
"Maafin kejadian semalam ya, keluarga gue gk maksud-" Rara hanya mengangguk lalu pergi ke Kana yang sudah melambaikan tangan kepada Rara.
🕝
"Oke anak-anak bapak akan membagikan kelompok kalian, kelompok pertama Arif, Dita, Rayhan dan Rara kelompok kedua...." Pak Narto membagikan kelompok untuk mengerjakan tugas membuat cerpen yang nantinya cerpen yang paling Bagus akan ditampilkan di acara pensi sekolah tahun ini.
"Sudah paham semuanya" lanjut pak Narto
"Sudah pak.." serempak teman kelas Rara
"Ya sudah jika sudah paham silahkan duduk dengan kelompok kalian masing-masing" seluruh siswa kelasnya bergegas duduk dikelompoknya masing-masing.
Setelah semuanya sudah mereka berbincang dengan kelompoknya masing-masing, termasuk kelompok Rara.
"Gimana guys siapa yang akan jadi ketua kelompoknya ni" ucap Dita
"Menurut gue si Arif aja yang paling dominan" sahut Rayhan
"Gue si oke aja" semuanya mengangguk menyetujui Arif ketua kelompoknya, termasuk Rara "jadi dirumah siapa kumpulnya?" Lanjutnya
"Jangan dirumah gue lah ada keponakan gue nanti takut ngerusuin" ucap Dita
"Dirumah gue juga kan jauh, gue juga disini ngekos kalian tau sendirilah" rayhan
"Kalo kerumah rara?" Ucap Arif
"Jangan dirumah Rara juga gk kasian sama gue yang rumahnya jauh dari rumah Rara, nanti kalo gue pulang malem gimana?" Timpa Rara
"Yaelah dirumah Lo aja kali Rif" Rayhan mengusulkan
"Gimana setuju gk" ucap Arif yang disetujui Dita dan juga Rayhan
"Kenapa diem Ra? Gk setuju?" Tanya Dita kepada Rara yang hanya diam saja
Rara tidak ingin bertemu dengan ibunya Arif guys!
Lalu Rara mengangguk tanda setuju, walaupun sedikit terpaksa.
"Oke kita kumpul besok aja gimana?" Usul Rayhan yang disetujui oleh semuanya.
Bel istirahat sudah berbunyi, siswa sudah beramburan pergi menuju kantin.
"Ra mau istirahat gak?" Tanya Kana.
"Gak deh kan gue disini aja"
"Yaaah kenapa?" Kana dengan ekspresi wajah yang kecewa.
"Gak papa"
"Ya udah gue duluan ya" Kana pergi meninggalkan Rara.
Rara sungguh merasa tenang berada di dalam kelas sendirian, sunyi sekali fikirannya sedikit relaks. Namun Ziva yang lewat dikelas Rara melihat Rara sedang sendiri Ziva dan dayangnya pun masuk kedalam kelas Rara.
"Sendiri?!" Sindir Ziva yang membuat Rara kaget akan kehadirannya yang tiba-tiba seperti hantu.
"Mana ada yang mau lah temenan sama dia," sahut salah satu dayangnya Rika.
"Iya juga, muka pas-pasan gak punya kelebihan mana mungkin ada yang mau ya?!" Mereka tertawa Rara hanya diam mendengarkan omongan mereka yang Rara anggap sedang ngomongin diri mereka sendiri "kayaknya Arya juga kena peletnya"
"Siapa yang kena pelat?" Sahut Arif yang sedang berdiri diambang pintu
Ziva dan dayangnya menoleh ke arah Arif, ekspresi wajah mereka seperti risih dengan kehadiran Arif yang mengganggunya
"Gak usah ikut-ikutan ya!" Bentak Ziva ke Arif.
"Zaman sekarang masih main keroyokan?" Sindir Arif.
"Dia pantas mendapatkan ini!" Ziva yang menunjuk tajam kearah Rara.
"Oh maennya keroyokan lagi" Arya datang, membuat Ziva dan dayangnya kaget
"Arya, kamu kok ada disini?" Tanya Ziva sok manis.
"Tadi dia ngomong apa aja Rif" tanya arya menepuk punda Arif.
"Lo kena pelat sama Rara kak" ucap santai Arif.
Rara hanya diam dia tidak bisa berbicara apapun, Arya bertepuk tangannya sambil tertawa kecil.
"Mm iya sih gue kena pelet bener kata Lo ziv," ucap Arya.
"Peletnya dia tuh pelat yang paling buat gue jauh cinta sedalam-dalamnya karna tingkah laku yang Rara tunjukan saat sama gue" ucap Arya membuat Ziva memanas seketika.
"Kenapa si Lo sukanya sama dia bukan sama gue yaa!'' terang Ziva dihadapan Arya
"Mm kenapa ya?" Arya mengelus dagunya "karna hati dia tulus, gak busuk kayak Lo!" Tajam Arya membuat mata Ziva memerah
Ziva menatap lama ke Rara, tatapan keji yang berkali-kali Ziva tunjukan kepada Rara lalu Ziva pergi cepat dari kelas Rara yang disusul dayangnya.
________
Hiii!
Sedikit cerita nii:(
Tadi aku udah nulis bab ini panjang lebar tapi babnya malah hilang padahal udah nulis capek-capek.Vote untuk bab ku yang hilang ya:(
See uuuu👋
KAMU SEDANG MEMBACA
RARYA [Dongeng Malam Hari]
Teen Fiction[FOLLOW DULU UNTUK BISA MEMBACA CERITANYA] Kisah dimana seorang perempuan yang selalu diteror sosok bayangan hitam dalam mimpinya. Rara (saja) namanya seorang yang selalu diteror sosok bayangan hitam itu menerima teroran sejak ia menjalani hubungan...